Clara Aurletta Sydney. Seorang gadis yatim piatu yang selalu mengusahkan apapun untuk diri nya, ia gadis yang tangguh, hidup di tengah-tengah kota sendirian, tidak ada keluarga satu pun yang menganggap diri nya setelah kematian kedua orangtua nya, namun tidak membuat diri nya menyerah.
Tujuan hidup Clara hanya uang. Namun setelah ia berurusan dengan Lorenzo Carlos Mateo, hidup nya berubah drastis.
"Gadis barbar, sangat menyebalkan," Ujar laki-laki tampan, memiliki wajah yang hampir sempurna ketampanan nya.
"Aduh om, lain kali hati-hati, aku sedang buru-buru, masa cuman masalah gini aku dipecat," Kata Clara.
"Kau akan mengganti kan waktu saya yang terbuang sia-sia dengan hidup mu." Laki-laki itu pergi meninggalkan Clara yang masih mengoceh.
"Sudah tua, masih saja suka marah-marah, nanti tambah tua," Gerutu Clara.
"Tapi tampan juga sih, eh kalo tampan aja tidak berguna, harus banyak duit juga," Gumam Clara, ia selalu berpikir realistis untuk kelanjutan masa depan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehidupan Dua Sahabat
Dua bulan kemudian, tak terasa kehamilan Clara sudah memasuki lima bulan.
"Perut mu sudah kelihatan besar, aku tidak sabar menunggu kelahiran nya," ucap Lorenzo.
"Aku juga tidak sabar, empat bulan lagi kita akan bertemu dengan anak kita," ujar Clara yang mengelus perut nya yang sudah mulai buncit.
"Bayi kita tidak menyusahkan mu kan?" tanya Lorenzo.
"Tidak, lebih menyusahkan dirimu," jawab Clara.
Lorenzo menatap tajam Clara."Kau itu.."ujar nya.
Clara hanya tersenyum polos."Memang nya tidak merasa?"tanya Clara.
"Honey, jangan bicara kaya gitu, aku sedih,"ujar Lorenzo memperlihatkan wajah sedih nya.
" Ih kau, kalo musuh mu tau, mereka akan menertawakan dirimu,"ujar Clara tertawa.
Lorenzo terus mengelus perut Clara yang sudah kelihatan besar, Lorenzo masih tidak percaya ternyata ia akan memiliki anak.
"Aku benar-benar tidak percaya akan secepat ini mempunyai anak," ujar Lorenzo.
"Secepat apa? Kau sudah tua, sudah berusia tiga puluh tahun," ejek Clara.
"Tapi masih tampan," jawab Lorenzo.
"Selalu percaya diri, tapi memang suamiku tampan sih," ujar Clara.
***
"Al, sekarang mau bagaimana?" tanya Yeni.
"Setelah lulus, kita akan menikah, satu tahun lagi," jawab Alano.
"Tapi aku takut Al," ujar Yeni.
"Takut kenapa?" tanya Alano.
"Aku takut yang kau lakukan pada saat itu membuahkan hasil, aku takut hamil," ucap Yeni.
"Tidak akan, semua akan baik-baik saja, percayalah," ucap Alano.
"Semoga, tapi kamu janjikan tidak akan meninggalkan aku?" tanya Yeni.
"Aku tidak akan meninggalkan dirimu," jawab Alano.
"Kalo begitu aku pamit pulang, tadi aku cuman izin buat belanja," pamit Yeni.
"Mau aku antarkan?" tanya Alano.
"Jangan gila Al," jawab Yeni.
"Yasudah, hati-hati di jalan," ucap Alano.
Kemudian Yeni meninggalkan Alano sendirian, karena Yeni takut Clara akan mencari nya, Yeni hanya izin sebentar.
"Yen, maafkan aku jika suatu saat aku tidak menepati janji ku," ucap Alano.
Karena Alano di kabarkan oleh kedua orangtua nya akan di jodohkan dengan wanita pilihan nya, Alano sudah menolak tapi kedua orangtua nya kekeh dengan perjodohan keluarga nya.
"Aku membayangkan bagaimana sakit nya saat kamu tau, aku akan menikah dengan wanita lain, maaf Yen aku memang egois tidak memberitahu kan mu, tapi untuk saat ini aku masih ingin berada di samping mu," gumam Alano.
Berbeda dengan Yeni yang sudah sampai ke mansion.
"Yen, lama sekali, habis dari mana?" tanya Clara.
"Habis jalan-jalan aja, aku kan belum terlalu tau daerah sini," jawab Yeni berbohong, karena Yeni masih tidak mau menceritakan tentang hubungan nya bersama Alano kepada Clara, biar waktu yang akan memberitahu mereka.
"Aku khawatir, takut kamu terjadi sesuatu," ujar Clara.
"Aku tidak apa-apa, sekarang aku sudah berada disini kan," jawab Yeni.
