Zara Salsabila, seorang gadis cantik dan juga pekerja keras. Diusianya yang menginjak dua puluh lima tahun dirinya sudah menjabat sebagai sekretaris CEO. Dia begitu dikagumi oleh banyak pria dan juga wanita yang menjadikan dia sebagai sosok idola. Prestasi yang begitu membanggakan tetapi tidak dengan perjalanan cintanya.
Justru dirinya dikhianati oleh sahabat baiknya dan juga kekasihnya sendiri.
Lalu bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24
"Mika."
"Zara."
"Kak Zara cantik banget deh. Pantesan om Aven suka dengan kakak," celetukan mika membuat Zara mendelik.
"Eh, memangnya ada yang salah ya dengan ucapanku. Kak Zara ini kekasihnya om Aven kan?" tanya mika langsung kepada Zara.
Hal itu membuat Zara menggelengkan kepalanya. Karena memang dia tidak ada hubungan spesial dengan Aven. Hanya sebatas teman sewaktu kecil dan juga Aven adalah atasannya di kantor.
"Bukan, mika. Aku hanya sekretaris bang Aven di kantor," jawab Zara apa adanya.
"Ya kalau nanti beneran berjodoh juga bibi merestui hubungan kalian kok Ra," sahut Alin yang mendengar percakapan kedua anak muda tersebut.
"Eh, bibi..."
"Wah lampu hijau tuh kak Zara. Restu dari Oma tidaklah mudah. Pastinya Oma sayang banget tuh sama kak Zara sampai udah kasih restu segala," ujar mika sambil menyenggol lengan Zara pelan.
Mika tahu betul Omanya seperti apa sehingga dia yakin kalau Zara adalah kandidat calon terkuat untuk menjadi tantenya.
Zara tidak mampu menjawab. Dia hanya tersenyum saja menanggapi ucapan kedua wanita yang ada di dapur bersamanya.
"Kamu harus belajar banyak dari kak Zara, mika, dia itu cewek yang pekerja keras, mandiri, jago masak dan juga cantik. Kamu musti belajar banyak dari Zara. Kalian cocok jadi kakak adek deh. Bukankah mika juga seusia Zidan ya Ra?" tanya Alin sambil mengiris bawang Bombay.
"Iya bi, sepertinya begitu," jawab Zara yang masih sibuk dengan ayam goreng crispy nya.
"Zidan itu nama adek kak Zara ya?" tanya mika yang kini ikutan membantu Oma dan Zara di dapur. Daripada terus-terusan di cuekin sama asisten Dion. Malah sakit hati Mika melihat kelakuan asisten om nya tersebut.
"Iya mika, aku cuma memiliki satu adek cowok," sahut Zara lembut.
"Aku mau dong jadi adiknya kak Zara juga. Biar kak Zara punya adik cowok dan cewek. Paket komplit kan?" ucap Mika.
"Boleh," sahut Zara dan mika pun bersorak senang di dapur.
Suasana dapur seketika menjadi ramai karena kehadiran mika yang begitu periang. Sehingga membuat acara memasak mereka menjadi lebih hangat.
Sedangkan ketiga lelaki yang menunggu di rumah keluarga hanya tersenyum saling pandang. Mendengar keramaian yang terjadi di dapur. Pak Tomo tersenyum menatap Aven yang juga sekilas menampakkan senyumannya.
"Sepertinya rumah ini sudah membutuhkan suara-suara yang banyak biar ramai. Jangan lama-lama deketinnya. Papa dan mama sudah semakin bertambah usianya setiap tahun. Kamu juga ingin bermain dengan cucu mumpung papa dan mama masih kuat gendong anak kamu, ven," ujar pak Tomo tersenyum simpul.
"Iya pa, masih pendekatan dulu. Harap bersabar," ujar Aven.
"Jangan lama-lama, dia cukup cantik dan menarik. Pastinya banyak yang suka, bukan begitu asisten Dion?" tanya pak Tomo kepada asisten sang putra.
"Hmm... iya pak," jawab asisten Dion ragu-ragu.
Dia takut juga akan tatapan dari Aven yang cukup tajam melihatnya.
"Lagian usia kalian sudah pas untuk berumah tangga. Jangan terlalu lama berpikir," ucap pak Tomo kembali.
Aven hanya terdiam dan merenungi ucapan sang papa.
......................
"Wah, mika jadi laper kalau lihat makanan segini banyaknya. Enak-enak banget kelihatannya," ucap mika sambil ikutan menata meja makan dengan makanan yang sudah matang.
"Ayo segera makan, sepertinya enak," ucap pak Tomo mengajak semua orang disana untuk makan.
