Rubia adalah putri seorang baron. Karena wajahnya yang cantik dia dipersunting oleh seorang Count. Ia pikir kehidupan pernikahannya akan indah layaknya novel rofan yang ia sering baca. Namun cerita hanyalah fiksi belaka yang tidak akan pernah terjadi dalam hidupnya.
Rubia yang menjalani pernikahan yang indah hanya diawal. Menginjak dua tahun pernikahannya suaminya kerap membawa wanita lain ke rumah yang ternyata adalah sahabatnya sendiri.
Pada puncaknya yakni ketika 3 tahun pernikahan, secara mengejutkan suami dan selingkuhannya membunuhnya.
" Matilah, itu memang tugasmu untuk mati. Bukankah kau mencintaiku?" Perion
" Fufufufu, akhirnya aku bisa menjadi countess. Dadah Rubi, sahabatku yang baik." Daphne
Sraaak
Hosh hosh hosh
" A-aku, aku masih hidup?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembalasan 02
" Aku masih hidup, tubuhku juga masih terlihat segar dan aku juga tidak merasa sakit. Tapi bukannya tadi aku sudah sekarat. Tapi kenapa aku di sini? Apa ini surga, tapi ini kan kamarku?"
" Nyonya, kenapa nyonya bicara begitu. Nyonya masih hidup dan masih cantik. Nyonya mungkin tadi bermimpi buruk."
Rubia sungguh bingung, dia yakin dirinya tadi sekarat dan mati. Rasa sakit di dadanya bahkan sangat nyata. Jadi tidak mungkin dia bermimpi.
Rubia lalu bangun, ia berjalan ke arah cermin yang ada di kamarnya. Ia menepuk pipinya sedikit lebih keras dan meyakinkan bahwa ini adalah nyata.
Di dalam cermin itu berdiri dirinya yang masih sehat dan bugar. Rambut berwana hitam legam dan bola mata merah seperti batu Rubi. Nama Rubia dipilih oleh ayahnya, Baron August Rocalion karena bola matanya itu.
" Mery sekarang bulan dan tahun berapa?"
" Ya?"
Mery, pelayan Rubia itu tampak terkejut. Mery adalah pelayan yang ia bawa dari rumah. Mery menjadi pelayan pribadi Rubia sejak Rubia berusia 12 tahun. Jadi sudah 8 tahun Mery menjadi pelayan Rubia.
Namun jika melihat kamar yang saat ini dia tempati, Rubia yakin bahwa dia berada di rumah Count Perion Gordone, suaminya. Jika ia memang mengulang kehidupan, maka dia kembali saat dia sudah menjadi istri Perion.
" Mery?"
" Ya, maaf Nyonya. Sekarang bulan 5 tahun 875 Kekaisaran Sein."
" Bulan 5 tahun 875 Kekaisaran Sein, jadi aku kembali di dua tahun sebelum aku mati. Aku mati tahun 877. Dan sepertinya mereka berdua juga belum meracuniku. Mery, bagaimana keadaan County?"
" Aah iya, pagi ini nama Nyonya masuk lagi ke buletin. Semua memuji Nyonya. Mereka mengatakan bahwa Nyonya adalah pemilik County yang sesungguhnya. Dan ada Rumor di luar, katanya Tuan Count selingkuh dengan sahabat Nyonya. Ya pasti Nyonya tidak akan percaya. Kemarin-kemarin saya bicara seperti itu kepada Nyonya tapi Nyonya selalu bilang bahwa itu tidak mungkin. Tapi Nyonya, sudah banyak yang tahu dan melihat. Para pelayan juga sebenarnya juga tidak suka kalau putri dari Baron Tenior Baimon itu datang ke sini. Dia berlagak seolah-olah menjadi nyonya rumah, dia suka menyuruh ini itu. Kami memperlakukan Nona Daphne dengan baik karena dia adalah sahabat Nyonya."
Degh!
Rubia terkejut, selama ini ternyata dia sudah diingatkan oleh Mery, tapi karena dia sangat bodoh, dirinya malah percaya dengan Daphne si ular betina itu.
Rubia merasa bersalah kepada Mery dan pelayan yang lain. Seharusnya dia bisa menghalau wanita jalangg itu dalam mengganggu rumah tangganya. Namun sekarang tidak lagi. Dia bukannya ingin menghalau Daphne untuk masuk ke dalam kehidupan rumah tangganya, ia dengan pintu terbuka malah ingin membiarkan Daphne masuk. Karena, hal yang pertama ia lakukan adalah bercerai.
Ya Rubia ingin bercerai dengan Perion Gordone. Tapi untuk bisa bercerai dengan Perion dia harus bisa mencari pria yang kedudukannya lebih tinggi dari Perion. Semua itu akan memudahkan proses perceraiannya. Karena jika tidak ada pendukung, Rubia akan kesulitan menghadapi Perion.
Pada masa itu, bangsawan yang memiliki gundik atau selingkuhan itu dianggap biasa. Jadi Rubia tidak bisa meminta cerai jika masalahnya tentang selingkuhan. Dia harus bisa memikirkan cara lain agar Perion lah yang akan melepaskan dirinya.
