NovelToon NovelToon
Tetesan Air Mata Anggrek

Tetesan Air Mata Anggrek

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Cerai / Mengubah Takdir / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sebuah Kata

Menceritakan kisah seorang gadis malang bernama Anggrek. Gadis yang tak pernah diharapkan kehadirannya oleh siapapun termasuk ibu kandungnya sendiri.

Bahkan, gadis itu tidak mengetahui dimana keberadaan ayah kandungnya karena sang ibu selalu saja mengatakan jika ayahnya telah meninggal dunia. Bukan hanya keluarganya yang hancur, Anggrek harus menerima pahitnya kehidupan setelah masa depannya direnggut paksa oleh karyawan sang paman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebuah Kata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

"Pagi, Delia sayang," seru Susi kini tengah berada disebelah ranjang Delia, gadis itu tampak masih tidur.

"Bangun nak, nanti telat ke sekolahnya." ucap Susi seraya mengelus kepala Delia dengan sayang yang berhasil membuat gadis itu terbangun dari dunia mimpinya.

"Jam berapa ma?" tanyanya dengan suara serak.

Susi tersenyum melihat putrinya "Jam setengah enam nak." balasnya.

"Delia mandi dulu, papa belum berangkat kan ma?" tanya gadis itu yang telah berdiri didepan pintu kamar mandi.

Susi menggeleng "Belum,"

Susi keluar dari kamar Delia dan berjalan kemeja makan, memastikan sarapan apa yang di hidangkan pagi ini untuk suami dan anaknya.

"Anggrek," Panggilnya.

"Iya ma?" balas gadis itu seraya bejalan membawa dua gelas susu putih dan diletakkannya diatas meja.

"Ini rotinya kamu kasih selai Kacang ya?" tanya Susi mengangkat satu roti kedepan wajah Anggrek yang hanya dibalas anggukan oleh gadis itu.

"Saya kan udah bilang kalau Delia alergi kacang! Kamu mau nyelakain anak saya?" tudingnya tak beralasan.

"Ngak ma, Anggrek ga bermaksud seperti itu." ujarnya takut.

Susi mengedarkan pandangannya dari ujung ke ujung melihat apa saja sarapan dan minuman yang telah di siapkan anak angkatnya ini.

Susi berjalan mendekati meja makan dan meraih satu gelas berisikan kopi hitam didalamnya, mengangkat gelas itu kedepan wajah Anggrek yang kini tampak ketakutan.

"Ini punya siapa?!" tanyanya dengan nada meninggi.

"Aku ma," lirih Anggrek.

"Sejak kapan saya memperbolehkan kamu minum kopi? Sejak kapan?!" bentaknya.

"Tapi Anggrek ga bisa kalau ga minum kopi dipagi hari ma." balas Anggrek takut.

Susi menangkup wajah Anggrek dengan keras dan menyuapi secara paksa kopi hitam dimulut Anggrek membuat Anggrek tersedak.

"Minum sampe habis, jangan sisakan sedikitpun!" Marahnya.

Setelah meminta Anggrek meminum kopi hitam tanpa jeda, kini Susi berjalan menuju roti yang tadi dipermasalahkannya. Susi mengambil tiga lembar roti berselai kacang dan menyuapinya secara paksa kedalam mulut gadis malang itu.

"Makan sampai habis!" ujarnya marah.

Anggrek hanya bisa menangis diperlakukan secara jahat oleh ibu angkatnya ini.

Rahang Anggrek terasa sakit akibat dipaksa memakan banyak roti dan dipaksa meminum kopi tanpa jeda.

"Ada apa ini?" tanya Arman yang baru saja pulang dari masjid.

"Tanya saja sama dia!" ketus Susi pada suaminya.

Arman melihat Anggrek dengan heran dan mendekati putri angkatnya itu.

"Ada apa nak?" tanyanya pada Anggrek yang tengah menangis seraya menutup mulutnya dengan satu tangan.

"Anggrek berangkat sekolah dulu, pa." pamitnya tanpa mau menjawab pertanyaan Arman.

"Susi! Kamu keterlaluan," geram Arman pada istrinya.

"Diam kamu mas, ini urusan aku sama dia, kamu gak berhak ikut campur!" ujar Susi.

"Aku ini kepala keluarga disini, jadi apapun yang terjadi itu urusan ku!"

"Dia anak ku bukan anak mu, jadi stop ikut campur!" Susi pergi meninggalkan Arman sendirian tanpa menghiraukan panggilan Arman.

"Pa, mama mana?" tanya Delia yang kini berada di meja makan.

"Kamar, kamu sarapan dulu aja, papa juga mau ganti baju." ucap Arman meninggalkan Delia dimeja makan, gadis itu menatap meja makan yang berantakkan dan melirik ke dapur mencari keberadaan Anggrek.

"Anggrek mana ya? Biasanya dia yang nyiapin sarapan." monolognya melihat meja makan kosong tanpa roti yang ada cuman dua gelas susu putih disana.

"Pa, Anggrek mana?" tanya Delia pada Arman yang kini berada didepannya.

"Udah berangkat." ucapnya mengabil selembar roti dan diolesi selai kacang.

"Kok cepat pa?"

"Dimarahin mama kamu, makanya dia pergi cepat." Ujar Arman seraya memakan roti nya.

Delia hanya bisa terdiam, dia tau apa yang telah mama lakukan terhadap Anggrek, mama mereka memang pilih kasih.

--------

"Pagi Anggrek," sapa Murni yang baru datang.

"Anggrek lo sakit?" tanya Murni melihat sahabatnya hanya diam dengan mata sembab.

"Ngrek, lo ada masalah?" tanya nya lagi seraya duduk disebelah Anggrek. Gadis malang itu langsung memeluk Murni dengan erat.

