NovelToon NovelToon
DEWI ASIH Dan Delapan Petualang

DEWI ASIH Dan Delapan Petualang

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mata Batin / Ahli Bela Diri Kuno / Ilmu Kanuragan / Pulau Terpencil
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Sebelum membaca novel ini, diharapkan membaca novel BUHUL GHAIB, sebab ini ada hubungan dengan kisah sebelumnya, agar tidak bingung.

kisah Delapan orang bersahabat yang melakukan pertualangan ke sebuah pulau yang terkenal dengan keindahannya, tetapi bencana tiba-tiba memporak-porandakan rencana mereka karena kapal yang mereka tumpangi mengalami kecelekaan, sehingga mereka terdampar disebuah pulau yang berbeda.

Dipulau itu mereka mengalami kejadian demi kejadian yang mengerikan dan membuat mereka harus bertahan hidup dari sebuah rahasia misteri yang sangat mengerikan.

sanggupkah mereka keluar dengan selamat? ikuti kisah selanjutnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DA-2

"Uhuk...uhukk..," Yudi terbatuk dan memuntahkan air dari mulutnya. Ia masih begitu sangat berat untuk membuka matanya, sebab kepalanya masih terasa sangat berat dan sakit.

"Sssshhtss..., aaaaarrrgh," terdengar seseorang mengerang kesakitan tepat berada didekatnya.

Yudi memaksa matanya untuk terbuka dan pandangannya masih samar. "Wooooy, bangun!" ucap seseorang dengan nada tegas.

Pria itu menyipitkan ujung matanya, dan melihat seorang wanita berambut bergelombang sebahu sedang berkacak pinggang berdiri dihadapannya dengan pakaian yang basah kuyup, ternyata itu adalah Emy.

Yudi mencoba bangun dan merubah posisinya untuk duduk, meskipun kepalanya masih terasa berat. "Huh, ternyata kamu!" ucapnya menggerutu.

"Iya baginda raja, ada yang bisa saya bantu?" sahut wanita berkulit kuning langsat tersebut dengan nada mencibir, dan tentunya memasang wajah meledek.

"Ambilkan aku minum," jawab Yudi senaknya.

"Ambil saja sendiri. Noh, masih banyak tuh dilaut, minum sampai kembung!" jawab Emy, lalu beranjak pergi dan membantu teman mereka yang masih tak sadarkan diri, terutama Indira yang masih tergeletak tak jauh darinya.

Yudi menggerutu dengan jawaban Emy. Wanita itu selalu saja membuatnya gemas, entah angin apa yang membuatnya ikut berlibur bersamanya.

Disisi lain, Darmadi dan Guntur membantu para teman mereka yang masih terlihat syok dengan kejadian yang baru saja menimpa mereka, dan nasib baik mereka masih terselamatkan, meskipun entah dimana keberadaan mereka saat ini.

Mia dan Syahfitri sudah dapat duduk dengan baik, sedangkan Andini mencoba mencari dedaunan dipinggiran hutan yang tak jauh dari tepi pantai untuk mengobati luka para sahabatnya, terutama menghentikan pendaharan yang terjadi.

"Kita ada dimana?" tanya Yudi dengan rasa penasaran. Saat ini yang terlihat hanya hamparan laut lepas yang seolah tiada betepi.

"Tanya mbah google saja?" sahut Andini yang baru saja tiba didekat mereka dengan daun senduduk ditangannya.

Seketika pria itu mengingat akan ponselnya. Ia mero--goh tas selempang miliknya, dan benda itu masih ada disana, tapi sayang sudah mati total. "Sial!" makinya kesal saat mengetahui benda pipih itu tak berfungsi saat akan dibutuhkan.

"Bang, bantu haluskan ini, luka Mia cukup parah dibagian betisnya, sepertinya terkena goresan puing kapal!" titah Andini pada Darmadi.

Pria itu menganggukkan kepalanya, lalu menghaluskan daun senduduk kunyahannya.

Guntur mengamati sekitarnya. Ia merasakan jika mereka sat ini belum benar-benar selamat, sebab lokasi mereka berada ditengah-tengah pulau tak berpenghuni dan ini adalah bencana.

"Gawat!" gumam pria itu sembari mengacak rambutnya.

"Ada apa, Bang?" tanya Syahfitri penasaran. Ia mulai dapat mengumpulkan kesadarannya.

