NovelToon NovelToon
Kutukan Cinta Istri Tak Dianggap

Kutukan Cinta Istri Tak Dianggap

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Cinta Paksa / Penyesalan Suami
Popularitas:259.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Bareta

(Revisi)

Merasa akhirnya bebas dari ikatan pernikahan dengan Elsa, wanita pilihan orangtuanya, Edward, berniat menata ulang hidupnya dan membangun rumah tangga bersama Lily, sang kekasih.

Namun tanpa disadari saat tangannya menggoreskan tandatangan di atas surat cerai, bukan sekedar perpisahan dengan Elsa yang harus dihadapi Edward tapi sederetan nasib sial yang tidak berhenti merudungnya.

Tidak hanya kehilangan pekerjaan sebagai dokter dan dicabut dari wasiat orangtuanya, Edward mendadak jadi pria impoten padahal hasil pemeriksaan dokter, dirinya baik-baik saja.

Ternyata hanya Elsa yang mampu mengembalikan Edward menjadi pria sejati tapi sayangnya wanita yang sudah terlanjur sakit hati dengan Edward, memutuskan untuk menikah kembali dengan Erwin, adik iparnya.

Apakah Edward akan memaksa Elsa kembali padanya atau memutuskan tetap menjadi pria mandul dan menikahi Lily ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teman Selingkuh

Edward bergegas turun begitu Fahmi menghentikan mobil persis di depan lobi. Kalau saja hari ini tidak ada jadwal praktek dan operasi rasanya Edward memilih pulang menenangkan diri di apartemennya.

Pikirannya terus berusaha mengingat kejadian semalam tapi ingatannya berhenti pada rasa mual di perutnya usai meneguk wine sebagai bentuk perayaan hari jadinya dengan Lily yang ke-7.

Edward masih ingat ia langsung pamit ke toilet namun tidak yakin apakah ia benar-benar ke toilet atau tidak.

“Ed…. dokter Edward !”

Edward menoleh dan jantungnya berdegup kencang meski bibirnya tersenyum saat melihat sosok Lily sedang berjalan ke arahnya.

“Bagaimana kabar pasien yang baru saja dioperasi semalam ?”

Operasi ? Semalam ? Rasanya tidak ada kegiatan apa-apa di rumah sakit, batin Edward.

Edward menautkan kedua alisnya dan belum sempat menjawab pintu lift terbuka. Keduanya langsung masuk tanpa melanjutkan percakapan karena banyak orang lain di situ.

Begitu sampai di lantai 9, Edward langsung keluar sementara Lily sempat celingukan, memastikan tidak ada dokter Robert, ayahnya Edward sekaligus pemilik rumah sakit ini.

Bergegas ia menyusul Edward dan wajahnya kelihatan lega melihat Fahmi belum tiba di mejanya, tapi ada Rini, sekretaris yang membantu Fahmi mengurus pekerjaan administrasi.

“Apa yang terjadi semalam ?” pancing Edward yang masih berdiri menunggu Lily masuk ke dalam ruangannya.

“Apa maksudmu ?” tanya Lily dengan wajah bingung.

Edward tidak langsung menjawab, memikirkan bagaimana menjelaskan situasinya pagi ini karena ia sudah pernah berjanji tidak akan pernah bersetubuh dengan wanita lain bahkan termasuk Elsa yang sudah menjadi istri sahnya.

“Ed, ada masalah apa ? Apakah operasi semalam tidak berjalan lancar karena kamu sempat minum wine ?”

Edward lamgsung menggeleng sambil tersenyum.

“Maksudku kamu pulang dengan siapa semalam ? Maaf kalau aku…..”

Lily meletakkan telunjuknya di bibir Edward dan menggelengkan kepalanya.

“Tidak usah merasa bersalah, sebagai sesama dokter aku paham dengan tugas dan tanggungjawab kita apalagi kamu adalah dokter spesialis di sini sekaligus calon penerus rumah sakit ini.”

“Terima kasih karena kamu selalu mengerti aku.” Edward langsung memeluk Lily dengan erat sambil menghela nafas panjang dan berat.

Rasanya tidak nyaman harus berbohong dan bersandiwara pada wanita yang sangat dicintainya ini.

Tanpa sadar, indera penciumannya mulai membaui tubuh Lily membuat wanita itu kegelian dan salah paham.

“Ed, ada apa ?” Lily mencoba melepaskan diri sambil terkekeh tapi Edward tidak membiarkannya.

“Tidak ada apa-apa. Aku hanya khawatir karena semalam meninggalkanmu sendirian. Maaf aku sampai tidak pamit karena buru-buru.”