"Gue capek," lirihnya dengan suara serak.

Murni menatap punggung Anggrek iba, gadis itu tau apa yang dialami sahabatnya.

"Lo kuat Ngrek, jangan nyerah." ujar Murni seraya mengusap punggung Anggrek.

"Mereka semua benci gue Mur, mereka ga pengen gue ada." isaknya.

Murni melepaskan pelukkannya dan memegang kedua bahu gadis rapuh itu.

"Liat gue Ngrek!" pintanya yang dipatuhi Anggrek.

"Biarkan mereka semua membenci lo, biarkan mereka semua tak menginginkan lo. Tapi ingat lo punya yang satu Ngrek, Allah tak pernah jauh dari lo, lantas apa yang membuat lo putus asa?" ujar Murni memberikan kekuatan kepada sahabat malangnya itu.

"Tapi gue udah gak kuat, gue lelah disalahin mulu Mur, gue dibanding-bandingin mulu. Gue anak kandungnya juga tapi kenapa gue di jadiin anak tiri."

"Ayah gue juga ga tau dimana, hidup gue hancur Mur, hancur." lanjut Anggrek.

Murni menghapus air mata sahabatnya itu, "Lo ga boleh ngomong gini, Allah tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuan kita Ngrek, Apapun yang lo alamin kemaren dan hari ini itu tandanya Allah percaya kalau hanya lo yang mampu melewatinya. Jadi jangan pernah menyerah karna Allah selalu bersama hambanya." ucap Murni kembali memeluk Anggrek.

"Makasih Mur." ujarnya lirih, Murni hanya tersenyum.

"Lo nanti mau makan apa?" tanya Murni yang hanya dibalas gelengan oleh Anggrek.

"Ya udah, makan ini aja nanti." Murni memberikan kotak kepada Anggrek yang diterimanya dengan wajah penuh tanya.

"Apa ini Mur?" tanyanya.

"Itu bekal untuk lo." ucap Murni seraya tersenyum.

"Buat gue?" herannya.

"Iya sayang ku, itu gue siapin buat lo."

"Buat lo mana Mur?" tanya Anggrek tak enak hati.

"Ada kok, gue siapinnya dua, buat gue dan buat sahabat gue," ujar Murni.

"Ini juga ada titipan dari kak Hani, katanya jajan untuk lo." Murni memberikan selembar uang berwarna hijau kepada Anggrek yang langsung ditolak gadis itu.

Anggrek tau kalau kehidupan Murni juga sama dengan kehidupannya, walau orang tua Anggrek mampu tapi mereka tidak pernah memberikan uang lebih kepada Anggrek, bahkan uang jajan Anggrek saja hanya cukup untuk naik angkot.

Melihat hidupnya yang malang membuat Murni berinisiatif untuk membantu Anggrek, setidaknya dengan membawakan bekal untuk sahabat malangnya itu. Terkadang Murni juga memberikan uang jajan untuk Anggrek jika kakaknya telah gajian, seperti saat ini.

"Terima aja Ngrek, lagian ini kak Hani yang ngasih, kak Hani lagi dapat bonus." ucap Murni menyelipkan uang itu di saku baju Anggrek.

Anggrek tersenyum bahagia setidaknya ada yang sayang kepadanya walau bukan keluarganya sendiri.

"Bilangin makasih buat kak Hani ya." ujar Anggrek dibalas anggukan Murni.

"Woi Anggrek! Dicariin juga." seru Ratu, sepupu Anggrek.

"Ada apa?" tanya Anggrek.

"Temanin gue, ketemuan ya!" ajaknya.

"Ketemuan sama siapa?" tanya Anggrek curiga, ia tau sepupunya ini sedikit nakal jadi Anggrek harus hati-hati.

"Pacar baru gue." ujarnya senang.

"Anggrek mau pulang bareng gue, lo pergi sendiri aja, Tu." timpal Murni.

"Ga, gue mau pergi bareng Anggrek, biar kalau pulang gue ga dimarahin sama mama gue." ucap Ratu.

"Itu derita lo Ratu." geram Murni.

"Bukannya lo udah punya pacar ya? Kenapa sekarang mau ketemuan lagi?" tanya Anggrek heran, setau Anggrek gadis itu baru saja jadian dengan kakak kelas mereka.

"Iya, sih tapi gue juga mau sama yang ini Ngrek, mau ya temanin gue." pintanya memohon.

"Sebentar doang ya." ujar Anggrek yang dibalas cingiran oleh Ratu.

"Eh gatel, lo mau selingkuh dari kak Frans?" tanya Murni.

"Bisa dibilang gitu sih, orang cantik mah bebas." ujarnya percaya diri.

"Lo gila? Gue aduin Frans baru tau rasa." Ancam Murni.

"Aduin aja, kan lo ga punya bukti kalau gue sekingkuh." tantang Ratu.

"Ngrek, lo yakin namanin Ratu ketemuan? Lo tega liat Frans di selingkuhin?" tanya Murni pada Angrek yang hanya dibalas gelengan oleh gadis itu.

"Trus kenapa mau nemanin?" tanyanya heran sendiri.

"Palingan si Ratu yang bakal jadi simpanan Mur, ga usah takut kali." ujar Anggrek dibalas kekehan oleh Murni.

1
Inayah Riyadi
jadi males baca
Inayah Riyadi
banyak cramahnya di timbang cerita nya
Sebuah Kata: haloo kak, makasih atas kritikannya
total 1 replies
Arsène Lupin III
Terus terang, aku harus tahu kelanjutan cerita ini sekarang juga.
Phedra
Aksinya keren banget, semangat terus author!
Sebuah Kata: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!