"Waaa kenapa begini."
Itulah jeritan hati sepasang insan yang di pertemukan di acara perjodohan oleh keluarga mereka yang merupakan mafia terbesar di kota dan membagi kota menjadi dua wilayah. Perjodohan mereka sebagai pewaris adalah kunci perdamaian dan penggabungan dua keluarga mafia yang selalu berselisih dan saling memperebutkan wilayah.
Namun keduanya menjadi sangat bingung dan tidak berani menolak walau mereka ingin menolak karena memiliki kekasih masing masing dan melihat satu sama lain sebagai aib di masa lalu.
Alasannya ketika keduanya sempat melarikan diri dari keluarga mereka karena tidak mau menjadi pewaris sewaktu muda, keduanya bekerja menjadi aktor dan aktris film porno yang selalu tampil bersama dalam setiap syuting.
"Ya, kami mau menikah," ujar keduanya dengan terpaksa demi menjaga perdamaian dua keluarga walau mereka tidak saling mencintai dan hanya tubuh mereka yang saling mengenal satu sama lain.
Mohon di baca dan tinggalkan jejak ya, makasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2
Setelah makan malam yang canggung dan menyesakkan bagi Dean, di saat mau keluar bersama sama dari ruangan, ketika di lobby tiba tiba Mario dan Franky langsung berdiri di depan Dean dan Layla,
“Kalian berdua langsung naik aja ke hotel di atas, kita sudah pesan kamar untuk kalian selama seminggu, lalu setelah itu kalian akan di tempat kan di rumah baru,” ujar Mario.
“Benar, kita berdua sudah merencanakan semuanya,” tambah Franky.
“I..iya pa,” balas Dean dan Layla bersamaan.
Setelah berpamitan dan saling berpelukan, keluarga Dean dan Layla pergi meninggalkan Dean dan Layla yang melambai terpaksa di dalam lobby hotel. Keduanya berbalik dan berjalan bagai robot ke arah lift, setelah di dalam lift,
“Haaaaah,” keduanya melepas penat mereka.
“Selesai juga,” ujar Dean.
“Iya, tapi kok kamu sih, aku ga nyangka sama sekali,” balas Layla.
“Sama, aku juga ga nyangka,” balas Dean.
Keduanya langsung diam, mereka mengingat film film yang sudah mereka perankan bersama sama dengan berbagai gaya dan posisi dengan cosplay, wajah keduanya memerah dan keduanya menoleh ke arah lain.
“Arrrgh...sekarang gimana nih, gue baru di pecat trus yang di jodohin ama gue dia lagi, trus pacar gue Yessi gimana ya, gue musti bilang apa ama dia (berpikir) emang sih sama dia enak banget waktu itu soalnya bodi nya bagus, beda jauh di banding ama Yessi pacar gue (mikir lagi) arrrgh, otak gue rusak, gue ga cinta dia, gue milih Yessi, tapi gue nafsu ama dia, kacau,” ujar Dean dalam hati dengan panik.
“Aduh kalau gini caranya gue ga bisa lari nih, gue baru aja berenti kerja, trus gue punya Anton, pacar gue (berpikir) tapi yang nyentuh gue ampe ke dalem dalem baru dia sih, lagian barangnya Anton kalah gede ama dia (mikir lagi) aduh gue mikir apa sih, gue tetep lebih mencintai Anton...tapi gue pengen juga begitu ama dia...aduuuuh,” ujar Layla dalam hati dengan panik.
“Pokoknya gue harus bersikap normal, paling ga temenan dulu,” ujar keduanya singkron di dalam hati.
“Ting,” lift terbuka, seorang petugas hotel tertegun melihat dua orang yang menghadap dinding dan tidak turun ketika lift terbuka,
“Um...tuan, nyonya, apa anda mau turun ?” tanya sang petugas.
