Awalnya Zhea berpikir bahwa perasaannya selama ini kepada dokter tampan putra sulung Will dan Alea—Nathan Willy Coopers hanya perasaan kagum biasa. Namun kenyataannya Zhea salah!
Perasaan itu nyatanya adalah perasaan cinta sejak pertama kali mereka bertemu. Dan siapa sangka seiring berjalannya waktu, perasaan cintanya malah semakin tergila-gila untuk mendapatkan balasan cinta dari dokter nan dingin bernama Nathan itu.
“Aku sudah tergila-gila mencintaimu, Dr. Nath! Dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu dan membuatmu berhenti menganggapku sebagai anak kecil. Bahkan meski aku harus bersaing dengan wanita yang kau cintai!” ~Zheara Zaen Xavier~
Akankah Zhea berhasil mendapatkan balasan cinta dari Nathan? Ataukah Zhea harus merelakan cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Pagi Yang Cerah, Suasana Hati Yang Mendung
...“ZHEA! ZHEA! ZHEA!”...
...“Aku pasti akan menghancurkanmu dan melenyapkanmu dengan tanganku sendiri. Kau tunggu saja, Zhea! Aku tidak akan membiarkanmu merebut Nathan dariku. Nathan hanya akan menjadi milikku, milik Giselle Alendiandra Harrison!”...
Jika Giselle tengah mengamuk melampiaskan semua amarahnya, maka berbeda dengan Nathan yang tengah kebingungan dengan sikap Giselle yang memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak. Dugaan Nathan hanya satu yaitu kekasihnya tengah marah setelah mengetahui dirinya menginap di Mansion Xavier tempat tinggal Zhea, wanita yang mencoba menjerat hatinya dengan segala pesona yang dimilikinya.
“Dia pasti marah lagi,” gumam Nathan sembari menghela napas panjang.
“Siapa yang marah?”
Pertanyaan dan keberadaan Zhea yang sudah berada di dalam kamarnya sontak cukup mengejutkan Nathan yang tengah memikirkan kekasihnya. Nathan bahkan sampai tidak menyadari seseorang telah masuk ke dalam kamarnya begitu saja.
“Kenapa kau tidak mengetuk pintu lebih dahulu sebelum kau masuk ke kamar orang lain?” protes Nathan yang jelas terlihat sangat kesal.
“Kenapa harus mengetuk pintu kalau aku masuk ke kamar calon suami masa depanku sendiri,” gumam Zhea yang jelas di dengar oleh Nathan.
“Apa katamu? Dengar Zhea sampai kapan pun kita tidak akan pernah menikah, karena aku akan menikah dengan Giselle bukan dengan dirimu?” Nathan kembali menegaskan bahwa pilihannya adalah Giselle, bukan Zhea.
“Kak Nathan besok akan makan apa?” tanya Zhea tiba-tiba saja mengalihkan topik pembicaraan.
“Kenapa kau jadi menanyakan hal lain? Kau ingin mengalihkan topik pembicaraan agar—”
“Sudah jawab saja dulu pertanyaanku. Kak Nathan besok akan makan apa saja?” potong Zhea yang kini sudah duduk di tepi tempat tidur dan menatap penuh cinta kepada Nathan.
“Mana aku tahu ….”
“Benar, hari esok memang tidak ada yang tahu bukan? Begitu juga dengan pilihan Kak Nath, bisa jadi besok atau besoknya lagi Kak Nath akan berubah memilihku,” sela Zhea yang berhasil membuat Nathan seketika terdiam. Sebab apa yang Zhea katakan memang benar bahwa hari esok tiada yang tahu keputusan seperti apa yang pada akhirnya Nathan ambil.
“Dua hari lagi aku akan bertunangan dan tiga minggu kemudian akan melangsungkan pernikahan, kau tidak memiliki kesempatan ….” Nathan lantas menggantung ucapannya ketika Zhea malah tertawa disaat dia tengah bicara dengan serius.
Karena penasaran Nathan pun bertanya, “Apa yang membuatmu tertawa?”
