Demi memenuhi wasiat sang ayah, Ziyana Syahira harus rela menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia kenali bernama Dirga Bimantara, seorang CEO yang terkenal dengan sikap dingin dan cuek.
Belum juga reda keterkejutan Ziyana akan pernikahan dadakannya bersama dengan Dirga. Ziyana kembali di kejutkan dengan sebuah kontrak pernikahan yang di sodorkan oleh Dirga. Jika pernikahan keduanya hanya akan terjalin selama satu tahun saja dan Ziya dilarang ikut campur dengan urusan pribadi dari pria itu.
Lalu, bagaimana jadinya jika baru 6 bulan pernikahan itu berjalan, Dirga sudah menjatuhkan talak pada Ziya dan diwaktu yang bersamaan Ziyana pun di nyatakan hamil?
Mampukah Ziyana jujur jika saat itu dia tengah hamil anak dari Dirga. Ataukah, Ziyana tetap memilih untuk pergi dengan merahasiakan keberadaan sang janin yang tumbuh dalam rahim nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Kisah 6 Tahun Lalu
Seketika, tubuh Ziya dibuat membeku ditempat manakala tatapan nya bertemu kembali dengan sorot mata yang tajam, khas milik seorang Dirga Bimantara. Pria yang 6 tahun yang lalu, mengucap ijab kabul atas nama dirinya.
Sayang, pernikahan itu hanya bertahan selama 6 bulan saja. Karena saat itu, Dirga harus menikahi wanita yang menjadi kekasihnya, karena wanita tersebut tengah berbadan dua.
Enam tahun berlalu, tapi sosok Dirga tidak pernah berubah sama sekali. Sorot matanya masih tajam seperti 6 tahun yang lalu dan hal itu kembali mengingatkan Ziya akan pertemuan keduanya tepat di hari pernikahan mereka.
***
...🌸 Flash Back 🌸...
*
Enam Tahun Yang Lalu.
***
"Ini. Baca, lalu tanda tangani lah." ucap seorang pria pada wanita yang baru beberapa jam yang lalu telah resmi dia nikahi.
Wanita yang masih menggunakan gaun pengantin syar'i itu pun akhirnya mengangkat kepalanya yang sejak masuk ke dalam kamar hotel yang akan keduanya tempati untuk menginap, terus saja menundukkan kepala.
"I_ini, apa Mas?" tanya sang wanita, yang akhirnya memberanikan diri menatap pria yang saat ini sudah resmi menjadi suaminya.
"Lihat dan baca lah sendiri. Lalu, setelah itu tanda tangani. Aku harus pergi karena masih ada urusan penting yang harus aku selesaikan. Besok pagi, akan ada orang yang datang untuk menjemputmu. Pulang lah ke rumahku bersama dengan nya," jawab sang pria, yang langsung pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari si wanita.
Usai kepergian suaminya, wanita itu pun mulai membuka map coklat yang tadi di berikan oleh suaminya. Seketika, mata wanita itu membulat sempurna setelah membaca isi dari map coklat tersebut.
"Ko_kontrak pernikahan? Ja_jadi, pernikahan ini hanya sandiwara semata? Ya Allah, ya robb, cobaan apa lagi yang engkau berikan pada hambamu ini?" lirih nya setelah tahu apa isi dari map tersebut.
Ziyana Syahira, wanita berusia 23 tahun itu tidak menyangka jika kepulangan nya ke tanah air akan membawanya kepada sebuah hubungan yang rumit dan tidak masuk akal.
Dimana Ziyana, atau biasa di panggil Ziya diharuskan menikah dengan seorang pria yang sama sekali tidak Ziya kenali bernama Dirga Bimantara. Seorang pria berusia 30 tahun yang saat ini tengah menjabat sebagai seorang CEO di perusahaan ayahnya.
Ziya tidak bisa menolak pernikahan itu, dikarenakan itu adalah wasiat yang di tinggalkan oleh mendiang Abi nya. Sebelum meninggal, Abi Samsul meninggalkan sebuah wasiat yang berisikan jika putrinya harus menikah dengan anak dari salah satu kolega bisnisnya yang bernama Dirga Bimantara.
Anak sulung dari keluarga Bimantara yang terkenal dengan sikap dingin nya. Dirga yang selalu menolak untuk menikah itu pun akhirnya di jodohkan dengan putri dari sahabat sang ayah yang bernama Ziyana.
Seorang wanita cantik serta sholehah itu mampu menarik perhatian kedua orang tua dari Dirga. Karena itu lah, kedua orang Dirga pun akhirnya memilih Ziyana untuk menjadi menantu pertama di keluarga Bimantara.
