Bagaimana jadinya,jika seorang kakak harus menggantikan posisi adiknya untuk menikah dengan seorang wanita yang sama sekali tidak ia kenal,wanita yang akan ia nikahi adalah Anjani Pratiwi,ia seorang gadis yang telah menjadi korban pemerkosaan oleh adiknya sendiri yakni Cakra,hingga akhirnya Anjani hamil dan meminta pertanggung jawaban dari Cakra,namun naas,saat menjelang hari pernikahan mereka,Begitu teganya Cakra memilih untuk kabur bersama mantan kekasihnya,Elang Abimana Wijaya,pada saat itu sedang berada di luar kota karena urusan pekerjaan yang tidak bisa ia tunda,terpaksa menggantikan posisi Cakra karena desakan dari papahnya dan juga untuk menjaga nama baik keluarga Abimana,pada akhirnya mereka melakukan pernikahan secara online,kini Anjani telah resmi menikah dengan Elang,bukan dengan Cakra!
Akankah dua orang asing yang tidak saling mengenal ini bisa menjalani bahtera rumah tangga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Datangnya duo rese
Kini Natasya mendekat ke arah Anjani, dengan kasarnya ia merampas gunting dari tangan Anjani, dan Anjani sendiri sampai kaget tidak percaya atas sikap wanita asing di hadapannya.
"Maaf nyonya, tolong anda bisa menjaga sikap terhadap nyonya muda!" tegur bik Atun.
Seketika wajah Natasya kaget tidak percaya."Apa maksud perkataan mu barusan bik Atun, siapa wanita ini?" tanya Natasya sembari menatap sinis ke arah Anjani.
"Namanya nyonya Anjani, nyonya Natasya, beliau ini adalah istri dari tuan muda Elang!" jawaban dari bik Atun membuat kedua mata Natasya langsung melotot.
Kemudian satu perempuan lagi datang menghampiri, seorang perempuan yang usianya tidak beda jauh dengan Anjani.
"What? Apa yang barusan pembantu itu bilang mommy? Kak Elang sudah menikah, ini semua bohong kan?" tanya si wanita yang terlihat seperti Noni Belanda dengan rambut pirang dan mata berwarna biru.
"Eh ada nona Emely di sini, bagaimana kabar anda nona?" sapa bik Atun
"Jangan sok akrab deh kamu pembantu!" cetus Emely sembari berkacak pinggang
Wajah Anjani di buat semakin heran dan juga kesal dengan kehadiran dua wanita asing yang tidak pernah ia temui sama sekali, namun sikap keduanya sungguh sangat menyebalkan dan tidak memperlihatkan jiwa seorang wanita berkelas pada umumnya.
"Udara di sini sangat panas sekali Emely, tidak seperti di Belanda, ayo cepat sebaiknya kita masuk ke dalam, mommy ingin merapihkan barang-barang mommy yang masih berada di bagasi mobil!" sungut nyonya Natasya sembari menarik tangan Emely.
Ketika kedua wanita tersebut masuk ke dalam rumah, Anjani bergegas bertanya langsung kepada bik Atun.
"Mereka berdua siapa bik?" tanya Anjani.
"Nyonya Natasya adalah adik kandungnya nyonya besar, dan Emely adalah anak angkat dari nyonya Natasya, karena nyonya Natasya tidak memiliki seorang anak setelah lebih dari dua puluh tahun menikah, hingga akhirnya nyonya Natasya mengadopsi anak dari keponakan mendiang suaminya."
"Oh begitu!" jawab Anjani singkat.
"Tapi hati-hati ya nyonya, soalnya nona Emely itu sangat menyukai tuan muda, ia selalu meminta ibunya agar dirinya segera di jodohkan dengan tuan muda, tapi sepertinya tuan besar tidak menyetujuinya, beruntungnya sekarang tuan muda sudah menikah dengan anda nyonya!"
'Oh, jadi wanita yang bernama Emily itu sangat menyukai suamiku? Cih, kenapa darahku mendadak mendidih seperti ini?' batinnya merasa geram.
"Nyonya tidak usah mendengarkan apa kata mereka berdua ya, sebaiknya kita petik beberapa bunga tulip ini dan kita taruh di dalam vas bunga, kebetulan ada vas bunga kristal milik nyonya besar!" imbuh bik Atun buru-buru memetik beberapa bunga tulip.
Kemudian setelah selesai, keduanya bergegas masuk ke dalam rumah, karena cuaca sudah semakin terik.
Saat berada di dalam rumah, Anjani merasa sedikit geram dengan tingkah laku nyonya Natasya dan juga nona Emely, mereka dengan seenaknya menyuruh para pelayan di rumah ini, kelakuannya persis seperti seorang nyonya besar yang tak beretika.
Anjani sendiri malah menghiraukan kehadiran mereka, saat Anjani sedang menata bunga tulip di dalam vas bunga kristal, pak Lee tiba-tiba saja muncul hingga mengagetkan Anjani.
"Astagfirullah, pak Lee ini membuatku kaget saja, datang tiba-tiba!" Cetus Anjani.
"Maafkan saya nyonya, apakah ada yang menganggu nyonya? Kalau seandainya mereka menganggu nyonya, segera lapor kepada saya!" imbuh pak Lee sembari membungkuk.
"Maksud pak Lee, nyonya Natasya dan juga putrinya?"