Namun sebelum itu, lebih dulu dia harus menghalau masalah yang paling dekat dan yang paling fatal. Kehidupan sebelumnya Rubia mati karena diracuni, dan dia merasa bahwa Mery yang digunakan sebagai alat oleh Perion.
Mery adalah pelayan kepercayaan Rubia, jadi pasti Perion lah yang meminta Mery untuk memberikan racun tersebut. Dan Rubia juga yakin pasti Mery juga ditipu oleh Perion.
Mery adalah rakyat biasa, apapun yang diperintahkan bangsawan dia tidak bisa menolaknya. Karena kalau tidak, dia bisa saja kena masalah.
" Mery, aku ada tugas untukmu."
" Siap, apa itu Nyonya."
" Jika Tuan Count memberimu sesuatu yang ia minta untuk diberikan padaku, kamu harus melaporkan dan memberikannya padaku."
" Ya, maksudnya bagaimana Nyonya?"
Mery nampak bingung, tapi dia menyanggupi perintah dari Rubia. Bagi Mery, Rubia adalah majikan yang luar biasa baik. Rubia juga sudah banyak membantu keluarga Mery, jadi Mery dengan senang hati menerima perintah Rubia.
" Baik Nyonya, nanti kalau Tuan Count memberi saya sesuatu saya akan langsung melaporkan kepada Nyonya. Nah sekarang mari kita bersiap Nyonya, hai ini adalah jadwal Anda untuk melakukan kunjungan ke tambang biji besi."
" Baik Mery, ah kali ini aku tidak akan memakai gaun. Pergi ke tambang lebih nyaman mengenakan celana."
" Tapi Nyonya nanti Nyo~"
Rubia tersenyum, dan senyuman itu memiliki makna bahwa dia tidak menerima protes dari Mery dan ingin Mery melakukan apa yang dia inginkan. Di kehidupannya dulu Rubia sellau bersikap anggun karena ingin selalu menjaga nama baik suaminya. Dia harus tampil elegan dan juga anggun ketika berada di manapun termasuk saat mengunjungi tambang. Padahal mengenakan gaun ketika berada di tempat itu lumayan berbahaya.
Tapi sekarang Rubia tidak akan melakukannya. Di kehidupan sekarang ini dia akan bersikap sesuka hatinya. Dia juga ingin berbelanja dan bersikap bodoh amat dengan pekerjaan. Dia sudah lelah selama ini bekerja demi kemajuan County, tapi yang ia dapat malah pengkhianatan dan juga kematian dari orang yang ia anggap paling terdekat dengannya.
" Sylvester, tolong keluarkan kuda?"
" Nyonya Rubi mau berkuda? Pantas saja pakaian Anda begitu."
" Tidak, aku mau menengok ke pertambangan."
" Ya?"
Sylvester yang merupakan kepala pelayan kediaman Count Gordone sangat terkejut melihat penampilan Rubia. Wajahnya begitu kebingungan. Dia lalu melihat ke arah Mery untuk menerima penjelasan, namun Mery yang berdiri di belakang Rubia hanya menggelengkan kepala. Itu bermakna bahwa Mery tidak tahu mengapa nyonya nya kenapa tiba-tiba bersikap demikian.
" Syl?"
" Aah baik Nyonya akan saya akan minta ke kandang."
Sylverster berlari dan kembali dengan sekejap sambil membawa kuda hitam yang besar. Kuda itu terlihat begitu kokoh dan juga buas, namun Rubia terlihat menyukainya.
" Nah hari ini ayo kita jalan-jalan berdua."
" Tapi Nyonya, Anda harus dikawal oleh ksatria."
" Tidak Syl, hari ini aku hanya akan pergi sendiri. Nah, sampai bertemu nanti malam. Kalau Tuan Count pulang lebih dulu, katakan saja tujuanku pergi. Hiyaaaa."
" Nyonya ... "
Perubahan sedikit yang dilakukan Rubia itu sudah membuat seisi kediaman Count Gordone bingung. Mereka tidak mengerti mengapa hari ini majikan wanita mereka begitu sangat berbeda dari hari sebelumnya.
Namun Sylvester dan Mery merasa senang dalam sudut hati mereka. Rubia terlihat lebih segar dan lebih bersemangat. Sorot matanya nampak jelas dan itu belum pernah mereka lihat setelah Rubia masuk ke kediaman ini sebagai istri Perion Gordone.
Tuplak tuplak tuplak
Rubia berkuda dengan santai. Ia membiarkan wajahnya tersapu angin dan menikmati setiap angin yang berhembus. Udara segar itu seolah menyejukkan paru-parunya yang di kehidupan sebelumnya sangat sesak dan sakit.
" Haaaah, rasanya sangat segar ternyata. Bodohnya aku yang selama ini diam saja dan berkutat pada pekerjaan untuk memajukan wilayah. Sedangkan suamiku yang brengsek itu dengan sangat bahagia berselingkuh. Kenapa juga aku kembali ke masa sesudah aku menikah dengannya, tapi tidak masalah. Aku harus bersyukur, dengan ini maka aku bisa membalas dendam. Tunggu saja kalian berdua, kalian akan merasakan hal yang sama yang aku rasakan."
TBC