“Tentu saja dirimu, Kak Nath! Apakah kau begitu yakin bahwa wanitamu itu pantas untuk bersanding denganmu? Apakah kau juga yakin bahwa dia wanita baik hati seperti penampilannya?” cecar Zhea yang membuat Nathan semakin bingung dibuatnya.
“Sebenarnya apa maksudmu, Zhea?” Nathan sungguh tidak menyukai perkataan Zhea kali ini yang seakan menuduh Giselle menyembunyikan sifat aslinya.
“Aku tidak bermaksud apapun. Selamat malam, Kak Nath!” ucap Zhea yang beranjak dari tempat duduknya.
Cup …
Lagi dan lagi Zhea kembali mencuri ciuman dari bibir Nathan, setelahnya dia kembali melarikan diri dari kamar itu. Sementara Nathan hanya bisa terdiam merasakan bibirnya yang kini terasa manis karena kecupan singkat barusan. Bagaimana bisa dia selalu lengah ketika Zhea berada di dekatnya, sehingga gadis itu kembali berhasil mencuri ciuman dari bibirnya.
“Kak Nath! Tunggu saja jika waktunya sudah tiba, akan aku buka topeng kekasihmu yang sebenarnya tepat di depan kedua matanya. Jika saat itu kau masih memilih buta akan cinta, maka detik itu juga aku akan menyerah!” ujar Zhea yang masih berdiri dibalik pintu kamar Nathan dan setelahnya ia memilih untuk kembali ke kamarnya.
...****************...
Indahnya rembulan kini berganti dengan hangatnya cahaya mentari. Gelapnya malam kini mulai menghilang dengan hari yang tampak cerah bahkan tanpa adanya awan. Namun, sepertinya pagi yang indah itu tidak sampai di kediaman Mansion Xavier setelah mereka kedatangan tamu yang tak diundang bahkan tidak diharapkan sama sekali.
Ya, kedatangan Giselle tentu membuat semua orang yang berada di Mansion tersebut terkejut sekaligus tidak suka. Mereka bahkan belum melangsungkan acara sarapan bersama, tapi Giselle suda bertemu dengan alasan ingin menemui kekasihnya.
Mau tidak mau Rayden dan Zhia harus membiarkannya masuk, karena bagaimana pun mereka belum memiliki bukti bahwa dalang dibalik penyerangan Shea semalam. Ditambah dengan adanya fakta bahwa Nathan tengah menginap di sana, sehingga tidak ada alasan bagi Rayden dan Zhia untuk mengusirnya.
Zhia pun mengantarkan Giselle ke kamar Nathan berada dan disaat yang bersamaan Zhea juga berniat untuk ke kamar itu. Tanpa menunjukkan raut wajah kesalnya, Zhea berjalan menghampiri Grandma dan Giselle yang hampir membuka pintu kamar tersebut.
“Selamat pagi, Grandma! Sepertinya kita memiliki tamu yang tidak diundang,” ujar Zhea setelah menyapa Grandma nya.
“Aku datang hanya untuk menemui kekasihku, bukan bertamu di rumah orang ketiga dalam hubunganku dengan kekasihku!” balas Giselle.
Setelah mengatakan itu, Giselle langsung masuk ke dalam kamar tersebut tanpa permisi. Zhia hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat dua wanita yang tengah bersaing memperebutkan cinta Nathan itu.
Ketika Zhea juga ingin masuk, tiba-tiba seorang pelayan datang mengantarkan sarapan untuk Nathan. Dengan cepat Zhea pun mengambil alih makanan itu dan membawanya, sedangkan Zhia memilih untuk kembali ke meja makan dan melanjutkan sarapannya bersama yang lainnya.
“Kak Nath, aku membawakan sarapan untukmu,” ujar Zhea begitu masuk yang dihadapkan dengan pemandangan yang membuat hatinya memburuk.
Ya, Nathan tengah berpelukan mesra dengan Giselle bahkan kedatangan Zhea sama sekali tidak mereka pedulikan. Zhea pun tidak begitu mempersalahkan, dia tetap berjalan mendekat dan meletakan sarapan untuk Nathan di atas meja kecil yang ada di samping tempat tidur. Nathan segera melepaskan pelukannya saat menyadari keberadaan Zhea di sana.
Bersambung....
kaboooorrr