Mika bergegas duduk di sebelah asisten Dion. Hal itu membuat yang ada di sana ikut terkejut. Padahal Alin hendak meminta mika duduk di sebelahnya.
Pak Tomo dan Bu Alin hanya menghela napasnya melihat kelakuan mika.
Seperti biasa Aven selalu meminta Zara yang mengambilkan dia makanan. Karena sudah terbiasa membuat Zara juga dengan santainya melayani Aven. Pemandangan ini membuat Pak Tomo dan Bu Alin yang melihatnya menjadi bahagia. Mereka berharap hubungan keduanya segera melangkah ke jenjang pernikahan.
"Kak Dion mau aku ambilin juga makannya?" tawar mika membuat asisten Dion seketika menoleh terkejut akan tawaran gadis muda di sampingnya.
Bagaimana bisa dia bertanya seperti itu di depan semua orang.
"Tidak! Aku bisa sendiri," jawab asisten Dion sambil mengerutkan keningnya.
Dia tidak mau menjadi seseorang yang disalahkan nantinya kalau menanggapi kelakuan nyeleneh dari mika tersebut. Nanti disangkanya mereka ada hubungan khusus lagi.
"Ih, kak Dion suka begitu kalau sama mika. Padahal mika ingin seperti om Aven dan juga kak Zara," gerutu mika pelan yang masih bisa didengarkan oleh asisten Dion.
"Jangan membuat ulah nona muda," bisik asisten Dion lirih.
......................
Sementara itu di sebuah hotel mewah berkelas. Seorang wanita dengan gaun merah menyala sedang memuaskan seorang pria yang menjadi kliennya malam itu.
Dia mengeluarkan skill yang dia miliki agar membuat kliennya itu menyukai service nya malam ini. Karena lelaki itu adalah tangkapan besarnya. Dengan dia bisa membuat lelaki gendut itu puas akan apa yang dia lakukan. Maka akan mempermudah jalannya menuju ke dunia perfilman seperti yang di harapkan.
"Ahhh... ahhh..."
Suara racauan itu terus terdengar dari lelaki gendut yang sedang duduk di kursi. Dengan si wanita bersujud di depannya. Melakukan tugasnya sambil menatap wajah si pria yang sudah tidak tahan lagi ingin menyemburkan sesuatu ke dalam mulut si wanita.
Dan di detik-detik terakhir sebelum akhirnya lahar itu keluar. Jessica menarik bibirnya dari pusat inti si lelaki. Dia harus melakukan itu sebelum tumpahan lahar itu mengenai bibirnya yang seksi.
"Aaaahhh.... "
Teriakan panjang terdengar menggema di ruangan tersebut. Si lelaki gendut sudah tumbang akibat kepuasan yang melanda dirinya.
Dia menikmati euforia yang dia dapatkan setelah sekian lama dirinya tidak mampu melakukan hal tersebut. Tetapi bersama Jessica dia mampu mencapai puncak surgawi. Karena itulah dia begitu menyayangi Jessika dan menjadikan wanita itu sebagai simpanannya.
Jessica terima-terima saja dijadikan simpanan lelaki gendut yang tidak ada bagus-bagusnya tersebut. Asalkan dia bisa hidup mewah dan bergelimang harta. Dia bisa menikmati indahnya dunia. Kalaupun dia bosan dengan si gendut tersebut maka Jessica mampu membayar para berondong manis yang bisa membuat di menjerit sepanjang malam di atas ranjang.
Jessica bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dari cipratan air milik si gendut. Dia sebenarnya jijik untuk melakukan hal tersebut. Tetapi si gendut memberikan kemewahan yang dia inginkan. Maka mau tidak mau Jessica melakukan pekerjaannya sebagai cewek simpanan si gendut. Selain profesinya sebagai artis dan juga model.
Hah!
Jessica membasuh wajahnya dan juga menggosok giginya. Kemudian dia menatap wajahnya di cermin. Dia memuji kecantikan dirinya yang cukup mahal dia dapatkan. Dengan perawatan rutin yang tidak kaleng-kaleng tentunya.
"Rupanya kamu sekarang sudah kembali ke keluargamu lagi. Dan kini tahta perusahaan sudah kembali kepadamu. Mereka sengaja membuat kamu miskin demi menyingkirkan diriku. Ternyata itu permainan keluarga mu sebenarnya, hmmm."
Jessica menatap sebuah foto tentang seorang CEO baru dari perusahaan MH. Aven Maheswara yang merupakan mantan suaminya.
❤️❤️❤️
TBC