“Oh iya,” “aduh,” Dean dan Layla yang berbalik bersama sama saling membenturkan kepalanya, kemudian mereka keluar sambil memegang kening mereka yang terbentur. Keduanya berjalan di koridor secara berjauhan, Dean merapat di sebelah kanan dan Layla di sebelah kiri dengan wajah menghadap dinding. Setelah sampai kamar, Dean membuka pintunya dan masuk ke dalam di ikuti Layla di belakangnya. Keduanya duduk di sisi ranjang saling memunggungi,
“Trus sekarang musti ngapain ?” tanya keduanya singkron dalam hati mereka masing masing.
Dean menggosok kedua tangannya, sedangkan Layla mengipasi lehernya walau di dalam ruangan ber ac. Keduanya terlihat grogi dan kegerahan,
“Aduh gerah, pokoknya sekarang ganti baju dulu,” ujar keduanya singkron lagi di pikiran mereka.
Keduanya berdiri dan langsung melepaskan pakaian mereka sampai hanya mengenakan pakaian dalam, tiba tiba tanpa sadar keduanya berbalik dengan tujuan mengambil pakaian mereka, kedua mata mereka saling bertatapan.
“Waduh bodinya kenapa makin bagus,” ujar Dean dalam hati.
“Aduh kok dia nambah kotak kotak sih,” ujar Layla dalam hati.
“Waaaaaaa,” ketika sadar saling menatap, keduanya langsung berteriak dan memeluk diri mereka masing masing, Dean langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi sementara Layla berbaring di ranjang dan menarik selimut menutupi tubuhnya. Dean merosot di balik pintu dan jongkok sambil memegang kepala dengan kedua tangannya,
“Kenapa jadi begini sih, mimpi apa gue semalem, di jodohin ama lawan main gue pas gue bikin kesalahan fatal di masa muda gue, gue punya pacar woiii....ini hukuman yang kejam banget ga sih,” ujar Dean dalam hati.
Sementara itu, Layla menutupi wajahnya dengan bantal dan mendekap bantalnya dengan kedua tangannya yang naik ke atas.
“Aaah...kenapa begini....pikiran gue kemana mana, aduh ini bener bener mimpi buruk, kenapa juga dulu gue kerja kayak gitu aaaaah, gue nyesel banget, gue sayang pacar gue,” ujar Layla dalam hati.
Keduanya termenung di dalam tempat mereka masing masing, sampai mereka sudah tenang kembali 30 menit kemudian, Dean yang sudah mandi keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk, sedangkan Layla sudah mengganti pakaiannya dengan jubah mandi milik hotel dan masuk ke dalam kamar mandi setelah Dean keluar. Selesai mandi, Layla keluar sambil mengeringkan rambutnya dan melihat Dean yang sudah mengenakan jubah mandi milik hotel sedang berbaring di ranjang sambil menatap smartphone nya.
“Hei, lapar lagi ga ?” tanya Layla yang mengeringkan rambutnya.
“Enggak, kalau lapar lagi pesan aja,” jawab Dean.
“Nama kamu Dean ya tadi ? sorry aku tahunya nama kamu Tyrel Ruruda,” tanya Layla.
“Iya bener, nama kamu Layla kan, sorry aku juga tahunya nama kamu Helga Carrera,” jawab Dean.
Dean berdiri dan duduk di atas ranjang, dia menaruh smartphonenya dan menoleh melihat Layla yang berdiri di sisi ranjang, dia menjulurkan tangannya kepada Layla,
“Kita kenalan lagi, namaku Dean, mulai sekarang mohon bantuannya ya,” ujar Dean tersenyum.
“Iya, namaku Layla, mohon bantuannya,” balas Layla tersenyum.
“Kita mulai dari teman dulu,” balas Dean.
“Setuju,” balas Layla.
“Walau sebenarnya kita sudah lebih jauh dari hanya sekedar teman,” gumam keduanya dalam hati sambil tersenyum.
