~ Sinopsis ~
Luna, seorang gadis yang penuh mengalami rasa pahit dari kecil yang mana ibu nya meninggal dunia saat bekerja sebagai TKW dan sang ayah bunuh diri karena penyesalan dari kecanduan judi.
Luna pun harus hidup mandiri bersama adik laki-laki nya, Putra dan menjadi tulang punggung untuk adiknya.
Sampai suatu ketika, dia diberikan cincin oleh seorang pengemis yang mana permata cincin itu telah masuk kedalam tubuh nya dan berubah menjadi Sistem Ratu.
Kehadiran sistem ratu malah menuntunnya hidupnya ke jalan kemewahan, kekuasaan dan kegelapan dari manusia.
Ini lah kisah dari Luna dan Sistemnya
*) Update setiap hari: 1 atau 2 Bab per hari. 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon [ Fx ] Ryz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
"Luna, mulai hari ini kita putus!"
"Eh?" gumam kaget Luna.
Perkataan yang tidak disangka oleh Luna terdengar oleh nya membuat luka mental nya bertambah.
Perkataan itu keluar dari seorang pemuda seusianya bernama Raffi yang merupakan pacar dari Luna yang sudah berjalan satu tahun lama nya.
Raffi sendiri merupakan siswa yang terkenal di sekolah. Wajah tampan, kaya dan pintar sehingga membuat hampir semua siswi terpesona dengan karisma nya terkecuali Luna.
Sifat Luna yang dingin dan cuek membuat Raffi jatuh hati kepada Luna dan dia pun menyatakan perasaannya yang diterima oleh Luna setahun yang lalu.
Namun, tidak ada penyebabnya. Tiba-tiba, Raffi meminta putus hingga membuat Luna gemetar dengan perasaan yang bercampur aduk.
Luna coba menenangkan diri dan bertanya dengan nada yang tenang.
"Sal, ada apa? Kenapa tiba-tiba kamu putusin aku? Apa alasan nya?"
Saat pertanyaan itu dilontarkan, air mata nya pun menetes di pipi nya.
Raffi memalingkan wajahnya kesamping dan terdiam namun, seorang siswi bergaya glamor dengan beberapa aksesoris meski dia masih memakai seragam dan dia pun menjawabnya.
Dia Sandra, salah satu murid kaya yang juga tidak kalah populer dari Raffi.
"Luna, Lu tahu gak. Raffi itu taruhan sama kita!" ucap Sandra dengan senyuman kecil.
Luna sontak menoleh kearah Sandra dan bertanya kepada nya.
"Sandra, apa maksudmu?"
Sandra tersenyum remeh dan menaikan satu alisnya melihat Luna.
Setelah itu, dia langsung merangkul lengan Raffi.
Luna yang melihat itu, dia pun mengerutkan kening nya kearah Raffi.
"Raffi, jelaskan kepada ku! Apa yang sebenarnya terjadi? Dan, sejak kapan?"
Raffi lagi-lagi terdiam dan memalingkan wajahnya ke samping. Sandra yang melihat itu, dia pun membelai pipi Raffi.
"Sayang, biar aku yang menjawabnya?!" ucap Sandra dengan nada yang mesra.
"Terserah kamu saja!" jawab pelan Raffi.
Luna yang melihat pemandangan itu, dia hanya bisa terdiam.
Kesedihan nya kini berubah menjadi amarah meski begitu, Luna masih menahan emosinya
Sesudah mendapat jawaban dari Raffi, Sandra mengembalikan pandangan kearah Luna.
"Asal Lu tahu Luna, sang gadis rendahan. Setahun yang lalu, Aku dan Andri menantang Raffi untuk berpura-pura pacaran dengan Lu. Jika Raffi berhasil maka, Aku dan Andri akan memberikan 100 Juta untuk Raffi," jawab Sandra dengan senyuman remeh.
Luna berhasil meredakan amarahnya saat mendengar kebusukan dari mantan pacar itu namun, dia belum sepenuhnya percaya dengan perkataan Sandra.
"Afuu~ Jadi, apakah itu alasan mu berpacaran dengan ku?" tanya Luna dengan tatapan tajam.
Raffi masing terdiam dan memalingkan wajah nya. Lalu, Sandra menjawab dengan seenaknya.
"Luna, sadar diri donk. Lu tuh gak pantes untuk Raffi. Itulah alasan nya! Lagipula, gadis kaya lu, udah jelek, miskin dan anak yatim kaya Lu tidak pantas untuk Raffi yang merupakan sosok sempurna untuk seorang pria."
Mendengar jawaban Sandra, Luna menatap tajam Sandra dengan mengepal keras tangan kanannya serta mengerutkan keningnya.
Dan, Sandra pun terus berbicara menghina Luna sampai-sampai Luna tidak kuasa menahan amarahnya dan melesat tamparan keras kepada Sandra.
Plak!
Sebuah tapak merah bersarang di pipi Sandra yang membuat nya terkejut diam.
Raffi yang melihat itu, dia secara spontan mendorong keras Luna hingga dia terjatuh di tanah.
"Luna, apa yang kamu lakukan?!" seru marah Raffi.
"Tapi..." ngelak Luna.
Sandra pun berpura-pura menangis dan memeluk manja Raffi, "Sayang, lihat wanita rendahan ini telah menamparku. Bahkan, kedua orang ku tidak pernah melakukan ini. Sayang, berikan dia hukuman!"
Raffi pun tersenyum dan melihat Sandra seraya mengelus-elus pipi nya dengan manja. "Yasudah sayang, mari kita pergi ke rumah sakit!"