"Iya aku lega, karena aku bertanggung jawab atas mu disini, aku takut kamu kenapa-kenapa dan orangtua mu akan sedih," ucap Clara.
"Bumil gak boleh banyak pikiran, mending kita bikin rujak aja," ajak Yeni.
"Ayok, kita ke halaman belakang," jawab Clara.
Setelah Clara dan Yeni menyiapkan alat-alat nya, kedua nya berdiam diri di halaman mansion yang sangat memanjakan mata nya.
"Clar, kalo di ingat-ingat, aku tidak menyangka kamu bisa memiliki suami sekaya ini," ujar Yeni.
"Bukan kamu saja yang tidak percaya, tetapi aku juga tidak percaya Yen, kamu tau kan kehidupan ku," jawab Clara.
"Ternyata benar, omongan itu adalah doa, kamu selalu mengatakan mau mempunyai suami yang kaya raya, tuhan kabulkan doa mu," ujar Yeni.
"Tapi Yen, ada satu hal yang harus kamu tau, aku baru mengingat nya," ucap Clara.
"Ada apa?" tanya Yeni menatap Clara.
"Ternyata orang yang sudah membunuh kedua orangtua ku itu bibi dan suami nya, adik ibu ku," ucap Clara.
Yeni refleks menatap tajam Clara, lalu menanyakan lagi."Demi apa?"tanya Yeni.
"Demi tuhan, kau ingat kan saat suamiku dulu bersama Alex menanyakan alamat kedua orangtua ku," tanya Clara.
"Ingat, sampai detik ini aku masih penasaran, mau menanyakan sama kamu tapi takut," jawab Yeni.
"Aku kan kabur ke Garut, karena ada satu kejadian disini yang membuat ku kembali mengingat masalalu ku, tapi aku tidak bisa membicarakan kejadian nya, karena ini menyangkut suamiku, jadi kamu faham ya," ucap Clara.
"Dari situ Alex mencari tau siapa keluarga ku, dan bagaimana cerita nya ibu dan bapak meninggal, setelah Alex cari tau ternyata ada yang janggal, terus mereka cari tau lah, kamu kan tau kekuatan uang itu bagaimana, nah setelah itu terbongkarlah semua nya," sambung Clara lagi.
"Gila sih adik sendiri membunuh sang kakak, demi harta warisan," ucap Yeni menggelengkan kepala.
"Aku juga sempat tidak percaya tapi setelah melihat bukti dan mendengar langsung dari pembunuh nya kalo dia si suruh bibi, aku jadi percaya," kata Clara.
"Terus sekarang mereka kemana?" tanya Yeni.
"Aku melakukan apa yang mereka lakukan kepada ibu dan bapak ku," jawab Clara.
Sontak saja Yeni menutup mulut nya kaget."Clar, serius kamu bisa seseram itu?"tanya Yeni.
"Demi tuhan, aku melakukan nya, agar ibu dan juga bapak tenang disana, dan aku juga tenang," jawab Clara.
"Jadi ngeri aku, jangan lukai aku ya, aku belum menikah," ucap Yeni.
Clara hanya tertawa melihat raut wajah sahabat nya itu."Tergantung kamu sih Yen,"jawab Clara.
"Clar, ngeri dah, jangan kaya gitu," ujar Yeni.
Clara hanya tertawa."Tapi sita tidak aku apa-apakan,"jawan Clara.
"Lalu sekarang dia kemana?" tanya Yeni.
"Ada, dirumah khusus pelacur, aku meminta Alex untuk mengirim nya kesana, dan aku meminta agar Sita melayani lelaki hidung belang dalam sehari minimal sepuluh laki-laki," jawab Clara.
"Clar serius?" tanya Yeni makin terkejut.
"Lain kali kita lihat dia, katanya dia malah senang jadi pelacur," jawab Clara.
"Sejak dari jakarta kan dia udah jadi pelacur," ujar Yeni.
"Kau harus bisa menjaga kehormatan mu, untuk suami mu kelak Yen," ujar Clara.
Sontak saja Yeni gelagapan, karena bingung mau menjawab apa."Iya tenang Clar,"jawab Yeni.
"Kamu belum mempunyai kekasih kan?" tanya Clara.
"Belum," jawab Yeni tidak mau memberitahukan tentang hubungan nya bersama Alano.
"Mau aku kenalkan dengan teman-teman bisnis nya suamiku?" tanya Clara.
"Tidak usah, aku masih belum kepikiran kesana, nanti kalo sudah kepikiran baru," jawab Yeni.
"Aku akan senang melihat kamu menikah dengan laki-laki yang tepat," ucap Clara.
"Doakan saja, aku bisa memiliki suami seperti suami kamu," jawab Yeni tertawa.
"Suamiku tidak ada dua nya, paling bakalan ada cuman mirip dikit," jawab Clara tertawa.
Kedua nya menikmati waktu berdua, karena selama di mansion Clara jarang ada waktu untuk sahabat nya, untung selalu ada Aurora yang menemani Yeni.
***