"Mau gak Lo jadi pacar gue?"
"Gue udah jadi istri Lo kalau Lo lupa"
"Jawab atau gue cium Lo di sini"
UTTARA PRADIPTA ARSENIO putra tunggal seorang konglomerat di jakarta yang pindah ke sekolah baru untuk mengejar cinta pertamanya. Siapa sangka karena sebuah kesalah pahaman dia malah harus menikah dengan FANAYA LOVANIA seorang gadis biasa yang terkenal ambisius dan cerdas. mereka menyembunyikan pernikahannya dengan teman sekolahnya dan berjanji akan berpisah setelah lulus sekolah.
lalu bagaimana perasaan Uttara dengan cinta pertamanya? mengapa di saat melihat Fanaya di dekati pria lain Uttara merasa cemburu. akankah tumbuh rasa cinta di antara keduanya? atau mereka tetap teguh berpisah dan menganggap tidak ada yang terjadi di antara keduanya?
yuk baca lanjutannya gengs di jamin menghibur
happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CINTA MASA LALU UTTARA
Fanaya langsung menghela napas saat melihat Uttara di kerumuni para siswi di kelas sebelah. Rasanya Fanaya ilfeel melihat Uttara tebar pesona seperti itu. Sungguh menjijikkan, jauh dari kata pria idaman yang selalu dingin kepada semua wanita. Tapi sayangnya pria dingin impian Fanaya itu hanya ada di drama Korea atau drama China, bukan di Indonesia, apalagi si Uttara.
Karena tidak mau membuang waktu lagi. fanaya pun segera menerobos kerumunan para gadis centil tersebut. “Bisa nggak tebar pesonanya nanti saja? Lo harus masuk kelas terus kenali diri lo!” sentak Fanaya
Para gadis yang merasa mangsa mereka di rebut itu pun langsung mendelik. Tentu saja Fanaya sadar akan hal itu, selama ini dia nggak pernah bermasalah dengan siapapun di sekolah ini. Jangan sampai gara – gara Uttara dia malah di benci dan di musuhi
“Sorry ya, ini amanah Bu Ita, dia harus masuk kelas dan kenalan sama teman sekelas. Setelah itu terserah kalian mau apain dia lagi” ucap Fanaya. Ya, sepertinya dia memang harus membawa nama Bu Ita, buktinya gadis – gadis itu tidak mendelik lagi dan pergi begitu saja.
“Ayo, tunggu apa lagi?” fanaya kembali masuk ke kelas, lama – lama dia emosi juga dengan Uttara
Saat masuk kelas emosi Fanaya makin membara melihat semua teman sekelasnya mengintip di jendela, siapa lagi yang di intip kalau bukan Uttara
Semuanya berhenti mengintip dan kembali ke kursi masing – masing saat Uttara masuk ke kelas. Dan lagi pemuda itu kembali tebar pesona
Menurut Uttara dia tidak menebar pesona ketampanannya, karena pesona itu tersebar dengan sendirinya. Siapa yang harus di salahkan? Uttara kah?
“Kenalin diri lo!” ucap Fanaya lalu kembali ke tempat duduknya
Mata Uttara menyapu ke seluruh ruang kelas, bibir tipisnya tersungging saat tatapan matanya berhenti pada sosok gadis yang sejak tadi menatapnya
Mutiara! Ya, Uttara menatap Mutiara, gadis yang pindah ke sekolah itu sebulan yang lalu. Mutiara pindahan dari Bandung, selain cantik dia adalah salah satu selebgram asak bandung.
Alasan Uttara pindah ke sekolah ini adalah Mutiara. Siapa sangka kalau Mutiara adalah cinta pertama Uttara. Mendengar kabar Mutiara pindah ke Jakarta, membuat Uttara memaksa kedua orang tuanya memindahkannya ke sekolah ini. Padahal, dulu dia yang ngotot sekolah di sekolah khusus laki – laki
“Ganteng banget, kayaknya cocok dengan Mutiara” celetuk salah satu siswi. Ternyata siswi yang tadi berkumpul di depan ruang guru kini pindah ke depan kelas Fanaya. Mereka berdesak – desakan mengintip dari jendela kelas, siapa lagi yang mereka intip kalau bukan Uttara.
“Hai kenalin nama gue Uttara”
Para siswi berteriak histeris mendengar nama Uttara.
Uttara melangkahkan kakinya berdiri di samping Mutiara
“Gue duduk di sebelah Mutiara” ucap Uttara kepada Aldo
Aldo yang tersihir dengan ketampanan Uttara pun hanya mengangguk. Ternyata tak hanya para gadis, bujang seperti Aldo pun ikut terhanyut dengan pesona seorang Uttara.”Silahkan” ucapnya
“Thanks” Uttara langsung duduk di samping Mutiara. “Hai masih ingat sama gue?”