Sayang, satu bulan sebelum kepulangan Ziya ke tanah air setelah menyelesaikan pendidikan nya di salah satu universitas terbaik yang ada di Kairo, Mesir. Abi Samsul pun meninggal dunia karena serangan jantung dan saat itu, Ziya belum bisa pulang dikarenakan saat Abi Samsul berpulang. Bertepatan dengan sidang skripsi yang tidak boleh Ziya lewati. Hingga akhirnya, Ziya pun hanya bisa pasrah dengan menyaksikan prosesi pemakaman sang ayah lewat video call yang di lakukan oleh kakaknya yang bernama Zahira Syafira.
Belum juga reda keterkejutan Ziya akan pernikahan nya dengan Dirga. Kini, Ziya kembali di kejutkan dengan kontrak pernikahan yang di sodorkan oleh pria itu kepada dirinya.
Ziya tidak menyangka, jika moment sakral yang baru saja dia lalui beberapa jam yang lalu bersama dengan Dirga ternyata hanya sandiwara semata. Seketika, perasaan bersalah pun langsung hadir di dalam lubuk hati Ziya yang terdalam saat mengetahui jika pernikahan yang dia lakukan hari ini, hanya sandiwara semata.
Cita citanya yang ingin menikah sekali seumur hidup dengan pria pilihan kedua orang tuanya pun akhirnya harus kandas, setelah Dirga memberikan surat kontrak itu. Tidak tanggung tanggung, Dirga menyerahkan surat kontrak yang telah di bubuhi oleh tanda tangan dari pria itu.
Sakit, hancur dan kecewa tidak bisa lagi di sembunyikan oleh Ziya akan perlakuan Dirga saat ini. Jujur, sebagai seorang wanita Ziya yang begitu menjaga marwahnya merasa sangat terhina akan perlakuan Dirga saat ini.
Ziya tidak menyangka jika pria berpendidikan dan pintar seperti Dirga bisa melakukan hal yang tidak masuk akal seperti mempermainkan sebuah pernikahan yang sakral dan suci. Namun, meski begitu Ziya pun tidak bisa berbuat apa apa dimana hal itu sudah lah terjadi dan kini, mau tidak mau Ziya pun harus mengikuti apa yang Dirga inginkan.
Karena bagi Ziya yang patuh dan penurut, perintah dari sang ayah dan suami. Adalah dua hal yang tidak bisa dia abaikan dan wajib untuk di turuti. Sehingga, mau tidak mau Ziya pun akhirnya menanda tangani surat kontrak yang diserahkan oleh Dirga.
"Maafkan Ziya Abi. Ziya tidak bermaksud mempermainkan pernikahan. Ini semua Ziya lakukan atas permintaan dari suami Ziya. Semoga Abi, bisa memaafkan apa yang Ziya lakukan saat ini." lirih Ziya yang tidak bisa lagi membendung air matanya, setelah menanda tangani surat kontrak itu.
*
*
Keesokan harinya.
Ting...
Tong...
Kreeekkkkk...
Ziya mengerutkan kening saat membuka pintu, Ziya melihat seorang pria yang diperkirakan seusia dengan suaminya tengah berdiri tepat di depan pintu kamar hotel yang dia tempati.
"Maaf, anda siapa ya?" tanya Ziya, kepada pria yang baru saja dia lihat untuk pertama kalinya.
"Permisi Nyonya. Saya Arman, saya sekertaris dari Pak Dirga dan saya di perintahkan oleh beliau untuk menjemput Nyonya." jawab pemuda itu, tersenyum cukup ramah dan sopan kepada Ziya.
Mendengar jawaban dari pria itu, Ziya pun kembali teringat akan perkataan suaminya tadi malam. Sebelum pria itu pergi meninggalkan nya seorang diri di dalam kamar itu.
"Oh, jadi Tuan yang akan menjemput saya?"
"Iya, Nyonya dan maaf, tolong jangan panggil saya Tuan. Panggil saya Arman saja,"
"Begitu, ya? Baiklah. Kalau begitu, tunggu sebentar saya ambil barang barang saya dulu," jawab Ziya yang langsung kembali masuk ke dalam kamar untuk mengambil barang barang nya.
''Baik, Nyonya. Silahkan." jawab Arman memberi waktu pada Ziya untuk membawa barang barang nya.
Tidak berselang lama, Ziya pun sudah kembali dengan membawa sebuah koper berukuran sedang dan juga tas selempang yang dia letakkan di bahu nya.
"Mari, biar saya bawakan koper nya," lanjut Arman saat melihat Ziya menyeret koper dari dalam kamar.
"Tidak usah. Biar saya saja." tolak Ziya, yang merasa sangat aneh dan juga canggung. Saat di layani oleh seseorang.
Pasalnya, sejak tumbuh besar Ziya sudah di didik untuk menjadi wanita yang mandiri oleh kedua orang tuanya. Meski terlahir dari keluarga uang berkecukupan. Namun, kedua orang tuanya tidak serta merta memanjakan dirinya.
Bahkan, sejak memasuki usia sekolah. Ziya sudah diungsikan ke sebuah asrama, untuk membiasakan diri hidup dengan mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.
pst anak nya seusia zingga juga.