Cerita ini menceritakan tentang perjalanan kisah seorang gadis bernama Afsheera Azalea Mayesha yang mana hidupnya dipenuhi dengan banyak rahasia, walaupun dikelilingi dengan keluarga yang harmonis tidak membuat dirinya terbebas dari masalah dan ujian apalagi dalam cerita asmaranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izarr_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Sedikit Fakta tentang Ayunda
"D..e..n..z..e..l" jawab lea tercekat dengan suara yang sangat kecil nyaris tak terdengar dan air mata yang mulai meluncur dari matanya di kedua pipi putihnya.
Lalu tanpa menunggu lama lea memeluk erat tubuh denzel, seakan ada ketakutan yang coba dirinya tahan, ada amarah yang selama ini dirinya pendam bahkan badannya sendiri sangat gemeteran.
Denzel dengan sabar mengusap pelan punggung lea dengan sayang. Tanpa memberhentikan tangisan lea yang semakin lama terdengar keras dan sangat pilu.
"Gak papa keluarin aja ya, gue tau lo butuh ini sekarang", tenang denzel pada lea.
"Gak usah ditahan le, keluarin semua yang lo takutin selama ini kita menangis bukan karena kita terlihat lemah tapi memang kita butuh itu agar jauh lebih kuat", sambungnya lagi tanpa menghentikan usapan lembut.
Tak lama kemudian tangisan yang tadinya keras perlahan menghilang dan saat itu juga ternyata lea tertidur dalam tangisnya, nampak sekali lelah di wajahnya.
Denzel mengangkat perhalan tubuh lea dalam gendongannya, lalu membawa lea turun dari rooftop menuju ruang pribadi miliknya yang ada disekolah itu. Ruangan itu sangat jarang sekali denzel tempati berbeda dengan rayyan yang selalu melakukan aktifitas diruangan miliknya.
"Sutt tidur ya, gue tau lo lelah le", denzel meletakkan tubuh lea di ruangan yang ada kasurnya dan merapikan pakaian lea yang nyaris terangkat karena seragam yang lea gunakan cukup nge press ke tubuh moleknya.
Lalu menarikkan selimut sampai menutupi sampai ke dada tak lupa memberi kecupan singkat dikening dan bibirnya.
Denzel menutup pintu itu perlahan lalu mengeluarkan ponsel dari saku celananya untuk menghubungi seseorang.
Tut..
Tut..
Tut..
"Retas cctv disemua sudut sekolah", katanya pada darren yang dia hubungi untuk meretas cctv.
Belum siap darren menjawab panggilan dimatikan olehnya.
"Kebiasaan nih temen lo nyuruh-nyuruh gak tau lagi makan juga", kesal darren lalu di tanggapi oleh gabriel.
"Gue rasa itu bersangkutan sama kejadian lea tadi deh, cepet aja buru lakuin apa yang denzel suruh feeling gue gak enak nih", kata gabriel menjawab, sedangkan felix hanya menaikkan sebelah alis nya lalu dirinya tersenyum tipis mendengar percakapan dua orang sahabatnya itu.
"Ya udah bentar gue buka laptop dulu", darren mulai melakukan tugas yang di perintahkan kepadanya.
Tak lama setelah selesai dirinya mengirimkan hasil video tersebut kepada denzel.
Sedangkan diseberang sana denzel yang melihat kejadian yang terekam divideo itu mengeraskan rahangnya menahan amarah yang sangat besar.
"Berarti ini alasan kenapa trauma lea kambuh tadi, lo cari lawan yang salah ayunda bukan berarti selama ini gue diam, gue gak bisa melakukan apapun ke lo. Tapi itu cuman bentuk rasa kasihan gue sama lo cuma sebatas itu tapi sekarang lo malah berani main-main sama orang yang berarti dalam hidup gue", gumamnya tertahankan.
___________________
Sedangkan ditempat lain, ayunda melangkahkan kakinya seorang diri setelah istirahat memang ayunda tidak masuk kedalam kelas namun dirinya bolos, memang tidak sering ayunda boros namun hal ini juga kadang-kadang dia lakukan bila memang sangat diperlukan.
Setelah sampai ditempat itu dirinya dengan sedikit gemetar masuk kedalam dan menutup pintu ruangan itu kembali. Disana sudah ada dua orang yang sedang duduk menunggu kehadirannya.
"Gimana apa lo berhasil buat traumanya kembali?", kata salah satu diantara mereka.
"I,,iya kak aku udah selesaikan semuanya dengan baik, tadi aku melihat lea berjalan keluar kantin dengan tatapan kosong", kata ayunda gemeteran, jantungnya memompa sangat cepat rasanya ingin copot.
"Bagus kerja lo kali ini sangat buat gue bahagia, lo bisa pergi tapi ingat jangan coba-coba bocor ke siapapun juga lo tau semua tentang lo 3 tahun silam ada semua di gue, kalau sampai lo berani berkhianat maka habis hidup lo saat ini juga, Ngerti!!!?", sentak orang tersebut dan membuat ayunda hampir menangis tapi menutup mulutnya lalu mengangguk-anggukkan kepalanya ribut.
Setelah itu ayunda pergi dari sana dan berlari keluar, setelah sampai di luar ayunda terduduk dan tertunduk lesu sambil menangisi nasib malangnya.
Ternyata hidup ditengah keluarga kaya tak membuatnya bahagia namun hidup dengan penuh tekanan dan itu semua bermula sejak 3 tahun silam.
Orang tuanya yang mengetahui semua kejadian saat itu bukannya mendukung sang putri dan memberinya semangat malah sebaliknya membuat sang putri hidup dalam tekanan keluarga tersebut dan menderita bahkan putrinya sampai sekarang memendam luka dan trauma tersebut tapi orang tuanya tidak tau menau tentang hal itu, mereka seakan-akan menulikan telinga mereka semua.
Ayunda yang sekarang membentuk kepribadiannya yang sangat tertutup bahkan aaat bersama cika sekalipun, dirinya hanya akan berbuat semena-mena jika disekolah karena jika disekolah dirinya dihadapkan kenyataan keluarga yang selalu menyuruhnya mencapai prestasi yang sempurna dan harus tetap menjadi kebanggaan keluarga jika sedang berada diluar ditambah ancaman-ancaman yang selalu dirinya terima.
Namun jika berada didalam rumah dirinya tidak dianggap bahkan kehadirannya tidak pernah dianggap penting.