"Kita terjebak dipulau yang kita sendiri tidak tahu dimana? Kita harus mencari cara bagaimana agar dapat selamat dan keluar dari tempat ini," ia tampak sangat berfikir keras.

"Kita buat rakit saja," sahut Indira.

"Tebang bambu atau pohonnya digigit ya? Soalnya kagak ada golok," Yudi menimpali. Seketika Indira mencebikkan bibirnya dan menatap kesal pada sahabatnya.

"Aku-kan kasih ide. Emang kamu punya ide apa!" jawab gadis berambut panjang lurus itu.

"Sudah, jangan berantem. Kita fikirkan nanti, yang penting kita rawat luka teman yang masih parah," Darmadi menengahi.

Guntur mencoba mencari tempat untuk mereka berteduh. Hamparan pasir putih nan luas serta air laut yang menghijau sungguh pemandangan menakjubkan, tetapi tidak aman untuk dijadikan tempat tinggal.

"Ayo, kita ke tepi hutan. Mungkin disana lebih baik, dari pada kita berjemur dipantai, ntar yang ada gosong," ajak Guntur pada teman-temannya.

Mereka beranjak bangkit dan mengikuti ajakan Guntur untuk menepi ke pinggiran hutan bakau yang tampak tumbuh rimbun.

"Arrrrrrghh..." terdengar suara seorang pria merintih kesakitan dari arah utara. Sepertinya ia juga korban dalam tragedi kapal mereka yang karam.

Mereka serempak menoleh kearah sumber suara, lalu Darmadi menoleh pada Yudi. "Coba bantu lihat," pintanya.

Seketika Yudi tercengang "Hah, aku?!" ia menunjuk mukanya sendiri.

"Iya, kamu. Coba periksa, apakah dia korban juga,"

"Kamu saja yang periksa, kenapa harus aku!" bantahnya.

Emy menggeretakkan giginya. Lalu berjalan menuju utara untuk memeriksa apa yang terjadi. Melihat hal tersebut, Yudi akhirnya memutuskan untuk mengekori wanita tersebut, tak lupa ia memungut sebatang kayu yang masih basah dan sepertinya terbawa ombak, tujuannya untuk berjaga-jaga.

Sesat ia terkejut. Sebab ujung batang kayu yang ia temukan terlihat meruncing, yang mana artinya itu adalah bekas sayatan benda tajam. "Hah!" ia merasakan persaannya tidak enak.

Emy sudah berada tak jauh dari sosok yang mengerang kesakitan tersebut. seorang pria dengan berperawakan tinggi besar sedang terluka dan tergeletak dipasir putih. Wanita itu berjongkok hendak memeriksanya.

"Tunggu!" cegah Yudi menahan sahabatnya agar tak mendekati pria tersebut.

Emy tersentak kaget mendengar suara Yudi, lalu beringsut mundur. Pria itu menghampirinya setengah berlari, dan menggunakan kayu sepanjang satu meter setengah untuk memeriksa pria terebut.

"Gak sopan banget, kamu!" ucap Emy kesal melihat ulah Yudi.

"Jangan sembarangan, kita tidak mengenal pulau ini, bisa saja bahaya mengintai disekitar kita," jawabnya. Kali ini ia tak ingin berdebat.

Sementara itu, Darmadi dan Andini memasuki hutan. Mereka harus mencari sumber air tawar dan juga makanan untuk mengganjal perut mereka, sebab tidak ada perbekalan yang tersisa, semuanya hilang dalam kecelakaan yang terjadi.

"Ikut," Syahfitri berlari mengejar keduanya yang tampak memasuki hutan.

Sedangkan Guntur bertugas menjaga para wanita yang masih memerlukan perwatan, terutama Mia dan juga Indira.

Sepanjang jalan, Syahfitri menggandeng lengan Andini, ia takut jika terpisah ditengah hutan nantinya.

"Kita mau makan apa?" tanya Syahfitri sembari memegangi perutnya yang terasa lapar.

"Makan nasi Padang," jawab Darmadi.

"Emang ada?" tanya wanita itu penasaran.

"Ya ada, kalau kamu tinggal dikota," jawab pria itu sembari meledek.

Wanita itu memanyunkan bibirnya, sedangkan Andini hanya tersenyum geli.

Sreeeeek....

Terdengar suara gemerisik dari balik semak. "Apa itu?" Syahfitri tampak takut. Ia semakin mengeratkan cengkramannya dilengan Andini.