"Ayo cepat!" Sandra melihat kearah Luna yang sedang terjatuh, "Aku tidak ingin melihat wanita rendahan ini lagi."
"Ayo!" jawab ramah Raffi.
Raffi dan Sandra saling bertukar senyum mesra.
Setelah itu, Raffi kembali melihat Luna dengan wajah yang kesal.
"Luna, aku peringatkan! Jangan lagi menyentuh Sandra sehelai rambut pun, kamu mengerti!"
Luna yang terduduk di tanah hanya bisa terdiam dan menundukkan kepalanya.
Setelah itu, Raffi dan Sandra pun pergi meninggalkan Luna.
Luna yang masih terduduk di tanah melihat sekitar yang mana tidak ada satu murid pun yang membantu nya. Mereka lebih memilih diam dan tidak ingin melawan Sandra.
Memahami situasi itu, Luna hanya bisa pasrah. Lalu, dia mengumpulkan tenaga nya untuk bangkit berdiri akan tetapi derita Luna belum berakhir.
Salah satu siswi tiba-tiba menghampiri Luna yang mana siswi itu tidak lain teman dekat dari Luna sendiri, Sofie
"Hei, Luna. Bisa kita bicara?" ajak Sofie dengan senyuman kecil.
Luna yang sudah lelah dengan masalah yang dihadapi nya, dia pun menerima ajakan nya lantaran tidak mau berbuat masalah lagi.
Luna pun diajak ke halaman belakang sekolah yang mana disana sudah ada beberapa siswi nakal yang sedang nongkrong seraya menghisap rokok.
Para siswi nakal awalnya tidak peduli dengan Luna juga siswi yang membawa nya.
Tak lama, Luna dan Sofie menghentikan langkah mereka.
"Luna, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kamu menampar Sandra?" tanya Sofie.
Mendengar pertanyaan itu, Luna menghela nafas.
"Fhuu~ Raffi dan aku sudah putus. Lalu, Sandra pacaran dengan Raffi dan dia terus meng-"
Plak!
Sebelum menyelesaikan ucapannya, Luna ditampar keras hingga terjatuh.
Sofie dengan kekesalan, dia menarik baju Luna.
"Berani nya Lu menampar Sandra!"
Kemarahan yang awalnya sudah reda. Kini, menyala kembali. Luna mengumpulkan tenaga nya di telapak tangan nya dan langsung memukul pipi Sofie seraya berteriak.
Buk!
"APA SALAH KU?! SAMPAI-SAMPAI KALIAN SEMUA MEMPERLAKUKAN KU SEPERTI INI. KENAPA?!"
Melihat Sofie yang dipukul, beberapa siswi nakal sontak berdiri dan langsung memukul Luna seraya bersamaan begitu juga Sofia yang kesal dan langsung bangkit berdiri lalu, memukul serta menendang Luna yang sudah terkapar di Tanah dengan kedua tangan yang melindungi wajah nya.
Luna sama sekali tidak bisa melawan, dia hanya lebih memilih diam dan melindungi diri.
Tidak lama kemudian, suara pria dewasa menegur.
"HEI, KALIAN DISANA! HENTIKAN!"
Sofie sontak menoleh kearah sumber suara yang mana itu berasal dari kepala sekolah Dani langsung dan mengetahui itu, Sofie bergumam sendiri.
"Cih! Dasar si kurang kerjaan datang! Ayo bubar!" seru Sofie.
Sofie dan Geng nya pun pergi meninggalkan Luna.
Melihat keadaan Luna yang sudah luka-luka memar dan berdarah, Kepala Sekolah Dani sontak menghampiri dengan cemas.
"Luna, kamu baik-baik saja?!" tanya kepala sekolah Haikal.
Luna terdiam dan mengumpulkan tenaga untuk berdiri.
"Luna, siapa mereka?! Bapak akan memberikan mereka teguran!" ucap kesal kepala sekolah Haikal.
Luna tersenyum kecil dan menjawab dengan santai, "Saya tidak tahu, pak. Tapi, terimakasih sudah membantu saya."
Seusai mengatakan itu, Luna melangkah dengan terseok-seok karena luka yang di deritanya.
Melihat itu, kepala sekolah sontak merasa iba kepada Luna.
"Luna, Tunggu!" seru kepala sekolah Haikal
Luna sontak berhenti dan berbalik badan.
"Ada apa, pak kepala sekolah?" tanya Luna.
Kepsek Haikal mengambil dompet dan memberikan 500 ribu rupiah kepada Luna.
"Pergilah ke klinik dan gunakan uang ini berobat!" seru kepsek Haikal seraya memberikan uang kepada Luna.
Luna yang seharian ini tertimpa musibah terus menerus, dia pun tak segan untuk menerima nya.
"Terimakasih, pak kepsek."
Setelah itu, Luna berbalik badan kembali dan melangkah yang mana dia masih merasa sangat sakit baik fisik dan mental nya.
"Aduh ... Sakit sekali! Sialan! Seperti nya ada luka dalam dan aku harus ke klinik tapi ... Uang ini bisa digunakan untuk bayar kontrakan," batin ngeluh Luna.
Ditengah melangkah darah milik Luna tiba-tiba menyentuh cincin sederhana dengan permata ungu lalu, tiba-tiba bersinar dengan mengeluarkan layar udara yang aneh.
...Kling!...
...[Queen System telah terhubung dengan tuan rumah yang baru.]...
Langkah Luna pun berhenti dan menjadi panik.
"Apa ini?" gumam Luna seraya melihat cincin nya bersinar dan muncul nya layar udara dihadapan nya.
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
prestasi non akademik nàik.......
.. asyik lho