Setelah itu keduanya sibuk melihat smartphone masing masing tanpa berbicara sambil berbaring di ranjang. Keduanya berbalik saling memunggungi dan memegang smartphone di tangan mereka. Tiba tiba “tok..tok,” pintu kamar mereka di ketuk, Dean turun dari ranjang dan berjalan ke pintu, dia mengintip dari lubang dan ternyata yang datang adalah petugas hotel, Dean membukakan pintu namun dia langsung kaget karena di sisi kanan dan kiri pintu ada dua orang pria bertubuh tegap, berwajah garang dan memakai jas,
“Loh, Hans, kamu ngapain disini ?” tanya Dean kepada pria di kiri.
“Maaf tuan muda, aku di perintah bos besar untuk berjaga di sini supaya tuan muda tidak kabur,” jawab Hans.
“Ampun deh papa, dia ga percaya ama gue apa ya,” ujar Dean.
“Tidak, bos besar sama sekali tidak percaya anda tuan muda,” balas Hans.
“Rese lo Hans,” balas Dean.
“Maaf ini ada titipan dari seseorang di bawah,” ujar seorang petugas hotel memberikan sebuah amplop kepada Dean.
Dean mengambil nya dan membukanya, isinya ternyata se renceng bungkusan karet kontrasepsi merek terkenal yang bisa di beli di mini market. Dean langsung membanting amplopnya dan “brak,” dia masuk membanting pintunya,
“Brengsek, baru aja gue berhasil ngilangin piktor gue, paraaaah,” ujar Dean memunggungi pintu.
Dean berjalan masuk ke dalam, kemudian dia melihat Layla yang sedang tidur menghadap ke arahnya dan melihat sedikit bagian dalam tubuh Layla akibat pakaian mandinya terbuka sedikit,
“Aaaaargh, ok gue pergi,” ujar Dean.
Dia langsung mengganti pakaiannya dan langsung keluar dari kamar, begitu di depan dia langsung mengajak Hans turun ke bawah. Dia heran karena melihat masih ada seorang pria lagi yang berdiri di depan pintu,
“Loh dia siapa ? bukan anak buah lo ?” tanya Dean.
“Dia dari keluarga bos Franky, namanya Al, dia bilang dia di tugasi menjaga tuan putri,” jawab Hans.
“Alah sama aja, ayo turun, temenin gue minum, gue stress,” balas Dean.
“Baik tuan muda, tapi tolong jangan meninggalkan hotel ini,” balas Hans.
“Iya enggak,” balas Dean.
“Beneran loh tuan muda, saya nanti di hukum ama bos besar nih,” ujar Hans sedikit ketakutan.
“Iya bener, udah sih, ga usah khawatir,” balas Dean sambil menarik Hans ke arah lift.
Sementara itu, di malam yang sama, di sebuah rumah mewah, Rena yang baru pulang masuk ke dalam kamarnya, dia melemparkan tasnya dan langsung melompat merebahkan dirinya di ranjang.
“Dia toh yang di jodohkan sama kakak....tapi kok aneh ya, mereka udah saling kenal ? tadi mereka bilang Tyrel Ruruda ama Helga Carrerra ya ?” tanya Rena.
Langsung saja Rena berbalik dan mengambil smartphonenya, dia mencari kedua nama itu di mesin pencari dan menemukan sebuah video yang berdurasi 30 menit, dia langsung menekan film,
“Uh....ah....Tyrel,” ujar Helga.
“Aaaah...Helga,” balas Tyrel.
Mata Rena langsung membulat, walau mengenakan topeng layaknya pesta topeng namun keduanya tampil polos di video itu dan melakukan hubungan intim, tentu saja Rena mengenali keduanya walau Dean dan Layla memakai topeng, wajah Rena langsung berubah menjadi merah dan dia menutup wajahnya menggunakan sebelah tangannya walau masih mengintip, tapi anehnya dia tersenyum lebar,
“Hehe jadi begitu ya, berarti ini yang mereka rahasiakan dan kelemahan mereka, pantes dua duanya panik...bagus nih, download ah, pasti kepake nanti, tinggal kontak pacar ku hehe,” ujarnya dalam hati sambil terus menonton.