NovelToon NovelToon
PUSAKA NAGA API

PUSAKA NAGA API

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fikri Anja

Dirga. Dia adalah pemuda lupa ingatan yang tak pernah bermimpi menjadi pendekar. Tapi ternyata Dewata berpikiran lain, Dirga ditakdirkan menjadi penyelamat Bumi dari upaya bangsa Iblis yang menjadikan Bumi sebagai pusat kekuasaannya. Berbekal pusaka Naga Api yang turun dari dunia Naga, dia berkelana bersama Ratnasari memberantas aliran hitam sebelum melawan Raja Iblis.

Lalu bagaimana akhir kisah cintanya dengan Ratnasari? Apakah Dirga akan setia pada satu hati, ataukah ada hati lain yang akan dia singgahi? Baca kisah selengkapnya dalam cerita silat Nusantara, Pusaka Naga Api. ikuti kisah Dirga hanya ada di disni wkwk. kalau ada kesamaan atau tempat author minta maaf mungkin hanya sekedar sama aja cerita nya mungki tidak, ikuti kisahnya dirga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fikri Anja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 34

Tapi Sunarya seperti tidak peduli dengan jeritan demi jeritan yang terdengar. Emosinya yang begitu memuncak kepada Rengga karena telah berani menipunya, menutupi kepedihan akan kematian anggotanya.

"Aku akan membunuhmu, Bajingan!" teriaknya sebelum melesat memberi serangan.

Rengga menelan ludahnya. Dia tak menyangka jika permainan kata-katanya sudah tidak bisa efektif lagi membohongi Sunarya. Dia hanya bisa pasrah menghadapi kenyataan pahit yang akan menimpanya. Kematian.

Blaaaar!

Ledakan keras seketika terdengar. Pukulan yang dilepaskan Sunarya berhasil ditahan oleh Ronggo yang bergerak menyusulnya. Meskipun marah atas penghianatan Rengga kepadanya, tapi dia tidak tega jika murid kesayangannya itu mati di tangan Sunarya.

Namun sebuah kenyataan pahit harus dihadapi Ronggo. Meski berhasil menyelamatkan nyawa Rengga, dia sendiri harus mengalami luka cukup parah.

Tanpa disadarinya, Sunarya ternyata mengetahui kedatangannya dan mengubah arah serangannya. Alhasil perutnya harus terkena pukulan telak yang membuatnya terjungkal ke belakang dan menimpa Rengga yang berada di belakangnya.

Murid dan guru itu harus bergulingan di tanah berulang kali, sebelum berhenti karena menabrak pohon besar.

"Guru ...!" teriak Rengga tak percaya jika orang yang sudah dihianatinya, ternyata yang sudah menyelamatkannya.Ronggo memuntahkan darah segar dua kali dari mulutnya, sebelum tergeletak tak berdaya.

Melihat itu, Rengga bergegas merangkak mendekatinya dan mendudukkan tubuh lelaki tua itu. "Kenapa guru menyelamatkan aku?"

"Rengga, muridku... Meski kau sudah menghianatiku, tapi aku tidak bisa untuk membencimu. Bagaimanapun juga, kau sudah aku anggap seperti anakku sendiri," jawab Ronggo lirih.

"Maafkan aku, Guru. Tapi apa yang guru sudah lakukan itu salah. Apalagi Pedang Naga Api juga sudah bertemu dengan orang yang dipilihnya. Maka dari itu aku tidak bisa mendukung Guru."

Ronggo terbatuk kecil. Pandangannya mulai tidak terlihat jelas. Apa yang dilihatnya seperti berbayang dua. "Pilihanmu sudah benar, Rengga. Aku akui telah salah karena dibutakan ambisi. Maafkan aku jika tidak bisa memberimu contoh yang baik dan bersikap selayaknya pendekar aliran putih."

"Hahahaha ...! Mengharukan sekali pembicaraan kalian. Aku tidak menyangka jika akhir hidup kalian begitu mengharukan," cibir Sunarya tiba-tiba.

"To-long jangan bunuh guruku, bunuh saja aku!" ucap Rengga terbata-bata.

"Hahaha ...! Kau tidak perlu meminta seperti itu karena aku akan membunuh kalian berdua. Penghianat seperti kalian tidak pantas untuk hidup!" Tawa lantang Sunarya terdengar begitu keras di keheningan.

"Sebaiknya kau pilih lawan yang seimbang denganmu, Orang tua! Apa kau tidak malu dengan tubuhmu yang sudah bau tanah itu?"

Sunarya seketika membalikkan badannya setelah mendengar suara yang menghinanya. Dalam gelap, dia masih bisa melihat jika yang baru saja berbicara kepadanya adalah seorang pemuda belia.

Tawa lantang pun kembali terlontar keluar dari bibir keriputnya. "Ini siapa lagi yang mau menyetorkan nyawanya padaku? Hei bocah Apa kau sudah bosan untuk hidup?" ejeknya.

"Bukankah kau keliru bertanya seperti itu, Orang tua? Dilihat dari kulitmu yang sudah dipenuhi kerutan, aku rasa kau lebih pantas mati duluan! Dan aku tidak akan menolak jika mengantarkan nyawamu untuk menyusul nyawa anggotamu yang terlebih dahulu melayang." Dirga balas memberi ejekan.

Wajah keriput Sunarya menegang mendengar ejekan yang tertuju kepadanya. Apalagi yang melakukannya adalah seorang pemuda yang secara umur lebih pantas menjadi cucunya.

"Bangsat! Kau benar-benar sudah bosan hidup rupanya. Baiklah, aku akan mencabut nyawamu terlebih dahulu, setelah itu nyawa mereka berdua!" bentaknya lalu mencabut pedangnya.

