Rukmini gadis desa yang berwajah manis, hilang mendadak tanpa ada yang tau keberadaan nya , 2 tahun kemudian dia kembali ke desa nya, dari mana kah rukmini menghilang
yuk simak cerita selanjutnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cancer Star, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 Ajakan Lastri
setiap pagi rukmini ke sungai untuk mencuci pakaian sekaligus mandi. rukmini tampak duduk di atas batu sambil mencuci terdengar gumaman keluar dari bibirnya " Seandainya Ada Pangeran Tampan Muncul Di Hadapanku, Pasti Aku Minta Di Nikahi Hahahaha." Rukmini tersenyum sendiri mendengar ucapannya yang mungkin di anggap lucu.
" Rukminiii...!! "
Merasa ada yang memanggilnya rukmini celingukan mencari datangnya sumber suara itu. di saat masih penasaran siapa yang memanggilnya. Tiba-tiba ada batu kecil yang menimpa kepalanya alhasil rukmini mengerutu .
" Oiii, Siapa Sih Yang Jahil Melemparkan Batu Ke Kepalaku, Kalau Kepalaku Berdarah Kau Mau Bertanggungjawab."
Dari balik pepohonan muncul seorang gadis tertawa terpingkal pingkal melihat rukmini meringis kesakitan sesekali mengusap kepalanya.
" Kamu Toh Lastri. Bikin Aku Ketakutan Aja. Tau Ndak Jantungku Hampir Copot. Kirain Yang Ngelempar Penunggu Pohon Ini." Sosornya Memasang Wajah Kesal.
Lastri hanya senyam senyum melihat sahabatnya yang mengomel.
" Maaf Maaf Aku Cuma Bercanda, Biar Seru Tahu. Jangan Marah Ya, Nanti Kamu Di Culik Penunggu Pohon Di Ujung Jalan Sana. Hahaha ." Kilahnya sembari mengantupkan kedua tangannya didepan dadanya.
" Kalau Yang Culik Tampan Tidak Apa-Apa Hehehe." Kekeh Rukmini.
Keduanya pun terlihat begitu asyik mencuci sambil bersenda gurau, sesekali rukmini melempar lastri krikil. saat mereka sedang asyik mencuci datang lagi 2 temannya ningsih dan sari. suasana di sungai yang tadi nya sepi menjadi rame dipenuhi tawa dan canda keempat gadis itu. sebetulnya mereka bisa saja mencuci dan mandi di belakang rumah masing-masing karna air sungai itu melewati belakang rumah mereka. tapi mereka lebih suka mencuci di sungai belakang rumah rukmini karna banyak pohon-pohon besar yang tumbuh di sekitarnya sehingga tidak terasa terik nya matahari saat mencuci.
Sari,rukmi,ningsih, dan lastri bersahabat dari kecil karna sama-sama dari keluarga yang kurang mampu dan tak seorang pun di antara mereka yang bersekolah. Rukmi sari ningsih dan lastri sudah seperti saudara dari kecil hingga mereka menginjak usia remaja tak pernah ada perselisihan dan pertengkaran yang membuat persahabatan mereka hancur.
" Kalian Sudah Tau Ndak ?? DiDesa Tetangga Ada Pertunjukan Wayang Dan Juga Artis Dari Kota Yang Akan Menyanyi Di Acara Nikahan Nya Anak Kepala Desa ." Terang Sari.
" Masa Sih, Kok Aku Ndak Tahu ! Memang Nya Kamu Tahu Darimana Sari??." Timpal Ningsih.
" Kemarin Aku Belanja Di Warung Pak Somad, Kebetulan Istrinya Nya Pak Lurah Juga Belanja Katanya Dia Juga Dapat Undangan, Dia Bilang Ke Pak Somad Kalau Nikahan Anaknya Kepala Desa Sebelah Bakalan Rame Karna Akan Mengadakan Pementasan Wayang Dan Mengundang Artis Dari Kota Untuk Menyanyi Di Nikahan Anaknya ." Tuturnya Bersemangat.