Kali ini Lily berhasil melepas pelukannya lalu mengusap wajah Edward.

“Jangan lebay dong, Ed. Paling tidak kamu mengirimkan pesan untukku, tidak membiarkan aku menunggu tanpa penjelasan.”

Edward mengangguk sambil tersenyum, hatinya tidak nyaman meneruskan percakapan yang penuh dengan pura-pura ini.

Tiba-tiba Lily menarik kemeja Edward dan menyentuh bibir pria itu mula-mula hanya sentuhan biasa akhirnya berlanjut dengan ciuman panas bahkan tangan Edward kembali merangkul pinggang Lily.

“Dokter… Eh maaf.”

Keduanya sama-sama terkejut dan melepaskan bibir bahkan pelukan mereka dan menjaga jarak.

Bukan tidak sengaja Fahmi menyelak kemesraan pasangan selingkuh yang tengah kasmaran ini. Begitu Rini memberitahu ada Lily di dalam ruangan bossnya, tidak menunggu lama Fahmi langsung membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

“Dokter Robert ingin bertemu dengan dokter sekarang juga. Beliau menunggu di ruangannya.”

Lily yang selalu canggung di hadapan Fahmi membelalakan matanya mendengar ucapan pria itu, khawatir keberadaanya di ruangan Edward jadi masalah.

“Apa daddy-mu melihat aku masuk kemari ?”

“Aku rasa tidak. Tidak ada seorang pun yang keluar dari lift saat kita sampai di lantai ini.”

Fahmi yang sudah menutup pintu kembali tersenyum miring. Kejadian semalam dan pengorbanan Elsa akan membuatnya lebih ketat menjaga Edward kalau perlu ia akan mencari cara untuk menyingkirkan Lily dari rumah sakit ini.

“Kalau begitu aku turun dulu.”

Edward mengangguk namun tangannya masih memegangi Lily dan enggan melepaskannya.

“Jangan manja, kita ketemu lagi nanti malam sesudah kamu selesai praktek,” ujar Lily sambil mengerling dan tersenyum genit.

Edward menarik Lily hingga tubuh mereka saling menempel lalu kembali mencium bibir wanita itu selama beberapa detik.

“Kalau capek tidak usah menunggu aku sampai malam, besok pagi kita janjian sarapan bareng saja. Bagaimana ?”

“Tidak akan pernah capek untukmu sayang. Besok pagi urusannya lain lagi.”

Edward mengangguk-angguk sambil tersenyum dengan wajah sumringah, mengikuti Lily keluar ruangannya.

“Dokter Ed.”

Keduanya sama-sama berhenti dan menoleh ke arah Fahmi tapi begitu sadar dengan posisinya, Lily meninggalkan Edward dan bergegas turun lewat lift.

“Dokter Robert ingin bertemu dokter bukan di ruang kerjanya tapi di ruang konsultasi lantai 5.”

Alis Edward menaut dan wajahnya berubah khawatir karena ruang konsultasi yang dimaksud Fahmi adalah kamar inap yang dipakai khusus untuk keluarganya.

“Apa mommy sakit lagi sampai dibawa kemari ?”

Fahmi mengikuti Edward yang buru-buru berjalan ke lift, untung saja Lily sudah tidak kelihatan di situ.

“Bukan nyonya tapi nona Elsa, istri dokter.”

Edward menghela nafas lega tapi wajahnya langsung berubah kesal mendengar Fahmi menyebut nama Elsa.

“Cari perhatian apa lagi dia kali ini ?” gerutu Edward.

“Nona Elsa pingsan saat bertugas pagi ini dan sudah diperiksa dokter Yohana.”

Edward tidak menanggapi malah kelihatan enggan mendengar penjelasan Fahmi.

Keduanya turun di lantai 5 dan kelihatan Edward benar-benar malas bertemu dengan Elsa, istri di atas kertasnya.

“Kamu nggak bohong kalau daddy ada di ruangan bersama Elsa kan ?”

Fahmi menggeleng dengan penuh keyakinan.

“Bukan hanya dokter Robert, nyonya Silvia juga sudah datang kemari.”

“Mommy sampai kemari ?” Edward tampak terkejut.

“Benar-benar wanita tukang cari perhatian ! Selalu punya cara untuk membuatku terlihat sebagai suami yang tidak bertanggungjawab !” gerutu Esward sengan wajah ditekuk.

Fahmi mengetuk pintu sebelum membukanya untuk Edward.

“Saya menunggu di luar kalau dokter membutuhkan sesuatu.”

