Hitam tak selamanya buruk dan kotor, putih tak selamanya bersih dan suci. Hidup seorang diri membuat Letnan Rilanggana menjadi pribadi yang keras, dingin dan tidak mudah di taklukkan. Banyak yang tidak paham atau mengerti akan jalan pikir serta 'caranya bekerja'.
Berawal dari pertemuan pertama yang tak terduga, dirinya bertemu dengan adik kesayangan seniornya yang membuatnya kesal. Namun menang taruhan dengan rekannya membuat takdirnya harus mendekati gadis itu kembali.
Niatnya yang hanya bermain-main akhirnya menimbulkan perkara dan harus berhadapan langsung dengan seniornya tersebut. Hingga waktu berganti, kisah masa lalu di antara mereka membuat prahara.
KONFLIK, silakan SKIP bagi yang tidak tahan KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Tahap penyelesaian.
Bang Rilo dan Bang Bayu sampai kewalahan mendamaikan istrinya. Sungguh 'pesona' Priyadi membuat kedua pria yang sudah memiliki jabatan Danki itu menjadi kalang kabut.
Disisi lain Bang Riga dan Anriya sekilas bertemu pandang kemudian saling memalingkan wajahnya dengan pipi memerah. Tapi tak paham di sadari atau tidak, tangan Bang Riga mengusap puncak kepala Anriya dengan lembut.
***
Pesawat militer sudah mendarat di bandara. Para anggota bersiap menyambut Danki yang baru serta Danton ( senior ) mereka.
"Tolong bantu Danki..!!" Perintah Bang Riga, dirinya pun sibuk sendiri karena ternyata Anriya mabuk parah.
Sepanjang perjalanan tadi, Lira dan Shita sama sekali tidak bertegur sapa. Suasana masih saja hening memanas. Terpaksa Bang Rilo dan Bayu saling menjauh demi menjaga stabilnya keadaan.
Tak berapa lama Bang Arre tiba disana. Ia menatap adik dan juga keponakannya. "Kenapa tiba-tiba kalian jadi bisu?" Tegur Bang Arre.
Kedua 'gadis' hanya melirik dengan raut wajah malas.
"Astaghfirullah hal adzim..!!" Bang Arre mengusap wajahnya.
***
Pada saat apel pagi, semua situasi masih kondusif tapi saat Lira, Anriya dan Shita datang ke Batalyon untuk menemui ibu Danyon, ketegangan pun terjadi.
Shita berjalan ke arah tepi jurang, Lira berjalan menuju jalan raya dan kini Anriya nyaris meneguk obat nyamuk cair. Sontak kejadian itu membuat para suami benar-benar syok.
Melihat kejadian yang semakin tidak kondusif, Bang Rilo pun tidak tahan, ia geram dan mencari Sertu Priyadi.
~
"Saya??? Saya masih punya iman, Danki. Mana mungkin saya melakukan hal tidak bermartabat seperti itu." Ucapnya dengan nada yang tenang.
"Kamu bisa bohongi semua orang tapi tidak dengan saya. Kamu ada hubungan dengan istri saya, kan???"
"Ijin Danki, itu pertanyaan atau tuduhan??" Sertu Priyadi tetap mengelak namun raut wajahnya sudah jelas menunjukkan rona puas dari sebuah kemenangan.
"Bagaimana bisa saya menuduh sedangkan istri saya terus menyebut namamu." Kata Bang Rilo.
"Oyaa?? Hahahaha... Apa itu artinya istri Danki ada rasa dengan saya???" Jawab Sertu Priyadi semakin membuat Bang Rilo kesal. "Atau mungkin Danki takut kalau saya pernah 'main gila' dengan istri Danki????"
Sontak perkataan itu menimbulkan amarah Bang Rilo. Jemarinya sudah mengepal dan berniat melayangkan pukulan tapi Bang Riga segera menghadangnya.
Di saat yang sama Sertu Priyadi menunduk melihat tatap mata Bang Riga.
"Saya sudah tau, Pri..!! Kamu ingin menyerah baik-baik atau saya 'bantu'??"
"Haruskah saya melepaskan orang yang sudah membuat keluarga saya di penjara??? Adik perempuan saya menjadi korban orang tidak bertanggung jawab." Kata Sertu Priyadi.
Kening Bang Riga berkerut menerka apa yang sebenarnya terjadi, seperti ada yang aneh dalam kekisruhan yang terjadi.
"Jangan ikut campur..!! Ingat, Danton sudah 'bercampur' dengan gadis itu.. jangan sampai dia menjadi korban selanjutnya, ju_ga..!!" Ancam Sertu Priyadi.
Kini Bang Riga yang tidak bisa menahan diri. Bang Rilo seketika panik di buatnya. Jika Bang Riga terpengaruh, maka mereka akan terperangkap masalah. Sebab mengalahkan hal demikian tidak bisa menggunakan 'rasa'.
"Istighfar, Rig..!!!"
"Kenapa harus aku yang istighfar sedangkan tadi Abang juga tidak bisa menahan diri." Ucap kesal Bang Riga.
Bang Rilo yang mengerti bagaimana perangai adiknya segera menengahi tapi emosi Bang Riga memang cukup tinggi.
"Rig.. nyebut Rig..!!!!!!!!" Kata Bang Rilo mengingatkan.
Jemari Bang Riga bergetar, matanya memerah. Di saat itu pula Bang Rilo segera menubruknya.
"Istighfar.. istighfar..!!!!!!!" Tak hentinya Bang Riga mengingatkan.
Pedih dalam amarah, terbayang wajah ayu Anriya. Bang Riga pun mencoba tenang sampai beberapa saat kemudian dirinya bangkit dan menatap tajam mata Sertu Priyadi.
Samar terdengar suara dari alat di telinganya. Seringai senyum Bang Riga tersungging. "Ujung tanah.. kau mencari 'perlindungan' salah arah, tapi kau lupa bahwa sebaik-baiknya penolong adalah Allah."
Seakan paham bahwa ada sesuatu di balik senyum Danton, Sertu Priyadi gelisah dan menyerang Bang Riga secara membabi buta. Di saat amarahnya melambung tinggi, Bang Riga menanganinya.
"Ternyata kamu ingin bantuan dari saya..!!"
.
.
.
.
Kenapa tiba-tiba jadi pada penasaran dengan sosok Letnan Auriga ya😂.
.
.
.
.
apa Lira dan Sitha ga bisa lepas dr Priyadi??
semoga menjadi Keluarga yg samawa yah Bang Rilo dan Bang Bayu😇
bikin penasaran...
lagi rame ini,
ayo lanjuuut kak 💪💪💪♥️♥️♥️