Warm Time With You
(Hangatnya Bersama mu)
....
Kalau penasaran dengan ceritanya langsung aja baca yaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Udumbara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
Sore harinya.
"Tuan, mau kemana?" cegah Bi Inah, pembantu Amanda itu.
Datang-datang Rafli langsung masuk dan bergegas menuju kamar Amanda. Bi Inah yang melihat itu jelas melarangnya karena takut kegiatan majikannya terganggu. Karena Amanda sempat mengatakan kalau dia tidak ingin diganggu saat bersama Zyan.
"Ke kamar Amanda. Ada apa, Bi?" tanya Rafli bingung. Karena tidak biasanya ia dilarang ke kamar kekasihnya itu.
"Sudah izin ke Non langsung belum, Tuan?" tanya Bi Inah.
"Ngapain izin? Biasanya juga langsung, 'kan?"
"Tapi sekarang jangan langsung masuk, Tuan. Non udah peringatkan untuk tidak mengganggu waktunya,"
"Hanya karena anak angkat itu? Ck, aku akan tetap masuk dan bibi tidak perlu cegah saya." sinis Rafli, ia bergegas menaiki anak tangga untuk menuju kamar kekasihnya.
Bi Inah geleng-geleng kepala melihat kelakuan kekasih majikannya itu. Andai ia tidak berjanji pada Amanda untuk merahasiakan hubungan Amanda dengan Rafli, mungkin ia sudah memberitahu majikannya yang diluar negeri itu.
***
Di kamar.
Zyan tengah duduk di karpet bulu. Tangan kecil itu mencabut bulu bulu karpet tersebut.
Melihat anak angkatnya yang fokus dengan bulu-bulu itu, Amanda tersenyum tengil dan mencoba untuk menggoda anaknya itu.
"Zyan... Merangkak sini nak, nanti mama kasih nen." Amanda menggoyangkan badannya menggoda Zyan sedari tadi.
Merasa dipanggil, Zyan melihat kearah Amanda yang berjarak 5 meter darinya. la tersenyum lebar saat melihat apa yang dilakukan oleh ibunya itu.
"Nen.. Nen.. Nen.." celoteh Zyan seraya merangkak mendekati Amanda dengan cepat.
Amanda cekikikan dan ia sengaja mengeluarkan satu gunung kembarnya dan membuat Zyan semakin semangat merangkak.
"Nen.. Nen.. Nen.."
"Ihh, lucu banget sih anak mama. Ayo semangat nak,,," Amanda mundur agar Zyan semakin jauh merangkak.
Merasa ibunya semakin menjauh, Zyan berhenti merangkak dan menatap sang ibu. la sengaja mengerucutkan wajahnya hingga matanya terpejam.
"Astaga, gak bisa, gak bisa. Kamu terlalu gemesin kalau seperti itu, Zyan.." akhirnya Amanda lemah dengan ekspresi menggemaskan dari Zyan. la menyembunyikan gunung kembarnya lagi dan mendekati sang putra.
"Aaaa, anak mama lucu banget..." Amanda menggendong Zyan dan menciumnya gemes.
Zyan tertawa karena dicium oleh Amanda. "Nen," ia menunjuk kearah gunung kembar Amanda dengan jari telunjuk mungilnya itu.
"Kecil banget jarimu, Zyan, haha.." Amanda menggenggam lengan mungil itu dan ia cium-cium.
"Eeeeeee..." Zyan menarik tangannya dari genggaman Amanda.
Amanda terkekeh gemes. "Nen sambil rebahan aja, ya?"
Zyan menganggukkan kepalanya seakan paham apa yang dikatakan oleh sang ibu angkat.
"Pinter,,," Amanda melangkah menuju kasur. la merebahkan Zyan terlebih dahulu.
Kedua tangan Zyan keatas dengan telapak tangan dibuka dan ditutupnya. "Nen," ujarnya tidak sabaran.
"Sabar, Zyan. Padahal hari ini sudah sering nenen," Amanda merebahkan dirinya disamping Zyan. Saat ia hendak menghadap Zyan, tiba-tiba suara Rafli membuatnya terkejut.