" Kapan Acaranya Sarr ? ." Sambung Lastri.
" Kalau Tidak Salah Katanya Bsok Malam."
" Bsok Malam, Gimana Kalau Kita Kesana Menonton, Sesekali Tidak Apa-Apa Asalkan Kita Pulang Nya Jangan Larut Malam Gimana,? Kamu Mau Kan Rukmi??." sambil berbalik ke arah rukmini.
Rukmini yang ditanya lastri terlihat berpikir hingga alisnya bertaut. lastri yang melihat rukmini bimbang menyenggol pundak rukmini
" Sudahlah Tak Usah Berpikir Sampe Segitunya. Kapan Lagi Ada Pertunjukan Seperti Itu Iyakan Ningsih ?".
" Iya Rukmi, Kamu Ikut Ya, Ndak Seru Tau Kalau Cuma Kami Bertiga ," bujuk ningsih sambil mengampit lengan rukmini. sari yang melihat rukmi dibujuk sedemikian rupa hanya tersenyum simpul.
" Baiklah, Tapi Janji Pulangnya Jangan Sampe Larut Malam Apalagi Besok Kan Malam Jum'at Iiiiiiihhh Serem Tahu."
" Okedeh ." Jawab sari, ningsih dan lastri serempak . mereka berempat berpelukan sambil tertawa.
Setelah semua cucian telah di masukan ke dalam baskom mereka pun pulang kerumah masing-masing. sari pulang bersama ningsih karena rumahnya berdekatan sedangkan rukmini dan lastri mengambil jalan masing-masing.
" Sampai Ketemu Besok Malam Ya Rukmini Ingat.?!! Dandan Yang Cantik, Siapa Tahu Kita Ketemu Pangeran Yang Tampan Hahaha ." Teriak lastri yang sudah menghilang di balik pohon.
Saat rukmini menoleh ke pohon besar yang berdiri kokoh di ujung jalan sana, akar akar yang sangat besar menyembul dari bawah tanah. hanya gelap yang rukmini lihat di bawah pohon itu karena daun nya yang begitu rimbun hingga tampak gelap sekali disekitar pohon tua itu. Tiba-tiba bulu kuduk nya merinding, dia jadi teringat perkataan lastri waktu di sungai kalau pohon besar di ujung jalan ada penunggunya. bukan lastri saja yang mengatakan jika pohon besar di ujung jalan itu ada penunggunya tapi rukmini sering mendengar dari mulut ke mulut katanya penunggu pohon besar yang sudah berusia ribuan tahun itu adalah seorang pangeran yang sangat tampan. tapi itu menurut cerita karna belum ada yang pernah melihatnya secara langsung.
langkah rukmi melambat saat mendengar suara seseorang memanggil manggil nama nya . walaupun hanya samar samar saja tapi rukmini yakin namanya lah yang di panggil.
" Rukmini!!! Rukmini..!!!." suara itu berbaur dengan hembusan angin, Rukmini mengarahkan padangannya tapi tak ada seorangpun selain dirinya. karna didera rasa takut rukmini berlali kencang menuju gubuknya hatinya baru merasa lega saat melihat simbok nya yang menunggunya dibawah pohon sukun.
" Alhamdulillah Akhirnya Sampai Juga ." Nafasnya Tersenggal Senggal, Keringat Menetes Di dahinya.
" Kamu Kenapa Nduk Lari Lari Begitu Kaya Di Kejar Setan Saja." Tanya Simbok Keheranan.
" Ndak Apa-Apa Mbok Rukmi Hanya Ingin Olahraga Saja Biar Sehat Heheh." sembari memutar mutar lengan nya dan menggoyangkan kepalanya kesamping seperti sedang berolahraga.
" Oalahh Nduk Nduk Bilang Saja Kamu Takut Mangkan Nya Lari Seperti Dikejar Setan. Memangnya Kamu Takut Apa Sih...?? "
" Itu Mbok Kata Lastri Pohon Diujung Jalan Sana Ada Penunggunya Memang Iya Mbok Ada Penunggunya??."
