Jianying adalah seorang permaisuri dari dinasti Han yang sangat dibenci oleh suaminya sendiri, yaitu Kaisar Han.
Semua itu karena Jianying adalah putri dari kaum kafir, kaum yang dari dulu selalu menentang kedaulatan Kerajaan.
Jianying yang cinta mati pada Kaisar melajukan segala cara untuk menarik perhatian Kaisar sampai harus berbuat hal kejam dengan mencelakai selir kesayangan Kaisar yaitu Limei.
Kaisar yang marah besar lantas menghukum mati Jianying dan seluruh keluarganya.
Tapi bagaimana jika Jianying yang telah di penggal kepalanya oleh Kaisar ternyata di beri kesempatan hidup ke dua?
Apa yang akan dilakukan oleh Jianying untuk merubah nasibnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan sekedar mimpi
Tak ada yang tau, di dalam kamar sang Permaisuri, Jian Ying menangis sendirian di sana. Dia menggenggam erat baju di bagian dadanya karena merasakan nyeri yang begitu terasa di dalam sana.
Masih teringat jelas di dalam ingatannya saat suaminya menghukumnya dengan sangat keji. Ayunan balok kayu di kedua lengannya hingga membuatnya patah. Juga tongkat besi yang di pukulkan dengan begitu keras sampai membuat tulang keringnya remuk
Jika saja Kaisar bukanlah pria yang begitu ia cintai hidup dan mati, pasti rasanya tidak akan sesakit ini.
Jian Ying begitu mencintai Kaisar Shun Yuan. Baginya, pria itu adalah nyawanya, hidup dan matinya.
Buktinya, Jian Ying rela menukar semua itu dengan kedua Orang tua dan Kakaknya. Dialah penyebab seluruh keluarganya ikut di eksekusi mati. Dialah yang lebih memilih cinta daripada keluarganya.
Kedua Orang tua dan Kakaknya ditangkap karena diam-diam memberikan bantuan ribuan pasukan pada Kerajaan Go sampai akhirnya Kaisar Han mengetahui semuanya, mereka di anggap pengkhianat dan di siksa di dalam penjara.
Bodohnya Jian Ying waktu itu yang sudah buta akan cinta. Dia justru membiarkan Orang tua dan kakaknya di penjara daripada memilih mereka di bebaskan dengan syarat Jian Ying lengser dari posisinya saat ini.
Hingga tiba saatnya ketika dia ikut di jebloskan ke penjara karena nekat meracuni selir kesayangan Kaisar.
Tidak di anggap selama satu tahun pernikahan mereka. Tidak di sentuh sama sekali oleh suaminya. Serta penghinaan yang acap kali keluar dari bibir indah Kaisar. Semua cinta dan perhatian Kaisar nampaknya telah habis pria itu curahkan untuk Li Mei, selir kesayangannya. Rasa cemburu itulah yang membuat Jian Ying gelap mata.
Dia mengutus salah seorang dayang untuk mengoleskan racun pada mangkuk yang digunakan oleh Li Mei untuk makan.
Hal itulah yang membuat Jain Ying di siksa dengan sangat kejam dan di beri hukuman mati beserta seluruh keluarganya.
Jian Ying yakin kalau semua yang ia alami itu bukanlah sebuah mimpi. Dia mengangkat tangannya yang berkulit seputih kapas. Dia menyingkap hanfu di tangannya hingga lengannya terlihat.
Dia melihat luka di lengannya sepanjang sepuluh senti. Luka bakar yang terlihat mengering dan hampir pudar. Dulu Jian Ying tak memiliki luka itu sama sekal, tubuhnya bersih dan mulus.
Itulah yang membuat Jian Ying yakin jika yang di alaminya itu bukanlah mimpi belaka. Dia memang terlempar kembali di waktu dua bulan sebelum kejadian itu.
Jian Ying mengusap luka itu dengan telunjuknya. Dia ingat betul bagaimana luka itu bisa terbentuk.
Tes....
Lagi-lagi air matanya menetes tanpa terkendali. Rasa sakit di hatinya benar-benar menguasai bibir dan matanya yang terus menangis dan mengeluarkan air matanya ketika mengingat bagaimana kejamnya Kaisar menyiksanya.
Sret.....
Kaisar mengambil tusuk konde dengan bentuk burung Pheonix di atas kepala Jian Ying. Tusuk konde itu adalah pemberian sang Kaisar di saat pernikahan mereka. Tusuk konde yang memiliki lambang agung karena hanya boleh di pakai oleh seorang Permaisuri.