"Amanda!" panggil Rafli cukup keras.
"Astaga.." kaget Amanda. "Nanti aja nen nya, ya. Mama urusin itu orang dulu," ia mencium pipi gembul Zyan dan bangkit dari rebahannya.
Set..
"Apa, sih?!" menepis lengan Rafli yang menariknya itu. la baru saja hendak membalik badan, malah ditarik tiba-tiba oleh kekasihnya itu.
Rafli menatap marah kearah Zyan yang juga menatapnya sambil mengecup lengannya sendiri itu. "Kamu suka anak kecil? Kenapa gak bilang aku kalau kamu rawat anak itu?!" tunjuknya pada Zyan.
Amanda tersenyum sinis. "Bagaimana mau bilang, kalau kamu gak ada hubungin aku. Kemana aja kamu selama dua hari ini, hah?! Selingkuh kamu?!" teriaknya kesal.
"Jangan asal bicara, Amanda! Aku kerja buat ngembangin perusahaan. Buat masa depan kita juga dan agar aku bisa cepat menikahi kamu."
"Alasan." Amanda berjalan mengelilingi ranjangnya dan mengambil botol dot. Ia memberikan dot pada Zyan sambil menunggu dirinya mengusir kekasihnya itu.
"Minum ini, Sayang."
Zyan meneguk saliva nya kasar saat tidak sengaja melihat belahan dada Amanda. la akui bahwa tubuh Amanda jauh lebih bagus dari pada selingkuhannya. Tapi, Amanda tidak bisa disentuh.
Rafli mendekati Amanda dan memeluk kekasihnya itu dari belakang. "Maaf tadi udah bentak kamu, ya." ucapnya lembut.
Amanda menaikkan sebelah alisnya bingung karena kekasihnya itu tiba-tiba berbicara lembut. la membalik badannya menghadap Rafli.
"Gak apa-apa kok. Kamu pasti capek, bukan? Duduk dulu, nanti aku minta bibi untuk buatin kamu minum dan makanan." ia memegang lengan Rafli yang melingkar di perutnya itu. Entah kenapa, ia tidak suka dengan tatapan kekasihnya itu.
"Mau makan kamu, boleh?"
Sesuai dugaan! Amanda tersenyum kaku dan melepaskan paksa pelukan Rafli. "Jangan aneh-aneh, Raf." risih nya.
"Aneh kenapa? Kamu menyukai anak kecil, bukan? Dari pada merawat anak orang, mending merawat anak sendiri." Rafli memperkuat pelukannya dan mengendus leher Amanda.
Amanda sekuat tenaga menahan dada bidang Rafli. "Jangan kurang ajar, Raf! Aku gak mau memberikan kehormatanku jika kamu masih tidak pasti menikahi ku!"
Aku akan menikahi mu, Sayang. Tapi, biarkan aku menyentuhmu dulu." pinta Rafli dengan suara serak karena sudah terbawa nafsu saat mencium aroma tubuh Amanda.
"Gak! Berani kamu macem-macem, aku gak akan bantu keuangan perusahaan kamu lagi!" ancam Amanda yang sebenarnya sudah takut. Tapi, ia menutupi ketakutannya agar Rafli tidak bergerak semakin jauh.
Ancaman yang begitu ampuh, Rafli melepaskan pelukannya dan menatap Amanda dengan mata yang sudah memerah akibat nafsunya.
"Kamu jangan perhitungan sama pacar sendiri, Amanda! Bantuan kamu juga untuk masa depan kita!" bentak Rafli nyaring dan membuat Zyan menangis karena terkejut.
Amanda melirik anak angkatnya yang menangis itu dan mendorong tubuh Rafli. "Sudah berkali-kali aku membantu keuangan perusahaan kamu, Rafli! Kenapa sampai sekarang belum ada hasilnya? Kamu serius tidak dalam mengelola perusahaan itu? Kalau tidak, biar aku yang beli perusahaan kecilmu itu!"
"Amanda!!!"
🌸🌸🌸🌸🌸