Ceritanya berkisar pada dua sahabat, Amara dan Diana, yang sudah lama bersahabat sejak masa sekolah. Mereka berbagi segala hal, mulai dari kebahagiaan hingga kesedihan. Namun, semuanya berubah ketika Amara menikah dengan seorang pria kaya dan tampan bernama Rafael. Diana yang semula sangat mendukung pernikahan sahabatnya, diam-diam mulai merasa cemburu terhadap kebahagiaan Amara. Ia merasa hidupnya mulai terlambat, tidak ada pria yang menarik, dan banyak keinginannya yang belum tercapai.
Tanpa diketahui Amara, Diana mulai mendekati Rafael secara diam-diam, mencari celah untuk memanfaatkan kedekatannya dengan suami sahabatnya. Seiring berjalannya waktu, persahabatan mereka mulai retak. Amara, yang semula tidak pernah merasa khawatir dengan Diana, mulai merasakan ada yang aneh dengan tingkah sahabatnya. Ternyata, di balik kebaikan dan dukungan Diana, ada keinginan untuk merebut Rafael dari Amara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
pagi ini amara meringkuk di atas ranjang yang begitu empuk dan nyaman,dia merasa tubuh nya begitu panas,namun merasa dingin,
"aduh...kayaknya aku terserang demam ini."gumam nya dengan suara yang parau,
Saat dia sedang merasakan tubuh nya begitu panas,tiba tiba pintu kamar di ketuk dari arah luar,
"non ini sarapan nya non"
dengan badan yang lemas dia berusaha turun dari ranjang,dia berjalan tertatih menuju pintu,saat pintu di buka nampak lah bi jum yang sedang membawa nampan berisi sarapan pagi,
Iya bik jum sengaja amara bawa,karena dia sudah terlanjur nyaman di layani oleh beliaw,
"ya ampun non,kenapa wajah non begitu pucat?apa nyonya sakit?"tanya bi jum dengan nada khawatir,
"hanya demam saja bi"jawab amara dengan lemah,
Amara mempersilahkan masuk bi jum kedalam kamar untuk menyimpan sarapan nya di atas meja sebelah ranjang,namun saat bi jum berjalan melewati amara,tubuh amara ambruk ,dia terjatuh pingsan,beruntung kepalanya tidak terbentur terlalu keras,
Bi jum menoleh kebelakang,dia begitu kaget saat melihat amara ,"ya ampun nyonya...."teriak nya begitu khawatir,dengan cepat dia menyimpan nampan terlebih dahulu,setelah itu dia langsung mengangkat kepala amara dan memindah kan nya di atas pangkuan nya,
"tuan...nyah...."teriak bi jum dengan keras,
Di bawah sana,tante indri langsung berlari ke atas saat mendengar bi jum teriak teriak dari arah kamar putri nya,
"astagfirullah,bi....kenapa amara?"tanya tante indri begitu panik,
....
Setelah insiden barusan,kini amara sudah terkapar di atas ranjang rumah sakit,badan nga begitu pana,wajah nya begitu pucat,
liana sang kakak kebetulan sudah pulang dari singapore,dia menggenggam erat tangan adik nya,dia terisak menangis menyesali telah meninggalkan adik nya berjuang sendiri,
"ya ampun amara...maafkan kakak,beberapa bulan kakak meninggalkan mu dan membiarkan mu membalas semuanya sendirian"lirih nya dengan terisak,
"jangan merasa bersalah seperti itu liana,adik mu sangat kuat,"ucap tante indri yang sudah berada di belakang liana,
Liana menoleh ke arah belakang,"mama..."lirih nya berbisik,
indri mendudukan bokong nya di atas kursi sebelah putri sulung nya itu,"adik kamu sangat kuat,bahkan dia sekarang turun tangan untuk mengelola perusahaan oma."ucap nya dengan menggenggam tangan liana,
liana membulatkan matanya,dia sangat kaget,pasalnya adik nya itu adalah tipe orang yang menye menye jangan kan mengelola perusahaan sebesar itu,membuka toples kacang saja amara selalu kesusahan dan menangis,
"apa dia bisa ma?"
