NovelToon NovelToon
Switch World

Switch World

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Tokyo Revengers / Dunia Lain / Perperangan / Anime / Fantasi Isekai
Popularitas:770
Nilai: 5
Nama Author: Mz Arip

Dari dunia nyata menuju dunia lain, sedangkan dari dunia lain menuju dunia nyata?

Itulah yang dirasakan oleh seorang berandal bernama Arip Suhardjo dan seorang Peri kegelapan bernama Sabilia Von Kurayami dimana meski mereka adalah sosok nakal, mereka berkiblat ke arah yg berlawanan setelah mereka pindah dunia! Penasaran dengan kehidupan mereka di dunia yang berbeda? Ayo ikuti terus kisah Arip dan Sabilia!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mz Arip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 - Kehidupan di dua Dunia yang berbeda (2) - Sudut pandang di Dunia nyata

Seperti yang gue bilang sebelumnya, gw adalah salah satu dari anggota Komunitas Kendo deket STM gw. Setiap hari Rabu dan Jum'at, gue selalu ikut latihan di Komunitas gw itu. Pada hari itu, sedang ada ujian duel satu melawan satu. Yang menang akan mendapat nilai di atas 75. Yang kalah akan mendapat nilai 75 pas.

"Berikutnya, Arip Suhardjo melawan Nashathra Berliana Hendra." panggil guru.

Gw maju ke depan, dan berhadapan dengan member Komunitas Kendo paling kuat, lincah, dan paling cantik juga. Banyak banget yang pengen sama dia. Kecuali gue sih, karena emang gue emang ga tertarik sama cinta-cintaan.

"Maju lo anak STM. Jangan kalah sama anak normal kayak gue ya, bleeee." ledek Nasha.

"Iya si paling kuat, iya. Takut gue sama lo." kesal Arip.

Setelah gue dan Nasha berdebat ga penting, akhirnya kami pun memulai pertarungan.

"Siap, MULAI!" teriak guru.

Kami berdua beradu pedang kayu. Suara beruntun, terdengar jelas di telinga kami. Meski gue adalah sosok yang tak terkalahkan di STM, tapi itu semua ga berlaku di Komunitas gw, karena gw berkali-kali kalah dari nih cewek.

"PLETAK! PLETAK! PLETAK!"

Ambisi gue seakan di dengar oleh pedang kayu kendo yang gue pegang. Gue berkali-kali nyerang Nasha seperti manusia purba yang primitif.

"Gila, sensian banget si Arip."

"Iya, primitif banget. Pasti dia belum menemukan  tata krama, hahaha!" canda beberapa orang.

Gue ga peduli bacotan mereka. Yang gue inginkan, adalah mengalahkan Nasha dan tetap menjadi sosok yang tak terkalahkan.

"Hhhh... Hhh... Hhh..."

Saking gesitnya Nasha, dan dirinya selalu bertahan, gue akhirnya jadi ngos-ngosan. Susah banget sih ngalahin dia. Kayak lawan final boss aja. Tatapan Nasha seakan meremehkan harga diri gue. Selama pertarungan dia memang fokus. Tapi seakan gue mendengar bahwa dia meremehkan gue.

"Mana nih, kayu kematian dari STM 5? Segini doang? Kaleng banget." katanya meski itu hanya feeling gw.

"WAAAAAAARRGGGGHH!"

Akhirnya gue kembali ngereog. Akan tetapi, Nasha menghindar lalu berhasil mukul gue pake pedang kayunya.

"PLETAK!"

Dan akhirnya, gue kalah karena terlalu fokus nyerang.

"NASHA MENANG!" kata Juri.

Nasha kemudian menghampiri gue dan menasehati gw suatu hal.

"Ini Komunitas Kendo, bro. Bukan STM. Bedain!" kata Nasha yang kemudian pergi meninggalkan gw.

Gw memang kesel seakan diremehin sama seorang perempuan. Setelah semua itu selesai, kita semua ngumpul.

"Baik. Saya ucapkan selamat bagi kalian yang sudah mendapatkan nilai 100. Pertahankanlah nilai 100 itu. Sedangkan untuk yang nilainya dibawah 100, saya ucapkan janganlah kalian putus asa. Tetap nyalakan semangat kalian yang membara. Kalau udah masuk kendo ga ada kata 'lemes,' 'males,' atau apapun itu. Kalian harus punya courage! Baik, ii jou desu, arigatou gozaimasu!" kata Guru Kendo.

Kami menunduk dan sama-sama berteriak,

"Otsukare sama deshita!"

Setelah latihan kendo, gue makan malam di Warung makan di depan Komunitas Kendo. Enak banget dah, ga ada lawan memang masakan Ibu yang satu ini.

"Bu, pesen mie goreng pedes ya, Bu! Sama kopi cappucino pake es banyakin!"

