Olivia Caroline adalah seorang wanita matang dengan latar belakang kedua orang tua broken home. Meski memiliki segalanya, hatinya sangat kosong. Pertemuan dengan seorang gadis kecil di halte bis, membuatnya mengerti arti kejujuran dan kasih sayang.
"Bibi, mau kah kamu jadi Mamaku?"
"Ha? Tidak mungkin, sayang. Bibi akan menikah dengan pacar Bibi. Dimana rumahmu? Bibi akan bantu antarkan."
"Aku tidak mau pulang sebelum Bibi mau menikah dengan Papaku!"
Bagaimana kisah ini berlanjut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kumi Kimut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
"Yang dibilang sama Alesia?"
"Apa sih? Jangan ngarang!" jawab Olivia yang gak bisa berbalik juga gak bisa tetap ada disana. Aarav benar-benar sudah menangkap basahnya.
"Papah, lebih baik papa tuh ngobrol sama bibi. Aku masuk ke kamar aja. Gimana?" ujar Alesia yang sangat paham kondisi.
"Wah, kamu pinter banget sih."
"Iya dong, anak Papa."
Alesia lantas beranjak dari sofa. Dia menatap Olivia yang sedang menunduk malu." Bibi, aku udah ngantuk. Temenin Papa ngobrol."
"Aku temenin kamu aja ya sayang?"
"Gak, untuk malam ini gak. Bibi harus nemenin papa titik!"
Alesia lantas berlari menuju kamarnya dan mengunci pintu dari dalam. Aarav tersenyum." Liv, kita perlu ngobrol bentar," ucap Aarav dengan nada suara yang lebih lembut.
Olivia tak bisa kabur, dia harus menghadapi Aarav sekarang. Selain ingin tahu kabar Aarav, dia juga kepo tentang pria itu yang tiba-tiba ada di rumah.
"Ngobrol apa? Bukannya kamu harusnya ada di penjara? Kok bisa di sini?" tanya Olive yang kini sudah ada di ruang tamu. Aarav menatap wajah Olive." Aku udah ada disini kan? Kenapa nanyanya ketus gitu?"
"Bukannya ketus, cuma kesel aja," jawab Olivia seraya memalingkan wajahnya. Dia tak ingin Aarav tahu kalau matanya sembab karena menangisinya.
"Mata kamu kenapa?"
"Ehm gpp, cuma gak bisa tidur aja."
"Kamu nangis?"
"Gak, aku udah tua, gak ada waktu untuk nangis. Cepet mau ngobrol apa? Sudah malam, aku ngantuk."
Aarav beranjak dari posisi duduknya lalu mendekati Olivia. Kini kedua orang itu saling berhadapan. Aarav dengan lembut mendekap tubuh Olivia dengan erat."Terima kasih, Olivia."
"Untuk apa pak?" jawab Oliva begitu tegang karena ini pertama kalinya Aarav memeluknya dengan penuh kasih.
"Untuk peran kamu yang sangat penting saat aku gak ada. Kamu menjaga anakku. Menjaga rahasiaku, kini aku bebas. Mario sudah masuk penjara sekarang."
"Syukurlah. Orang gila sepertinya sangat pantas mendapatkan hukuman. Aku juga benci padanya."
"Liv, tidak perlu seperti itu. Dia sudah jadi mantan, biarkan saja."
"Bukan masalah itu, pak. Mario sialan dengan sengaja membuat bapak masuk ke dalam penjara, merusak reputasi bapak.Aku kesal padanya."
Aarav melepaskan pelukannya. Dia menatap wajah Olivia." Jadilah istriku, Liv. Kamu mau kan?"
"Pak, bukannya aku gak mau. Tapi ... Aku belum siap menerima orang baru."
"Tapi, aku udah gak mau nunggu lama lagi. Kamu orang yang disayangi sama Alesia. Aku gak akan memberikan kesempatan kepada orang lain merebutmu."
Olivia terdiam, dia gak nyangka kalau Aarav akan memberikan pukulan telak terhadapnya."Pak, tolong pikir dulu."
"Untuk apa dipikir? Aku kan sudah bilang cinta sama kamu."
"Soal Santi? Katanya dia suka antar jemput Alesia."
"Astaga, kamu malah mikir Santi? Dia tuh emang pernah antar jemput Alesia, tapi gak sering. Aku minta tolong sama dia gitu. Gak usah cemburu."
Olivia salting, dia membalikkan badannya." Siapa juga yang cemburu? Kan cuma nanya."
"Nanya sama dengan cemburu."
"Mana ada? Gak lah," jawab Olivia dengan senyum malu-malu kucing.
"Liv, ayolah. Mau ya jadi mama baru untuk Alesia?" pinta Aarav dengan nada sok imut dan manja.
"Hm, bisa aku pertimbangkan. Tapi, ada syarat dariku."
"Apa itu Liv?"
"Rahasia! Hahaha!"
Olivia lantas berjalan cepat meninggalkan Aarav sendiri di ruang tamu. Dia masuk ke dalam kamar tamu yang kebetulan sudah disiapkan oleh Bi Amarta. Kali ini dia selamat, tidak tidur bareng sama Aarav.
Aarav yang masih ada disana lantas tersenyum penuh arti." Liv, kamu semakin mirip sama Rachel. Apa Rachel telah kembali dengan wujud barunya ya?"