"mama yakin,amara sudah sangat dewasa sekarang,tenang saja,ada ferdi yang selalu ada di sisi nya."jawab nya dengan lembut,
"ferdi..."lirih nya hampir tidak terdengar,ada rasa tidak rela saat mendengar ferdi selalu ada di sisi adik nya,ya liana sudah lama mengagumi sosok ferdi,namun ferdi pria yang sangat dingin,dia jarang sekali berinteraksi dengan orang orang,
ada ketakutan tersendiri saat mendengar nya,liana takut ferdi menyukai amara atau sebalik nya.
masih di rumah sakit,amara sudah siuman,dia sedang duduk dan menikmati sarapan yang di bawakan oleh ferdi,
"sepertinya kamu kurang kerjaan ya,bisa bisa nya pagi buta begini sudah membawakan aku sarapan"ucap amara dengan tertawa kecil,
"saya sedikit menghawatirkan anda."jawab ferdi begitu dingin,
Amara yang sedang mengunyah pun seketika berhenti,dia menoleh ferdi sekilas lalu mengungah kembali,ferdi yang melihat itu tersenyum kecil,
Pintu terbuka dari luar,jantung liana berdetak lebih kencang dari biasa nya,
saat liana diam mematung di depan pintu dengan perasaan yang sulit di artikan,amara melihat nya,"kakak....sini kak masuk ngapain diam di sana."
Liana terkesiap kaget,dia memberikan senyum canggung,dia berjalan dengan sangat perlahan,tanpa sengaja liana menatap ferdi,namun ferdi seolah olah begitu acuh bahkan dia sama sekali tidak menengok kepada liana,
"eh ada pak ferdi."ucap liana dengan canggung,ferdi hanya menanggapi nya dengan senyuman dan anggukan kecil,
Melihat itu liana merasa di abaikan,sementara amara dia memang tidak menyadari adanya kecanggungan di antara mereka berdua,
"kakak,niatnya ingin membawakan kamu sarapan ,tapi ternyata kamu sudah makan."ucap liana sedikit kecewa,
Mendengar itu amara tersenyum lebar,"maaf kak,ferdi barusan membawakan ku bubur."ucap nya dengan mengangkat kecil mangkuk yang berisi bubur tersebut.
Mendengar itu ada rasa cemburu di hati liana,"bagaimana bisa ferdi menyukai amara perempuan ceroboh dan selalu tergantung kepada orang lain?sementara aku wanita mandiri,berkarir bahkan dia tidak pernah tertarik sama sekali kepadaku."gumam nya dengan tatapan yang begitu sendu,
"wah jangan dulu pede kamu amara,kan sekarang perusahaan di kelola oleh kamu,biar kamu cepat sembuh saja itu."ucap liana dengan tertawa kecil,
Senyum amara luntur,dia mendengar perkataan yang berbeda ,begitu menyakitkan pikirnya,namun dia membuang jauh jauh pikiran buruk itu,dia kembali tersenyum lebar"haha kakak ini"
ferdi merasakan kecanggungan di antara kedua wanita cantik tersebut,ferdi berdiri,dia meminta ijin untuk pergi lagi ke kantor,"baiklah nyonya amara,saya pergi ke kantor dulu,semoga cepat sembuh"ucap nya dengan menundukan sedikit badan nya,"saya duluan nyonya liana."ucap nya lagi dan akhirnya ferdi melangkah pergi meninggalkan mereka berdua,
Pandangan mereka berdua tertuju kepada ferdi yang mulai hilang ,seketika liana menatap amara degan tatapan serius,"kamu menyukainya?"
amara langsung menggeleng,"tidak kak"
"bagus...karena kakak sudah lama menyukai dia,"ucap nya sambil tersenyum manis dan mendudukan bokong nya di atas kursi,
"kakak menyukainya?pria dingin seperti kulkas dua pintu itu?"ucap amara yang kaget dan sedikit mengejek,
liana mengangguk antusias,senyum nya mengembang,"iya....amara,aku menyukainya,dia jarang berinteraksi dengan orang orang,hanya orang yang terpilih yang dapat berinteraksi dengan dia!dan itu spesial amara."
Amara tersenyum mengejek"berarti aku spesial kak,setiap detik,menit,bahkan seharian aku selalu berada di sisinya loh...."ucap nya dengan menaik turun kan alis nya,
Liana memutar bola mata nya dengan malas,"terserah kamu lah amara....sudah ah kakak mau pulang aja gak asik ngobrol sama kamu."ucap nya merajuk.
"dih ngambek ni ye....."
liana dan amara tertawa lepas ,mereka adalah adik kakak yang saling menyayangi,tidak ada kata iri di antara mereka,karena tante indri mendidik nya dengan adil,jika sang kaka salah maka akan di hukum dan sebalik nya,tidak ada kata pilih kasih di antara mereka,semua nya saling mendukung,tapi apa mereka masih bisa menjadi adik kakak yang baik setelah liana mengetahui ferdi selalu ada di sisi adik nya?