Gairah Liar Sang CEO Gembel

Zoya tertidur sambil bersandar pada Raka, setelah Zoya menangis dan mengeluarkan isi hatinya.

"aku tidak tau, ternyata kamu rela mempertaruhkan dua benihku dalam rahimmu Zo, terima kasih atas kekuatan dan juga mau merawat putraku dengan baik. Dan mulai sekarang aku yang akan menjaga kalian."kata Raka sambil mengusap lembut wajah Zoya.

Raka segera mengendong Zoya dan menidurkannya di tempat tidur yang ada di kamar itu.

"sekarang tidurlah, jangan menangis lagi."kata Raka sambil mencium kening Zoya.

Raka segera keluar dari kamar itu dan kembali kemeja kerjanya.

"Alex, Daniel masuklah."kata Raka memanggil kedua rekan kerjanya sekaligus sahabatnya itu.

"iya boss, ada apa."kata Alex yang langsung masuk bersama Daniel.

"iya ada apa kamu memanggil kami."

"ada tugas untuk kalian."

"Raka, kemana nona Zoya kok gak ada."kata Alex sambil melihat pintu kamar.

"dia tidur, jangan terus menatap pintu itu Alex,"

"boss apakan kok Zoya, kok bisa tidur di kamar itu."

"jangan berpikir yang aneh-aneh."

"siapa juga yang berpikir aneh-aneh, itu kan memang kenyataannya."

"kalau aku melakukan hal itu sama Zoya sekarang, kalian tidak akan aku panggil. Dasar otak mesum."kata Raka yang melempar Alex dengan pulpen.

"Raka, ada tugas penting apa untuk kami."kata Daniel menghentikan kejahilan Alex.

"aku butuh bantuan dari kalian berdua sekarang."

"iya, bantuan apa Raka."

"Lex, minta anak buah kamu di Prancis untuk membongkar makam ini."

"makam siapa ini bos."

"lakukan saja, jika di makam itu ada sisa dari mayat, lakukan otopsi dengan benar, dan lakukan tes DNA dengan mengunakan rambut ini."

"baiklah, akan aku kerjakan nanti."

"sekarang Alex jangan nanti. Dan juga, cari penyebab kebakaran dari rumah sakit ini, awas kalau gak dapat informasi nanti sore, habis kamu."

"iya iya beres."

"Daniel, lakukan tes DNA dua rambut ini dengan Calvin, dan aku mau hasilnya keluar nanti sore sebelum jam pulang kantor."

"baiklah, kalau begitu aku pergi dulu."kata Daniel yang segera melakukan perintah Raka tanpa bertanya.

Karena Daniel tau, hal itu pasti sangat penting bagi Raka.

"ya sudah, cepatlah. Alex bagaimana apa anak buah kamu sudah bergerak."

"sudah boss, kebetulan ada anak buah kita yang ada di tempat itu."

"bagus, kalau bisa aku ingin melihat proses itu secara langsung."

"baiklah, akan aku kabari mereka saat melakukan penggalian."

Raka hanya mengangguk dan sedikit tegang menunggu telepon dari anak buahnya di Prancis.

Sedangkan Alex segera meng cancel jadwal meeting Raka, karena Alex tau saat ini tugas yang di berikan Raka lebih penting dari pada pekerjaannya.

"boss mereka sudah telpon."

"ya sudah angkatlah, dan sambungkan pada layar tv itu."

"baiklah."kata Alex yang langsung menyambungkan ke tv digital.

Tv pun menyala dan di layar tv terlihat proses pembongkar makam.

"Calvin, itukan..."kata Alex terkejut membaca nama di nisan yang di bongkar.

"diamlah Lex, kita lihat apa isi dari peti itu."kata Raka sambil meremas tangannya.

anak buah Alex memperlihatkan sebuah peti yang sudah mulai rapuh di layar tv.

"buka peti itu sekarang."perintah Raka sambil terus meremas tangannya karena tegang.

"boss itu...."kata Alex terkejut.

"ternyata benar, ini sungguh-sungguh suatu keajaiban."kata Raka sambil melihat pintu kamar dan tersenyum tipis.

"apa yang harus kita lakukan dengan makam itu boss."

"kubur kembali makam itu. Dan cepat kumpulan tentang rumah sakit yang aku perintahkan tadi."

"boss, ini bukannya rumah sakit yang dulu pernah aku selidiki, untuk mencari orang tua Calvin."