"Jangan Kaisar. Itu adalah milikku yang paling berharga!!" Jian Ying tak bisa bergerak untuk merebut kembali tusuk kondenya karena kedua tangannya telah di rantai di sisi dan kanannya.
Kaisar hanya tersenyum sinis karena menganggap jika Jian Ying hanya menginginkan kekuasaan sesuai arti dari tusuk konde itu.
Padahal bagi Jian Ying, tusuk konde itu sangatlah berarti karena hanya dengan tusuk konde itu yang bisa membawanya selalu dekat dengan Kaisar meski hatinya begitu jauh ia jangkau.
Kaisar membawa tusuk konde berwarna emas dengan sentuhan batuan berwarna merah yang membentuk bunga yang sangat indah.
Kurang lebih kaya gini ya bentuknya....
Jian Ying sudah ketakutan saat melihat Kaisar justru membakar bagian ujung tusuk kondenya di atas perapian.
Dengan senyum licik penuh kebencian, Kaisar kembali mendekat pada Jian Ying dengan tusuk konde yang terlihat membara karena warna emasnya telah berubah menyala pertanda jika itu benar-benar panas saat ini.
"Jangan Kaisar. Hamba mohon ampun! Hamba menyesal Kaisar. Tolong kasihanilah Hamba"
Permintaan penuh penyesalan dari Jian Ying sama sekali tak di dengar oleh Kaisar.
"Kenapa baru sekarang kau menyesal kaum rendahan? Kenapa tidak dari dulu kau enyah dari dunia ini hah??!!!"
Kaisar menempelkan tusuk konde yang terlihat membara itu pada lengan Jian Ying yang tak tertutup hanfu.
"AKKKHHHHHH!!!!!" Teriak Jian Ying merasakan kulitnya yang terbakar.
"Hiks.. Hiks..." Jian Ying masih bisa mengingat betapa sakitnya luka itu saat di buat oleh Kaisar.
Bukan hanya tangannya saja yang terluka saat itu, tapi hatinya pun ikut terluka.
Jian Ying berjalan mendekat ke arah meja yang penuh dengan aksesoris miliknya. Tusuk konde kebanggaannya masih tersimpan rapi dalam sebuah kotak berwarna merah.
Yang semakin membuat Jian Ying yakin adalah, tusuk konde itu juga terlihat sedikit berubah. Ada warna sedikit kehitaman seperti baru saja di bakar.
Jian Ying mengusap air matanya dengan kasar. Luka dan tusuk konde itu menjadi bukti jika yang ia alami itu benar-benar terjadi.
"Aku membencimu Kaisar. Aku akan membuang jauh-jauh perasaan s*alan ini!!" Jian Ying menggenggam erat tusuk konde itu di tangannya.
Sekarang dalam pikirannya bukan lagi tentang cinta bukan lagi tentang bagaimana mendapatkan perhatian dari Kaisar. Tapi Jian Ying hanya memikirkan nasibnya serta nasib keluarganya.
Saat ini, Orang tua serta Kakaknya masih ada di dalam penjara. Dia harus mencari cara agar bisa mengeluarkan mereka dari sana dan keluar dari istana itu.
"Ayah, Ibu maafkan Aku. Kakak hiks..hiks.."
"Aku janji akan membebaskan kalian bagaimanapun caranya"
Tak ada gunanya lagi Jian Ying ada di sana. Dia tidak akan pernah di anggap kebenarannya oleh Kaisar dan seluruh rakyat yang ada dalam Dinasti Han.
Dia juga sudah tidak punya lagi kekuatan untuk bertahan. Seluruh pasukan milik keluarganya telah di ambil alih oleh Panglima perang sekaligus sahabat Kaisar, yaitu Cen Weisheng.
Jian Ying tersenyum kecut, pantas saja kaisar menyingkirkan seluruh keluarganya dan juga dirinya. Selain karena mereka berbuat salah, tapi tak ada lagi yang bisa do harapkan Kaisar dari kaum kafir seperti mereka.
Tapi jika ada yang menyebut orang paling tak tau diri di dunia ini, Jian Ying akan menyebutkan nama Kaisar Han dengan paling keras.
Meski keluarganya berasal dari kaum kafir, tapi keluarganya yang membantu kekaisaran menjadi semakin kuat dengan memenangkan beberapa wilayah dalam peperangan. Tapi apa balasan yang mereka terima dari Kaisar?
"Baiklah, mulai sekarang aku akan mengikuti apa yang kau mau dari dulu Kaisar yang Agung"
kayaknya bakal mirip bara bere nggak ya...???
hayo Lo... bakal dihajar lagi nggak tuh...udah hamilin anak kesayangannya...