"Sssssstt... Jangan berisik" Andini mengingatkan.

Sementara itu, Darmadi memberi isyarat agar mereka tetap berada ditempat, sedangkan ia akan pergi untuk melihat apa yang terjadi.

Pria itu berjalan mengendap-endap, dan ternyata seekor rusa jantan sedang merumput dan ia merasa sangat beruntung jika seandainya hewan itu dapat diburu, tentunya akan menjadi penunda lapar mereka.

Tetapi Darmadi lupa, ia tak memiliki senjata untuk berburu.

Wuuuuuuussssh....

Sreeeet....

Sebuah anak panah melesat tepat dileher sang rusa, dan dengan seketika rusa itu ambruk diatas rerumputan. Lalu sesosok wanita melesat dengan sekejap mata dan membawa sebuah pisau sangkur ditangannya, lalu menyembelih hewan tersebut.

Darmadi diam terpaku. Ia bagaikan membeku saat melihat siapa yang ada dihadapannya. Wanita cantik dengan kulit putih laksana seorang puteri yang mana tak dapat ia gambarkan kecantikannya sedang berada tak jauh dari tempat ia mematung.

Wanita itu adalah sosok yang ia lihat saat dikapal, sepertinya ia selamat saat kapal mengalami musibah dan mereka terdampar dipulau yang sama. Tetapi siap dia?

1
Tiah Fais
lanjut kak
Ai Emy Ningrum
empat biji mana kenyang ,minimal 4 kilogram atuh makan buah loa nya 🤣🤣🤣🤣 🍈🍈🍈🍈
Ai Emy Ningrum: drpd kelaparan ceu 😋 manusia bisa tahan lapar katanya mah selama 5 ato 7 hari gituh 🙄🤪
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: yg ada sakit perut makan 4 kilo maah.. 😂
mual mual juga tetap aja ya buah loa nya di embat 🤣
total 2 replies
Heri Wibowo
lanjut
❤Lembayung Jingga❤: 😘😘😘😘😘😘
total 1 replies
Heri Wibowo
perjuangan darmadi CS belumselesai.
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wahhh keren yahhh bener kata Buu bidan klo waktu terdesak JD jago tinju juga hahaaaa keren2
Ai Emy Ningrum: ayo sapa lg yg berani adu mekanik sama cewek2 ini 👊🏻👊🏻🤺🤺
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: uwoooww... kereeeennn 🙀🙀😍😍😍
total 6 replies
Susi Akbarini
waahhh..
deg2an terussss...
❤❤❤❤❤❤
Ai Emy Ningrum
jgn dibayangin bang 🙈 serem pastinya ,secara baru lepas dr suku Pulu Pulu ketemu bule rusuh sekarang...
Ai Emy Ningrum: 💤😴💤😴 mbeeeekkk 🐑👻
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: lagi berduka Ceu, embeknya mati /Whimper//Whimper/
total 14 replies
Tiah Fais
lanjut kak
V3
butuh bantuan .... butuh bantuan .... buruan bntu Bang Yudi dan Kak Emy 📢📣
V3
sepotong kaki beserta sepatu nya yg tersisa 🤣🤣🤣🤣
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wehhhh si swet dehhh keren tp namanya manusia kanibal yahhh ngeri hiiiii
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
gila sekali ini mahhh /Puke//Puke//Puke/
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
haiiiiii semua
AQ baru on aja tp sampul nya udah beda hahhhhh mklm lah timbul tengelem dulu
buuuuu
arfan
semangat up terus bos
Susi Akbarini
asih2..
di mana asih..
Susi Akbarini
lhooo..
kok ya cuma ngintip..
harusnya segera twmbak qanita kanibal itu ..
Susi Akbarini
waaaahhhh...
ngeriii..

deg2 an bacanya
Heri Wibowo
lanjut thor.
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
iyaa, jgn nanti di sisain tulang doang sama sepatu 😳🙀
Ai Emy Ningrum: amiiiiin ( berjamaah ) 🤲🏻 😌😇🙏🏻
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: isssh jangan sampe donk, mari kita berdoa agar sepatu dan tulang2 semua selamat 🤲
total 7 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
iyaa, jgn sampe pergi berdelapan, pulang bersepuluh 🙀🙀
(suku Pulu Pulu ada yg ngintil) 🙈
Ai Emy Ningrum: 🥴🥴🥴🥴🥴😔🥴
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: /Puke//Puke//Puke//Puke/
total 13 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!