"aku tau, tapi yang aku minta cari informasi lengkap tentang rumah sakit itu, dan juga dokter serta suster yang mati dalam kebakaran itu."

"kenapa tidak di selidiki sekalian penyebab kebakarannya boss, tugas kok aneh banget."

"ya sudah lakukan itu, biar kita tau semuanya."

"apa, boss tadi itu aku cuma bercanda."

"tapi aku tidak bercanda, ini serius."

"sebenarnya ini masalahnya apa boss, kenapa semuanya harus di usut tuntas."

"setelah semuanya jelas dan bukti terkumpul, akan aku beritahu kamu dan Daniel."

"janji ya."

"iya, sudah sana keluar dan kerjakan perintahku tadi, awas kalau tidak lengkap."

"iya iya beres."kata Alex yang langsung pergi keluar untuk mengerjakan tugas yang di berikan Raka.

sementara itu Zoya mulai membuka matanya, setelah tidur cukup lama.

"ah kenapa aku bisa tidur nyenyak sekali sih."kata Zoya yang langsung duduk di tepi tempat tidur dan mengikat rambutnya.

"kenapa di kamar ini ada mantel buluk seperti ini."kata Zoya sambil melihat mantel buluk didepannya.

"tapi, aku seperti pernah melihat mantel ini, tapi di mana ya."kata Zoya sambil memegang dan melihat mantel buluk.

"kamu sudah bangun Zo."

"oh maaf tuan James, saya jadi merepotkan anda."

"tidak masalah, tapi sepertinya kamu penasaran dengan mantel itu."

"sedikit, tapi aneh juga kenapa mantel buluk itu bisa ada di kamar tuan James."

"mantel itu memiliki sejarahnya sendiri Zo, dan itu juga membawaku bertemu dengan wanita yang aku cintai."

"apa dia istri anda boss."

"bukan, dia itu mantan istriku, dia orang lain."

"oh begitu, maaf saya tidak tau hal itu."

"iya tidak apa-apa. Apa kamu lapar."

"sedikit, kalau begitu saya mau ke dapur dulu tuan. Dan maaf tadi saya sempat marah sama tuan."

"tidak masalah, Ohya tolong buatkan aku makan siang juga."

"baik tuan."kata Zoya yang mulai bisa bersikap manis pada Raka.

Zoya segera melangkah keluar kamar dan menuju ke dapur untuk memasak.

Sementara itu Raka segera kembali kemeja kerjanya dan mengerjakan pekerjaan yang tertunda.

kreeeek suara pintu dibuka.

"Alex apa tugas yang aku berikan sudah selesai."kata Raka tanpa melihat siapa yang masuk.

"ini aku Raka, apa kabar kamu."

"kamu, ada apa kamu kemari."

"karena aku sedang ada kontrak kerja dengan perusahaan ini."

"kontrak kerja apa maksud kamu."

"sebagai model dari agensi yang di tunjuk oleh perusahaan ini, untuk mempromosikan produk perusahaan ini."

"oh begitu, tapi tempat kerja kamu bukan di sini, silakan keluar dari sini."

"James jangan seperti itu, kamu telah mem-blacklist aku di Prancis, apa kamu juga akan mem-blacklist aku di sini juga."

"Juliana, sebaiknya kamu cepat keluar dari ruangan ini, sebelum aku membuat kamu benar-benar hancur."

"tidak bisa melakukan hal itu James, karena aku yang sekarang bisa menghancurkan kamu dengan mudah."

"oh begitu, jadi kamu berani mengancam ku ya."

"kenapa tidak, aku yang sekarang bisa dengan mudah mengerakkan para netizen dan juga fans ku yang bodoh itu, untuk melumpuhkan semua usaha kamu."kata Juliana sambil melangkah mendekati Raka.

"menjauh dariku sekarang Juliana."

"kenapa, apa kamu takut denganku, karena aku memegang kendali sekarang."

"aku bilang minggir."

"tuan ini makan siangnya."kata Zoya yang tiba-tiba masuk, saat Juliana ada di atas Raka yang sedang terpojok.

"Zoya...."kata Raka terkejut.

"maaf silakan lanjutkan."kata Zoya yang langsung berlari keluar.

"minggir kamu."kata Raka sambil mendorong Juliana yang langsung terjatuh.

"au sakit. Raka jangan pergi."kata Juliana berusaha mengejar Raka yang berlari mengejar Zoya.

Brukkk Juliana menubruk troli makanan yang di bawa Zoya.

"ah sial."....