“Masih ingat? Kita pernah kenal? Atau lo kenal gue dari media sosial?” tanya Mutiara
“Lo lupa sama gue? Dulu kita dekat”
Mutiara tertawa karena dia yakin Uttara hanya mengaku – ngaku kenal dekat dengannya
Tawa Mutiara lenyap ketika melihat sebuah foto yang Uttara tunjukkan. Di foto itu ada dia, mungkin saat dia kelas 1 SMP, ia merangkul seorang anak laki – aki yang wajahnya mirip Uttara
“Lo?”
Uttara mengangguk “Ya gue Uttara lo dan lo adalah Mutiara gue”
Senyum Mutiara mengembang, tidak menyangka bisa bertemu lagi dengan Uttara setelah hampir 4 tahun lamanya.”Wajah lo berubah, makanya gue nggak kenal”
“Lo juga berubah, makin cantik” puji Uttara
Sementara itu Fanaya dan Reyna hanya geleng – geleng melihat Aldo yang duduk di belakang tempat duduk mereka. “Taring lo sudah patah ya? Kenapa nggak nolak pas dia minta kursi lo?” tanya Reyna
“Tahu lo, Do. biasanya lo paling jago di kelas, sekarang sudah kayak harimau patah taring” timpal Fanaya
“Gue....gue Cuma terpesona sama ketampanan dia, belum pernah gue lihat cowok setampan Uttara. Gue yang cowok saja meleleh apalagi kalian yang cewek” ucap Aldo geleng – geleng kepala sambil tersenyum
“Jangan bilang lo jatuh cinta sama dia. Gue bacok lo Do!” ancam Reyna
Aldo mendengar ancaman Reyna itupun langsung mendelik, ia membayangkan tubuhnya di bacok oleh gadis itu. Mengerikan sekali
Pembicaraan mereka berhenti pada saat Bu Ita masuk ke kelas . seperti biasa Bu Ita paling tidak suka bertele – tele dan langsung meminta semua membuka buku matematika dan belajar dengan serius
...****************...
Full day school memang melelahkan, apalagi Fanaya. Pulang sekolah dia harus mengerjakan pekerjaan rumah yang tadi pagi ibunya tinggalkan.
Ibu Fanaya bekerja di sebuah rumah makan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari – hari dan akan pulang pukul sembilan malam.
Padahal ibunya tidak pernah meminta Fanaya untuk melakukan semua pekerjaan rumah tersebut, hanya saja Fanaya tidak tega jika ibunya yang lelah seharian bekerja harus melihat rumah berantakan ketika pulang. Selain bekerja di sebuah rumah makan, ibu Fanaya juga membuat macam – macam kue yang ia titipkan di warung – warung, oleh sebab itu setiap hari di dapur ini akan berantakan karena ibunya tidak sempat berkemas.
“Semangat!” ucap Fanaya setelah berdiri di depan tumpukan peralatan dapur yang kotor.
Jari – jari lentiknya mulai bergerak dengan cepat supaya cepat selesai. Cepat selesai sepat juga istrirahat. Begitu kata Fanaya
Setelah selesai membersihkan dapur, Fanaya istirahat sebelum pergi ke warung – warung untuk mengambil kue yang tadi pagi ibunya titipkan
“Makasih Bu. Besok pagi Ibu saya nitip kue lagi ya, Bu”
“Iya, bilang sama Ibu kamu besok ada yang pesen kue 300 biji, campur saja”
“Iya Bu”
Fanaya tersenyum kue – kue ibunya memang enak. Tak hanya enak tapi juga bersih. Kalau saja sekolahnya memberi ijin untuk membawa jualan dari luar, Fanaya sudah jualan kue di sekolahnya
Fanaya juga segera ingin lulus sekolah dan kuliah ke luar negeri dengan beasiswa yang sudah Garuda school janjikan.
“Dokter! Iya, cita – cita Fanaya adalah menjadi seorang dokter yang hebat. Fanaya berharap kelak dia bisa mengangkat derajat keluarga kecilnya
Keasyikan berpikir tentang masa depan, Fanaya sampai tak melihat ada seseorang di depannya dan menabrak orang tersebut
“MA- maaf, saya nggak sengaja” ucap Fanaya dan terkejut melihat siapa yang dia tabrak tadi
“Lo!” ucap Fanaya dengan orang itu berbarengan.
“Lo apa disini? Kenapa gue harus ketemu sama lo sih?” tanya Uttara. Ya dia Uttara. Pemuda itu pulang sekolah langsung pergi memotret kehidupan orang – orang yang tidak mampu. Hampir seluruh Jakarta sudah Uttara telusuri sejak ia masih duduk di bangku SMP
“Lo yang ngapain di sini? Untuk apa anak orang kaya kayak lo di tempat kumuh kayak gini?”
“Nggak ada urusan sama lo!” ucap Uttara lalu pergi. Sebelum pergi ia sempatkan mengambil foto Fanaya yang sedang memegang tempat kue.