NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terbalaskan Oleh Takdir

Cinta Yang Terbalaskan Oleh Takdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Karir / Persahabatan / Romansa
Popularitas:363
Nilai: 5
Nama Author: Rumah pena

Ini adalah kisah antara Andrean Pratama putra dan Angel Luiana Crystalia.

kisah romance yang dipadukan dengan perwujudan impian Andrean yang selama ini ia inginkan,

bagaimana kelanjutan kisahnya apakah impian Andrean dan apakah akan ada benis benih cinta yang lahir dari keduanya?

Mari simak ceritanya, dan gas baca, jangan lupa like dan vote ya biar tambah semangat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 5: Terbentur di Persimpangan

Andrean masih merasa cemas setelah kejadian malam itu. Kabarnya tentang ayahnya yang terluka begitu mengejutkan, dan hingga kini, ia belum bisa benar-benar menerima kenyataan itu. Meskipun hatinya terbagi, ia tahu satu hal yang pasti—ia harus terus melangkah, karena impian menulis novelnya belum selesai. Namun, perasaan yang menggelayuti hatinya membuat segala sesuatunya terasa lebih berat.

Pagi hari, Andrean kembali ke sekolah dengan langkah yang terburu-buru, meskipun pikirannya masih penuh dengan kecemasan. Sesampainya di sekolah, ia langsung menuju kelas dan duduk di bangkunya. Namun, pikirannya terus teralihkan ke kejadian semalam. Setiap kali ia mencoba fokus pada pelajaran, wajah ayahnya yang terbaring di rumah sakit selalu muncul di pikirannya.

Angel yang sudah berada di kelas sejak pagi, melihat Andrean yang tampak lelah dan cemas. Ia mendekat dan duduk di samping Andrean.

"Hei, kamu kenapa?" tanya Angel lembut, melihat wajah Andrean yang terlihat kusut. "Kamu kelihatan nggak enak."

Andrean hanya menghela napas panjang. "Aku baru dapat kabar buruk tentang ayah. Dia kecelakaan. Aku nggak tahu harus merasa apa."

Angel menatapnya dengan prihatin. "Aku nggak bisa bayangin apa yang kamu rasakan. Tapi ingat, kamu nggak sendiri. Aku di sini untuk bantu kamu."

Andrean mengangguk, meskipun hatinya masih terasa berat. "Aku… aku merasa bingung, Angel. Di satu sisi, aku harus mengurus ayah. Tapi di sisi lain, novel ini… aku sudah begitu dekat dengan pameran itu. Aku nggak bisa berhenti sekarang."

Angel menggenggam tangan Andrean dengan lembut. "Kamu harus pilih, Andrean. Kalau kamu merasa novel itu penting, aku akan bantu. Tapi kalau kamu butuh waktu untuk ayahmu, itu juga oke. Kita bisa tunda pamerannya."

Andrean menatap wajah Angel yang penuh pengertian. Ia merasa sangat bersyukur memiliki teman sebaik Angel. Namun, di dalam hatinya, ia merasa tertekan dengan pilihan yang ada di hadapannya.

"Jangan khawatir. Aku akan bantu kamu, apapun keputusanmu," lanjut Angel dengan suara tegas. "Tapi, kamu harus pilih dengan hati, Andrean. Jangan sampai menyesal nanti."

Beberapa saat kemudian, bel sekolah berbunyi, menandakan bahwa pelajaran dimulai. Andrean berusaha menenangkan dirinya. Meskipun hatinya penuh dengan kekhawatiran, ia tahu ia tidak bisa menghindari kenyataan. Ia harus menyelesaikan novelnya, meskipun di saat yang sama, ia harus mengurus keadaan ayahnya.

Pulang dari sekolah, Andrean kembali ke rumah dengan langkah lesu. Ketika ia tiba di rumah, ia mendapati ibunya sedang sibuk menyiapkan makan malam. Wajah ibunya tampak lelah, tetapi tetap tersenyum ramah.

"Andrean, sudah makan?" tanya ibunya seperti biasa.

"Belum, Ma," jawab Andrean sambil duduk di meja makan.

Ibunya meletakkan sepiring nasi di depannya. "Jangan terlalu banyak pikiran, Nak. Ayahmu pasti akan baik-baik saja. Kamu juga harus jaga kesehatan."

Andrean menatap ibunya dengan perasaan campur aduk. "Ma, gimana kalau aku pergi ke rumah sakit? Aku nggak bisa tenang kalau nggak tahu keadaan ayah."

Ibunya menghela napas, tampak berpikir sejenak. "Kalau kamu merasa itu yang terbaik, pergi saja. Tapi ingat, jangan lupakan kesehatanmu juga. Jangan sampai kelelahan."

Andrean mengangguk, kemudian makan malam dengan cepat. Setelah selesai, ia segera berangkat ke rumah sakit untuk memastikan keadaan ayahnya. Pikirannya penuh dengan pertanyaan. Apa yang akan ia temui di sana? Akankah keadaan ayahnya semakin buruk? Apakah ia bisa tetap mengejar impian menulis novelnya?

Di rumah sakit, Andrean langsung menuju ruang perawatan ayahnya. Di sana, ia menemukan ayahnya terbaring lemah dengan beberapa selang di tubuhnya. Wajah ayahnya pucat, dan luka-luka di tubuhnya tampak parah. Andrean merasa sangat terkejut melihat keadaan ayahnya yang seperti ini.

"Papa…" Andrean berbisik, sambil memegang tangan ayahnya.

Ayahnya membuka mata dan memandang Andrean dengan lemah. "Anakku… maafkan papa."

Andrean terdiam sejenak, berusaha menahan air mata yang mulai menggenang. "Papa, kenapa nggak hubungi aku? Kenapa nggak bilang kalau ada masalah?"

Ayahnya hanya bisa menghela napas. "Aku… aku nggak ingin kamu khawatir. Aku tahu kamu sedang berjuang untuk hidupmu sendiri."

Air mata Andrean akhirnya jatuh, tak bisa ditahan lagi. Selama ini, ia merasa terlupakan oleh ayahnya. Kini, di saat ayahnya membutuhkan bantuan, Andrean merasa kesulitan untuk memaafkan semua yang terjadi.

"Papa, jangan khawatir. Aku akan bantu kamu. Aku nggak akan meninggalkanmu," kata Andrean dengan suara terbata-bata.

Keesokan harinya, Andrean merasa cemas karena waktunya semakin dekat dengan pameran novel. Namun, ia juga tahu bahwa ia tidak bisa meninggalkan ayahnya begitu saja. Ketika ia sedang melamun di kelas, Angel datang mendekat.

"Andrean, kamu kelihatan lelah banget. Gimana ayahmu?" tanya Angel dengan penuh perhatian.

"Masih di rumah sakit," jawab Andrean sambil menghela napas. "Aku nggak tahu harus gimana, Angel. Aku harus ke rumah sakit, tapi pameran itu juga tinggal beberapa hari lagi."

Angel menggenggam tangan Andrean. "Kamu harus tetap fokus, Andrean. Ini saatnya untuk mengejar impianmu, tapi jangan lupakan keluarga kamu. Kita bisa atur semuanya. Aku yakin kamu bisa."

Andrean menatap Angel, merasakan ketulusan dalam kata-katanya. Meskipun begitu, ia tetap merasa bingung dan tertekan. Namun, berkat dukungan Angel, ia mulai merasa sedikit lebih kuat untuk melangkah maju.

---

BERSAMBUNG

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!