"Betul nyonya, saya sudah melaporkan jika ada nyonya Natasya dan nona Emely datang ke rumah ini, dan tuan besar meminta saya untuk selalu menjaga dan mengawasi anda!" cetus pak Lee.
Anjani sendiri malah merasa aneh, memangnya ada apa dengan kehadirannya nyonya Natasya dan putrinya ke rumah ini sampai Anjani harus di jaga oleh pak Lee?
Tidak lama kemudian pak Lee pamit pergi menuju ruang belakang.
Setelah Anjani selesai merangkai bunga dalam dua vas bunga kristal, matanya terlihat berbinar."Aishh, indah sekali bunga-bunga cantik ini, sungguh memanjakan kedua mataku untuk terus memandangnya!" ucap Anjani sembari menopang dagunya di atas meja, ia terus saja memperhatikan rangkaian bunga tulip yang sengaja ia taruh di dalam vas bunga, kemudian ia meminta bantuan pelayan untuk memindahkan bunga tersebut ke ruang utama dan juga kamar tuan muda Elang.
Rupanya sedari jauh, dua pasang mata telah memperhatikan gerak gerik dari Anjani
Saat Anjani akan menaiki anak tangga, nyonya Natasya dan Emely langsung menegur dirinya.
"Hey wanita kampung, kamu pakai cara licik apa sehingga Elang mau menikahi wanita seperti dirimu hah? Sejak kapan selera Elang berubah seperti ini, wanita hijab, cih! Kau pasti sudah main ilmu sihir kan untuk mendapatkan Elang?" Hardik nyonya Natasya membuat Anjani mengelus dadanya
"Astagfirullah, anda jangan seenaknya menuduh saya nyonya!" Sungut Anjani mulai kesal.
"Alah, ngaku saja kamu, dasar wanita kampungan, kau itu tidak pantas bersanding dengan kak Elang, kau itu pantasnya menjadi pembantu nya!" sambung Emely dengan mengeluarkan kata pedasnya, Anjani sendiri semakin geram di buatnya, ia sampai mengepalkan kedua tangannya
"Sudah cukup, kalian tidak berhak berkata seperti itu padaku!" balas Anjani.
Dengan beraninya Nyonya Natasya naik dua langkah ke atas anak tangga.
Dengan kasarnya ia menarik hijab yang di kenakan oleh Anjani hingga mengenai rambutnya."Jangan pernah kau berani menentang kami, dasar wanita kampungan!" cetusnya masih dengan posisi menjambak rambut Anjani beruntungnya hijab instan yang Anjani kenakan masih utuh berada di kepalanya.
"Lepaskan saya nyonya! Sikap anda yang seperti ini akan saya laporkan kepada suami saya!" ancam Anjani
Seketika wajah nyonya Natasya langsung mendadak pucat pasi.
'Sialan, rupanya wanita kampungan dan sok polos ini berani juga menentang ku, Awas saja ya, akan aku beri perhitungan padamu, kau belum tahu siapa aku!' Batinnya sangat kesal terhadap Anjani
Lalu Nyonya Natasya langsung melepaskan cengkraman tangannya, Anjani sendiri buru-buru pergi dan masuk ke dalam kamarnya.
"Mommy, si wanita kampungan itu ternyata berani juga dengan kita!" Cetus Emely.
"Iya sayang, awas saja, pokoknya mommy akan membuat perhitungan dengannya, dia belum tahu siapa mommy!" ucapnya sembari membusungkan dadanya.
"thats right mommy, aku akan selalu mendukungmu mommy!" ucap Emely sembari menunjukan senyum liciknya.
Perusahaan HEROIC PASIFIC
Mendengar kabar dari papah Malik jika di rumahnya saat ini ada Tante Natasya dan juga Emely, Elang menjadi khawatir dengan Anjani, apalagi Tante Natasya adalah tipikal wanita tempramen dan juga kasar.
"pah, kenapa mereka datang lagi ke rumah kita? Bukankah papah sudah memberikan rumah untuk mereka di Amsterdam? Aku tidak nyaman ada mereka di rumah kita!" protes Elang terlihat gusar.
"Papah juga tidak tahu Elang, kedatangan mereka ke rumah saja papah tidak mengetahuinya, nanti setelah pulang dari sini, papah akan menanyakan langsung kepada Natasya."
"Baik pah, lebih cepat itu lebih baik, apa papah sudah meminta bantuan pak Lee agar selalu menjaga Anjani?"
"Tenang saja Elang, papah sudah memberitahu pak Lee, tapi tumben sekali kau peduli dengan Anjani? apakah kau sudah mulai bisa menerima kehadiran istrimu itu?" goda Tuan Malik.
Wajah Elang berubah menjadi kaku dan pucat.
"Aarrkkhhh, apaan sih pah? Siapa juga yang peduli dengan wanita itu? Aku hanya peduli dengan bayi yang berada di dalam rahimnya!" Elaknya sengaja berbohong, pada kenyataannya jika saat ini Elang sudah memiliki rasa terhadap Anjani, namun ia selalu menyangkalnya karena ego nya yang tinggi apalagi sifat gengsinya masih setinggi langit untuk mau mengakui kenyataan yang sebenarnya.
Bersambung....
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
nemo datang siap berenang di kolammu 🤗
klo beristighfar, ya Astaghfirullah
maaf beb, bukan maksud menggurui, tp hanya meluruskan 🙏🤗
🌹🌹 sdh meluncur. semangat kk