Menceritakan tentang Naomi, seorang istri yang dijual oleh suaminya sendiri untuk membayar hutang. Dia dijual kepada seorang pria tua kaya raya yang memiliki satu anak laki-laki.
"Dia akan menjadi pelayan di sini selama 5 tahun, tanpa di bayar." ~~ Tuan Bara Maharaja.
"Bukankah lebih baik jika kita menjualnya untuk dijadikan PSK?" ~~ Gama Putra Maharaja.
Bagaimana nasib Naomi menjadi seorang pelayan di rumah mewah itu selama 5 tahun? Apa yang akan terjadi padanya setelah 5 tahun berlalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Kejadian di ruangan Gama
Gama memasuki ruangannya dengan wajah kesal, rapat yang seharusnya di jadwalkan satu jam molor menjadi 2 jam. Semua karena bagian pemasaran yang tidak becus melakukan tugasnya.
Harusnya dia bisa berduaan lebih lama dengan Naomi di kantor, tapi sekarang waktunya sudah banyak tersita.
Sebentar! Gama menatap seluruh isi ruangannya. Tidak ada Naomi di sudut manapun, bukankah tadi dia sudah berpesan agar wanita itu tidak keluar ruangannya?
Gama keluar dari ruangannya dan menuju toilet, tidak ada siapapun di sana. Lantai 10 kosong melompong, sekretarisnya juga belum kembali.
Seolah mengingat sesuatu, Gama buru-buru masuk ke dalam ruangannya dan menyalakan komputernya. Dia akan melihat lewat CCTV yang selalu bekerja 24 jam.
"Brengsek!" umpatnya saat memutar ulang rekaman CCTV di ruangannya sejak dia pergi rapat.
FLASHBACK
Tatapan Naomi bertemu dengan sepasang mata tajam yang berdiri di depan pintu. "Oh ada
siapa ini?" ujar pria yang baru saja masuk.
Naomi menaruh bukunya di atas meja dan berdiri, "Tuan Gama sedang rapat," ucapnya tak mengindahkan ucapan pria itu.
Mendengar hal itu, pria itu berjalan mendekat dengan senyum miring, "Aku tanya siapa kamu? Kenapa bisa di sini?"
Naomi risih dengan tatapan itu, tatapan merendahkan. Naomi memasang alarm bahaya di otaknya. Jika begini ia menyesal saat Gama ingin membelikannya ponsel tapi ia tolak.
Pria itu berdiri di dekat Naomi dan menelisik penampilannya dari atas sampai bawah. "Saya pelayan ----"
"Aku sudah tau! pelayan nafsunya, kan? Tak ku sangka seleranya sekarang berubah," selanya dengan nada mengejek.
Mulutnya memang merendahkan, tapi tubuhnya semakin maju, mengikis jaraknya dengan Naomi. Bibirnya menampilkan senyum miring yang terlihat aneh di mata wanita tersebut.
Alarm berbahaya muncul dengan cepat di kepalanya, Naomi memiringkan tubuhnya dan melangkah mundur. "Kenapa menjauh? Aku dan Gama sama saja, kita sering berbagi wanita. Ayolah, jangan sok jual mahal."
Naomi menggelengkan kepalanya kuat, kedua tangannya menyilang di dada. "Saya bukan pemuas nafsu!" teriaknya.
Naomi masih terus menjauh, memutari sofa dengan penuh kewaspadaan. "Come on! Gama tidak akan marah, aku teman baiknya," ucap pria itu.
Naomi masih tidak gentar, dia harus keluar dari ruangan Gama dan ke tempat ramai. "Kita bisa bersenang-senang selagi Gama tidak ada. Tenang saja, aku akan membayarmu."
Pria itu terus menerus mengeluarkan kalimat-kalimat rendah, penampilan Naomi memang tidak mewah. Tapi dia memakai pakaian yang masih sopan, tidak seperti sekretaris Gama yang sampai mempertontonkan paha dan dadanya.
"Saya bukan jalang, Tuan. Tolong jaga batasan anda!" geram Naomi.
Pria itu tertawa geli, "Halah! Kau pasti jalang baru, nanti lama-lama kau akan keenakan dan ketagian saat mendapatkan uang."
Pelecehan secara verbal, Naomi masih berusaha menahan diri karena dia sedang berada di kantor Gama. Ini juga pertama kalinya dia datang kemari, dia tidak ingin membuat tuan mudanya itu malu.
Naomi semakin dekat dengan pintu, dengan cepat dia berlari dan hendak keluar. Tetapi pergerakannya terbaca oleh pria itu. Hap!
Tangan Naomi di tarik hingga tersungkur di lantai. "Aku sudah berbaik hari padamu. Ternyata kau lebih suka di kasari ya?!" ucap pria itu dengan geram.
Naomi segera bangkit, jika begini dia tidak bisa diam saja. "Justru tuan yang tidak ingin diberi kebaikan!"
Ekpresi waspada di wajahnya berganti menjadi datar, dia mundur selangkah dan tanpa aba-aba menendang kemaluan pria di depannya. "Saya memang pelayan, tapi saya bukan pelayan nafsu seperti yang anda ucapkan!"
Pria itu merintih kesakitan memegangi selangkangannya, tendangan Naomi tidak main-main. "Jika anda ingin meminta ganti rugi, bilang saja kepada Tuan Gama."
Setelah mengatakan itu, Naomi keluar dari ruangan Gama. Dia tidak bisa terus berada di sini, akhirnya dia memutuskan pulang menggunakan taksi. Masalah uang taksi dia bisa meminta tolong Bibi Sarah saat sudah sampai.
FLASHBACK OFF
Gama memukul mejanya dengan kuat. Pria yang datang ke ruangannya adalah temannya sendiri, teman yang juga suka bermain wanita sepertinya. Dia akan membuat perhitungan nanti, dia harus memastikan keberadaan Naomi dulu.
Niatnya membawa Naomi hanya ingin memperlihatkan tempat kerjanya, agar wanita itu tidak bosan. Awalnya dia berpikir, kantor adalah tempat ter-aman dari mantan suami Naomi. Dia tidak menyangka justru temannya sendiri yang mengusik Naomi.
Harusnya hari ini dia bisa berduaan, pergi belanja bersama layaknya sepasang kekasih. Semuanya gagal total!
Di rumah, Naomi mengunci dirinya di dalam kamar sejak pulang dari kantor Gama. Jika pria yang melecehkannya tadi meminta ganti rugi, dia akan menjelaskan semuanya pada Gama.
Dia hanya ingin melihat dunia luar, tapi kenapa setiap dia keluar rumah selalu terjadi hal buruk padanya? Setelah ini, dia tidak akan pernah keluar rumah lagi seperti perintah Tuan Bara saat dia pertama kali datang kemari.
Bersambung
Terima kasih sudah membaca 🤗