" Nduk, Memang Semua Tempat Itu Ada Yang Menghuninya, Karna Itu Dimanapun Kita Berada Jangan Lah Berkata Tidak Baik Agar Kita Selalu Aman ."
" Tapi Bener Iya Mbok Kalau Penunggu Pohon Tua Itu Seorang Pangeran Yang Sangat Tampan ? jadi Pingin Lihat Wajahnya." wajah rukmini terlihat memerah membayangkan wajah Pangeran penunggu pohon tua diujung jalan desa.
" Huss Ndak Boleh Bicara Seperti Itu Nduk, Kalau Kedengeran Penunggu Nya Kamu Nanti Di Culik Hiiiii, Sudah Sana Cepat Jemur Cucian Nya Nanti Ndak Kering." ucap mbok sukiyem menakut-nakuti rukmini.
Rukmini duduk di lantai bersama simbok nya beralaskan tikar sembari menikmati masakan simbok yang pastinya sangat enak dilidah rukmini.
" Masakan Simbok Selalu Juara Deh Tidak Ada Yang Bisa Menandinginya ." cerocos rukmini.
" Bilang Saja Kamu Tidak Mau Masak, Maunya Simbok Trus Yang Memasak Makanan Makanya Menyanjung Trus Masakan Simbok, Iyakan.??"
" Heheh Ndak Mbok Memang Masakan Simbok ku Juara Dehh." Rukmini mengangkat ibu jarinya di wajah simboknya. mbok sukiyem tersenyum melihat cucu kesayangannya .
" Mbok?!! Lastri Mengajakku Ke Desa Tetangga Katanya Ada Pertunjukan Wayang Dan Artis Dari Kota Yang Akan Tampil Di Nikahannya Kepala Desa Sebelah, Boleh NdakbMbok ??." Rajuk Rukmini bergelayut manja di lengan mbok sukiyem.
" Sama Siapa Saja Kamu Mau Kesana Nduk,??
" Biasa Mbok Aku Lastri Sari Dan Ningsih .
" Kapan Mau Kesana ?? "
" Besok Malam Mbok."
" Baiklah simbok izininin tapi dengan satu syarat jangan pulang larut mlam bahaya nduk anak gadis pulangnya larut malam apalagi sampe ke desa sebelah, lumayan jauh kan kesana dan kalian juga cuma berjalan kaki."
" Makasih Mbokku Sayang, Rukmini Janji Tidak Akan Sampai Larut Malam." Sembari memeluk mbok sukiyem.
" Sekarang Bawa Piring-Piring Ini Kedapur Nanti Simbok Yang Cuci ." Pintar mbok sukiyem.
" Biar Rukmini Saja Mbok Yang Cuci, Mbok Istirahat Saja Kan Tadi Simbok Yang Masak, Giliran Rukmini Yang Cuci Piring Nya."
Mbok sukiyem pun beranjak dari duduk nya, sedangkan rukmini membersihkan piring-piring kotor bekas makan tadi bersama simbok nya dan membawanya ke dapur. Saat didapur rukmini merasa seperti ada yang sedang memperhatikan nya, hingga membuat bulu kuduk nya meremang.
" iiiiii, Kaya Ada Yang Melihat Aku Dari Tadi Tapi Siapa Ya?? Masa Sih Ada Orang Malem Malem Begini Masih Keluyuran, Jangan Jangan Maling, Mau Maling Apa Juga Di Rumah Reyot Seperti Ini? Ada Ada Saja." Rukmini mulai mencoba menghibur dirinya sendiri yang mulai ketakutan, karna sudah ketakutan rukmini berteriak " Mbok... cuci piring nya ndak jadi besok saja ya? rukimi takut di dapur sendirian." Setengah berlari rukmini bergegas keluar.
" Makanya Jangan Suka Bicara Ngelantur." rukmini dan mbok sukiyem merebahkan tubuhnya yang nampak kelelahan tak lama pun mereka terlelap ke dalam mimpinya.