Hari pernikahan adalah hari bahagia, dimana di satukan nya dua hati dalam satu ikatan suci. Tapi sepertinya, hal itu tidak berlaku untuk Keyra.
Tepat di hari pernikahannya, ia justru mengetahui pengkhianatan calon suaminya selama ini dan hal itu berhasil membuat hati Keyra hancur. Dia menyesal karena tidak mendengarkan keluarganya dan memilih percaya pada calon suaminya.
Tapi, nasi sudah menjadi bubur dan Keyra harus menerima semua konsekuensinya.
Keyra dengan tegas membatalkan pernikahan mereka di depan tamu undangan. Tapi, ia juga berkata jika pernikahan ini tetap akan di gelar dengan mengganti mempelai pria. Dia menarik seorang pria dan memaksanya menikah dengannya tanpa tahu, siapa pria itu.
Bagaimana kehidupan Keyra selanjutnya? Akankah pernikahan Keyra berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Cheers!!"
Gelas-gelas di angkat tinggi dan saling di adu, menimbulkan suara dentingan yang terdengar berirama, di sertai senyuman lebar dari orang-orang yang saat ini tengah berkumpul bersama.
"Demi kehadiran cucu kita," ucap seseorang dengan nada yang bersemangat. Kata-kata itu, diikuti oleh berbagai seruan, tawa dan ungkapan setuju dari yang lainnya.
"Demi kehadiran cucu kita!!" Mereka kembali tertawa, sebelum menyesap minuman mereka.
Suasana di ruangan tersebut terasa hangat dengan wajah yang dipenuhi dengan senyuman yang tidak mampu di sembunyikan.
Hari ini adalah hari yang istimewa. Bukan karena pesta besar atau hadiah mewah, melainkan untuk merayakan keberhasilan dari rencana licik yang sudah mereka susun, demi memenuhi berambisi yang sama.
"Akhirnya, rencana kita berhasil. Kita tinggal menunggu kabar baik dari mereka," ucap Alex.
"Ya, aku akui, kau benar-benar hebat, Al," sahut Kevin.
"Sebenernya, aku juga senang. Tapi, apa ini tidak keterlaluan? Maksud ku, mereka tidak saling mencintai, aku tidak yakin putramu akan melakukan itu," ujar Flora.
"Jangan begitu. Tidak masalah mereka tidak saling mencintai. Tapi, selama mereka bersama, aku yakin cinta itu akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Iya, kan sayang," ucap Clarissa.
"Tepat sekali. Sama seperti kita dulu," sahut Alex.
Kevin menggenggam tangan Flora karena tahu, apa yang istrinya itu khawatirkan. "Yang dikatakan Clarissa itu benar, sayang. Dan, bukankah kita dulu juga begitu? Jadi, kau tidak perlu khawatir."
Flora menarik nafas dalam-dalam dan hembuskan nya perlahan. Dia tersenyum dan mencoba untuk membuang jauh-jauh rasa khawatirnya dan berharap putrinya mendapatkan kebahagiaan.
Lalu, apakah rencana mereka benar-benar berhasil?
...****************...
Keyra berdiri di depan Alexio dengan wajah memerah, nafasnya pendek-pendek dan tatapannya kabur. Gerak-geriknya gelisah dan terus berusaha mendekat dengan pergerakan tangan yang terus melucuti satu persatu kain yang menempel di tubuhnya.
"APA YANG KAU LAKUKAN, HAH?" bentak Alexio. Dia pria normal, di suguhi pemandangan indah seperti itu, tentu membuat adik kecilnya menegang.
"Rasanya benar-benar tidak nyaman, Lex. Bantu aku!" lirih Keyra.
"Duduklah dulu dan tenangkan dirimu. Aku pasti akan mencari cara untuk membantumu. Tapi, aku mohon jangan mendekat!" pinta Alexio yang sudah sangat frustasi. Tapi, Keyra terus bergerak mendekat, membuat situasi semakin menegang. Dalam pikirannya, Alexio mencoba mencari cara terbaik untuk membantu tanpa memperburuk keadaan.
Sampai ekor matanya melirik dasi yang tergeletak di sofa. Dia meraih dasi tersebut dan menggunakannya untuk mengikat kedua tangan Keyra yang terus meronta-ronta, meminta untuk dilepaskan.