"Silahkan jika kau mampu!" cibir Dirga.

Tanpa berbasa-basi lagi, Sunarya bergerak cepat menyerang Dirga. Meskipun terlihat tua, tapi umur ternyata tidak mengurangi kecepatannya sama sekali. Pertarungan jarak dekat pun tak terhindarkan berlangsung begitu sengit.

Dirga pun tidak kalah gesit. Dengan jurus Tapak Naga Perkasa, tubuh Dirga meliuk-liuk dengan cantik menghindari serangan Sunarya yang mengandalkan kecepatan permainan pedangnya.

Dirga melompat ke depan dengan kedua jari tangan yang mengembang membentuk cakar berada di depan. Namun dengan sigap Sunarya mengarahkan ujung pedangnya ke arah tubuh Dirga yang melesat ke arahnya.

Pemuda tampan itu terpaksa menarik serangannya dan menggunakan salah satu kakinya sebagai tolakan. Dia melompat dan berputar sekali di udara lalu mendarat di belakang Sunarya.

Belum sempat dia melakukan serangan ke punggung Sunarya, lelaki tua itu bergerak memutar dan menebaskan pedangnya ke arah pertahanan dada Dirga yang terbuka.

Dengan sigap, Dirga menarik tubuhnya ke bawah sekaligus menyerang bagian Kantong Menyan Sunarya yang terbuka tanpa pertahanan.

Meskipun masih sempat menarik tubuhnya, tapi kain yang menutup alat vital lelaki tua itu masih sempat tersambar cakar Dirga hingga terkoyak lebar, dan terlihatlah burung perkutut keriput milik Sunarya.

Salah satu tetua perguruan Rajawali Iblis itu melompat mundur dan bernafas lega. Bagaimanapun juga, propertinya yang paling berharga masih bisa diselamatkannya. Meskipun sudah lama tidak terpakai untuk menikmati wanita, tapi setidaknya masih bisa berfungsi untuk mengalirkan air seninya.

Sunarya segera mengambil kain yang melilit di badannya dan menutupi bagian pinggangnya sedikit ke bawah.

Dirga terkekeh pelan, tapi dengan irama mengejek, "Untung saja cakarku ini tidak mengenai barangmu itu, Orang tua! Entah apa jadinya tanganku ini jika tadi menyentuhnya, mungkin aku harus mencucinya tujuh kali dan menggunakan tanah untuk membersihkan baunya yang apek."

"Bedebah kau, Bocah! Aku tidak akan memaafkanmu!" bentak Sunarya.

"Hahaha ... burung keriput saja masih kau pelihara. Mana ada wanita mau dengan burung yang sudah keriput dan kecil pula?" ejek Dirga.

Emosi lelaki tua berjenggot panjang itu semakin memuncak karena Dirga sudah menghina senjata pribadinya. Dia kemudian menancapkan pedangnya di tanah dan menyilangkan kedua tangannya. Sesaat saja, tubuh lelaki tua itu mengeluarkan ledakan dan mengepulkan asap tebal.

Dirga sedikit terkejut ketika melihat tubuh Sunarya membesar hingga dua kali lipat dari semula. Namun keterkejutannya itu hanya sementara saja karena dia tiba-tiba tertawa lepas. Bayangan terliarnya membayangkan, apakah alat vital lelaki tua itu ikut membesar atau tidak.

"Aku akan memeras tubuhmu hingga darahmu habis, Bangsat!" Sunarya kembali menyerang dengan kecepatan yang bahkan tidak berkurang sama sekali, meski tubuhnya membesar dua kali lipat.

Dirga sedikit mengernyitkan dahinya. Dia bisa merasakan jika kekuatan yang dikeluarkan lelaki tua itu melonjak dua kali lipat dari sebelumnya. Pemuda tampan itu tidak mau gegabah dan memilih berhati-hati dengan tidak mengadu kekuatan.

Kekuatan serangan yang dilakukan Sunarya memang tidak main-main. Setiap kali dia melepaskan pukulan ataupun tendangan, hembusan angin yang keluar terasa membuat bulu kuduk Dirga merinding. Belum lagi ditambah pula dengan hawa yang semakin dingin seiring malam yang bertambah larut.

"Mati kau!" teriakan keras terdengar saat Sunarya melihat sebuah celah terbuka. Dirga yang sedari tadi menghindari serangan cepat dari lawannya, tanpa sadar membuka celah pertahanannya sendiri.

1
Om Do
/Rose/lanjut , ....
anggita
like👍 iklan👆 utk novel silat lokal. moga sukses dn lancar.
anggita
Sarwana🐵.... Dirga👨
Redy Ryan Little
Mantap
🥀⃟ʙʀRos🥀
ijin Thor agak aneh cerita Nusantara tapi nama naga nya punya eropa,kenapa gak nama nya mambang dewa, atau samba, ataupun jamunada,knp harus hydra knp gak sekalian dragon aja Thor 🙏🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀: iya boleh juga ide nya kak, Bambang 🤭🤭🤭🙏🙏
Shinza elbahr: lebih bagus kalau naganya namanya "BAMBANG" 😅
total 2 replies
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah⁴_Atta࿐🥑⃟
Meluncur 2 gift 🌹 Lanjut Up Thor ✍️✍️💪💪
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah⁴_Atta࿐🥑⃟
Jooosss 👍👍
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah⁴_Atta࿐🥑⃟
Awal cerita sudah bagus 👍 Novel ini sampai Tamat dan konsisten Up setiap hari. 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!