“Hhmmm.”

Edward tidak sungkan lagi menunjukkan rasa kesalnya tapi sedikit terkejut melihat wajah Elsa benar-benar pucat seperti tidak ada aliran darah di wajahnya.

“Bagaimana kamu bisa tidak tahu kalau istrimu sedang sakit ?” tegur mommy Silvia dengan nada ketus.

“Kemana kamu semalam padahal tidak ada jadwal operasi ?” tanya daddy Robert.

Edward menghela nafas, menatap tajam pada Elsa yang menggeleng pelan seolah memberitahu suaminya kalau bukan dia yang mengadu pada mertuanya.

“Aku ketiduran di tempat teman.”

“Siapa ? Mantan kekasihmu itu ?” sindir mommy.

“Mom, please…” wajah Edward kelihatan kesal.

“Mommy akan membawa Elsa pulang ke rumah supaya ada yang mengurusnya tapi bukan berarti kamu bebas kemana-mana selesai praktek !”

“Tidak usah panggil perawat, Mom,” pinta Elsa saat melihat mommy menekan tombol di samping tempat tidurnya.

“Kamu lupa pesan dokter Yohana supaya jangan banyak jalan dulu, bahaya kalau kamu sering pingsan, takut membentur sesuatu.”

Elsa mengangguk sambil tersenyum tipis dan tidak membantah lagi membuat Edward mencibir.

Tidak lama pintu kamar dibuka dan seorang perawat masuk sambil membawa kursi roda.

Atas paksaan mommy, Edward terpaksa menggendong Elsa dari tempat tidur pindah ke kursi roda. Dahinya sempat berkerut, bukan hanya wajahnya yang pucat ternyata tubuh Elsa terasa dingin.

Edward hanya bisa menghela nafas saat mommy kembali memaksanya mendorong kursi roda Elsa sampai ke lobi.

“Jangan bermain api di belakang istrimu !” tegas mommy sebelum naik ke dalam mobil.

Lagi-lagi Edward hanya menghela nafas, tidak mengiyakan atau membantah sambil membantu menutup pintu dan menunggu hingga mobil orangtuanya keluar dari area rumah sakit.

(EDWARD) Jangan menungguku malam ini sayang karena situasinya sedang tidak memungkinkan.

(LILY) Karena Elsa sedang sakit ?

(EDWARD) Bukan tapi karena aku tidak mau terjadi sesuatu padamu. Daddy dan mommy sedang menunggu satu kesalahan sekecil apapun untuk membuatmu jauh dariku.

(LILY) Oke, aku akan bersabar tapi jangan terlalu lama.

(EDWARD) Tentu saja sayang. I love you 😘😘

(LILY) Hhhmmm

Edward tersenyum karena sadar kalau Lily sedang kesal padanya.

1
Djoko Hariyanto
Buruk
Sumar Sutinah
Lumayan
Uti Enzo
Luar biasa
Safa Almira
bagus
Baretta: Terima kasih Kak Safa 😊🙏
total 1 replies
Pak dhe Tono
Luar biasa
Putii
Kecewa
Siti S
Luar biasa
Ayi Sansan
mantappp 👍
Baretta: Terima kasih Kak Ayi Sansan
total 1 replies
Diny Julianti (Dy)
jangan2 Hendra
Ita Maisaroh
akhir nya... lily buka topeng nya sendiri,
dasar sundel bolong
Mulyanah Fira
Luar biasa
Baretta: Terima kasih Kak Mulyanah Fira 😊😊🙏🙏
total 1 replies
guntur 1609
ceritanya menarik. keren. tapi konfliknya terlalu sedikit dan terlalu ringan. kakau ada konfliknya agak beretan sedikit thor. biar bacanya lebih emosi
Baretta: Terima kasih banyak atas dukungannya Kak Guntur1609 😊😊🙏🙏
Masukan dari kakak akan saya coba di cerita berikutnya
total 1 replies
guntur 1609
trims thor ceritanya. sangat keren
guntur 1609
sweet banget si edward
guntur 1609
beghhh gawat ni si edwin..bikin ngakaka saja
guntur 1609
emang oerempuan seperti tu. dia yg mancing2..ehhhhh nanti juga dia yg emosian. hadeehhh
guntur 1609
ed kau harus dikasih pelajaran. agar kau berubah
guntur 1609
bagus tuh elsa. edward harus di kasih oelajaran dia lupa dengan keadaanya dulu
guntur 1609
jangan bilang cowoknya gilang
guntur 1609
hahah cemburu kan loe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!