Sambil nunggu, di samping gue kemudian duduk seseorang. Dan ternyata, dia adalah si Nasha yang tadi ngalahin gw.

"Lu lagi." kesal Arip.

"Ya elah, jangan baper gitu dong. Kayak lawan musuh aja lu." kata Nasha.

"Ya gimana ya, gue agak heran aja sama diri gue. Gue selama bertahun-tahun jadi anak STM terkuat ngelawan preman sekolah sampai tumbang pake pedang kayu, tapi gue mampus sama orang kayak lo." kesal Arip terhadap dirinya.

"Hahaha. Just be yourself, Rip. Lu tetep kuat kok seperti yang gue pandang. Lu aja bisa ngalahin banyak orang kan?" tanya Nasha.

Gw hanya mengangguk. Nasha adalah sosok yang mengerti tentang temannya termasuk gw sendiri. Tanpa gue sadari, dia ternyata memesan cappucino hanya untuk gue. Cappucino adalah minuman mood booster gue. Maka dari itu, agar mood gw balik, Nasha membelikan gue minuman.

"C-Cappucino?" tanya Arip.

"Ya iyalah, buat lo. Biar mood lu di top up lagi." kata Nasha.

Gw tersentuh mendengar kata-kata Nasha. Dia memang ngerti banget tentang diri gue. Gue hanya tersenyum kecil mendengar kata-katanya.

"Tau aja lo tentang gue." kata Arip.

"Yoi lah, sohib bro, sohib!" kata Nasha sambil menyenggol gue dengan pundaknya.

Meski kami rival, Nasha tetap menganggap gue sebagai sohibnya. Persetan dengan status kami, yang penting yang baik kepada Nasha begitu sebaliknya akan dianggap teman olehnya.

"Tau dari gitu, harusnya pada awalnya gue ke terima di SMA Cahaya Berjaya." kata Arip.

Kata-kata itu membuat Nasha melihat gue secara serius.

"Maksud lo?" tanya Nasha.

"Kita deket kayak gini, lu bilang kita sohib, harusnya dari awal gue masuk ke SMA Cahaya Berjaya. Gue waktu itu pernah ikut tes. Sayangnya gue ga lolos. Pada akhirnya, mau ga mau gue join STM 5." kata Arip.

Nasha kemudian tertawa kecil lalu menepuk punggung gue.

"Hahaha.... Keren keren. Ternyata, lu memang orangnya ga gampang untuk terima nasib ya? Ternyata lu memang ada niatan untuk masuk ke SMA Cahaya Berjaya meski lu udah masuk STM 5? Tapi, gue saranin itu kan passion lu, dan lu akan masuk di prodi teknik sipil saat kuliah nanti kan?" tanya Nasha.

"Iya. Tapi kalau gue masuk ke SMA elu, lu dan gue mungkin akan semakin deket. Kita kan ketemu cuma di hari Rabu sama Jum'at." kata Arip.

"Deket ga harus di Sekolah aja. Di Komunitas kita kan bisa deket. Dan jaman sekarang kan udah ada hp. Jadi pake hp aja kan bisa selain ketemuan di Dojo." kata Nasha.

"Iya sih. Tapi, masalahnya gue pengen banget deket sama seseorang. Apalagi cewek. Seperti yang lu tahukan, STM kan cowok semua." kata Arip.

"Oh... Jadi lu pengen deketin gue, dasar buaya!" kesal Nasha.

"Ya ga gitu juga kali!" kesal Arip.

"Pffftt ahahaahaha! Ya enggaklah. Just kidding. Gausah baper gitu dong..." kata Nasha.

Ya, Nasha memang orangnya bisa diajak bercanda. Dan kadang candaannya bikin gue panik.

Beberapa hari kemudian, ada kejadian yang bikin STM heboh. Banyak banget 2 orang dari STM kami dihajar oleh seseorang hingga bonyok.

"Ada apa ini?" tanya Arip.

"Gue dihajar sama anak-anak SMA Cahaya Berjaya!" kata teman Arip.

Gue sedikit kaget dengan kata-kata mereka. Pelaku dari pemukulan mereka hingga bonyok adalah SMA Cahaya Berjaya. SMA dimana sohib gue yaitu Nasha bersekolah disana. Terus sekarang gimana ini? Apakah gue harus lawan mereka, atau gue ga join untuk lawan mereka?

Bersambung

1
Harbinger
keren mas R novelnya
Andra Rafiansyah: thanks kawan
total 1 replies
Kakashi Hatake
Mantap jiwa!
Andra Rafiansyah: widih ada Guru Kakashi. Ajak Narutonya dong biar ramaikan novel saya hahahha
Andra Rafiansyah: widih ada Guru Kakashi. Ajak Narutonya dong biar ramaikan novel saya hahahha
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!