Lalu, Alexio mendorong Keyra hingga terjatuh di tempat tidur dan melempar selimut untuk menutupi tubuh Keyra yang nyaris telanjang.
"Sial! Kau membuatku gila, Keyra," umpat Alexio. Dia meraih ponselnya untuk meminta bantuan saat menyadari bahwa ini bukan sesuatu yang bisa ia hadapi sendirian. "Cepat angkat, brengsek!" umpat Alexio lagi. Sesekali, ia memperhatikan Keyra yang mencoba melepaskan ikatan di tangannya menggunakan giginya. Dia bahkan bersiap untuk berlari keluar, jika Keyra kembali mendekatinya.
"Halo, tuan. Ada yang bisa saya bantu?" tanya seseorang di seberang sana.
"OBAT APA YANG KAU BERIKAN PADA KEYRA, HAH?" bentak Alexio.
"Ma-maaf, tuan. Sa-saya tidak bermaksud untuk melakukan hal itu. Se-semua atas perintah tuan besar," sahut dokter Andra.
Alexio menahan nafas sejenak dengan tangan yang mengepal. Rahangnya mengeras dan tatapannya berubah tajam. "Si tua Bangka itu," geram Alexio.
"Ma-maafkan saya, Tuan. Tapi, saya tidak bisa membantah perintah tuan besar. Jadi ... "
"Katakan, bagaimana cara aku mengatasinya?" sela Alexio.
"I-itu ... Saya hanya memberikan dosis yang kecil, jadi efeknya tidak akan ... "
"AKU TANYA BAGAIMANA CARANYA? BUKAN MENANYAKAN DOSISNYA." Alexio benar-benar murka, apalagi saat tahu jika semua ini ulah ayahnya.
"I-itu ... "
"Awas saja, aku pasti akan menghancurkan rumah sakit mu." Alexio memutuskan sambungan telepon tersebut dan menggenggam erat ponselnya. Dia menghela nafas kasar dan berbalik, bersamaan dengan Keyra yang memeluknya.
"Hei!!" pekik Alexio
"Tolong aku, Lex. Aku ingin!" Keyra berjinjit, mencoba mencium bibir Alexio. Tapi, pria itu mendorong bahu Keyra, sehingga memberi jarak diantara mereka.
"Sadarlah, Key!!"
"Aku hanya ingin menciummu, sayang."
Alexio tidak tahan lagi. Dia mengangkat Keyra di bahunya dan membawanya ke kamar mandi. Dia menurunkan perlahan tubuh Keyra yang terus meronta, di dalam bathtub dan menyalakan air dingin yang langsung mengguyur tubuh Keyra.
"Akh, apa yang kau lakukan, Lex?" pekik Keyra.
"Ini agar kau cepat sadar dengan apa yang kau lakukan," ucap Alexio.
Keyra yang awalnya merasa hawa panas di tubuhnya, seketika memeluk tubuhnya sendiri, mencari kehangatan. Hal itu dilihat langsung oleh Alexio yang menatap tubuh Keyra menggigil dengan bibir yang mulai pucat.
"Lex, dingin!" lirih Keyra.
Tidak tega melihat Keyra kedinginan, Alexio mematikan shower nya. Dia mencondongkan tubuhnya, seraya bertanya, "apa kau sudah merasa baikan?"
Tubuh Keyra menggigil, dia mengangkat kepalanya, menatap Alexio dengan gigi yang menggertak. Rasa dingin itu merayap perlahan, menusuk hingga ke tulang. Nafas terlihat beruap, tanda suhu telah jatuh ke titik rendah. Jari-jari mulai kebas, mencari kehangatan yang sulit ditemukan.
"Lex!!" Keyra menarik kerah baju Alexio, hingga tubuhnya kehilangan keseimbangan dan jatuh, masuk ke dalam bathtub dengan posisi menindih Keyra.
"Kau ... " ucapan Alexio terhenti, karena Keyra yang tiba-tiba mencium bibir nya dengan buas.
"Lex!!"
"Apa kau sadar dengan apa yang sudah kau lakukan, hm?" tanya Alexio dengan tatapan yang sulit di artikan.
"I want you, Lex!!"
"Ini kau yang minta. Jadi, jangan salahkan aku!"
ʙɪᴀʀ ᴍᴀᴍᴘᴜs ᴅʏ
..ᴄᴘ" ᴢ