"hiks, hiks sakit sekali....
"sakiiiiit....sakiit...
Intan pindah dari kota setelah bercerai dari suami nya, dia meninggali rumah yang dulu milik adik Ibu nya dan rumah itu sudah lama di biarkan kosong sebab Adik nya Ibu Intan menghilang tak ada yang tahu rimba nya.
Namun ketenangan Intan tak bertahan lama, sebab setiap malam ada suara rintihan atau juga menangis di kamar yang paling belakang sekali membuat Intan tak kuat menghadapi nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Menemui Suci
Suci gelagapan mau cerita karena ini sama saja mengungkit aib nya si mayit, di awal dia memberitahu karena berharap Intan akan pulang melihat Ibu nya untuk terakhir kali, jujur saja bahwa saat ini dia sangat kesal dengan Intan karena Ibu nya meninggal saja dia sampai tidak mau pulang. namun setelah mendengar bahwa Intan begitu karena di kekang oleh suami nya sehingga tidak bisa bebas mau kemana mana, maka dia pun jadi luluh juga dan merasa iba dengan nasib nya Intan, mungkin orang akan banyak mengira bahwa Intan hidup nya sangat enak di kota, nyata nya dia di remehkan oleh pihak suami.
"Pagi itu aku di suruh sama Emak ngantar lauk untuk Ibu mu, maka nya aku kesana dan sama sekali tidak punya firasat apa pun." Suci mulai cerita.
"Saat aku datang dan membuka pintu, ternyata sama sekali tidak ada orang dan aku pun masuk karena sudah biasa juga. pintu kamar Ibu mu terbuka lebar dan dia berbaring telentang di atas kasur, mulut nya mengeluarkan kawat dan juga darah yang sangat banyak." lirih Suci.
"Ya allah." Intan menutup mulut nya ngeri.
"Kawat itu terus keluar dari mulut nya dan yang sebenar nya paling parah itu dari perut, perut Ibu mu itu robek karena kawat yang mau keluar." Suci memelan kan suara nya.
"Apa Ibuku di santet ya, Ci?!" Intan lemas mendengar nya.
"Entah lah, namun warga sini memang percaya kalau dia di santet oleh orang." jawab Suci.
"Soal hantu yang di rumah ku apa kau tau juga?" Intan menatap sahabat nya.
Suci menggeleng karena dia tidak pernah melihat setan yang di hebohkan di rumah nya Intan, hanya orang orang saja yang sibuk kata nya ada setan di sana. entah itu memang ada atau hanya rumor saja, namun bila rumor maka pasti nya akan cepat hilang, apa lagi Wawan juga meninggal di sana.
"Selama aku di kota, apa Bibi ku pernah pulang?" tanya Intan.
"Tidak ada, kata Ibu mu kan dia keluar negeri karena dapat suami orang sana." ucap Suci.
"Iya kah, aku juga tidak tahu soal itu." Intan kaget juga.
"Ya allah, Tan! kamu apa memang tidak pernah berhubungan juga dengan Ibu mu sebelum dia meninggal?" heran Suci.
"Aku menghubungi dia saat suamiku kerja dan mertua ku pergi arisan, baru itu aku punya kesempatan." jelas Intan yang memang Dani tak pernah memberi izin.
"Kurang ajar sekali suami mu!" Suci naik darah jadi nya.
"Itu pilihan Ibu ku, kata nya biar pun Dani tidak mau datang kedesa tapi hidup ku terjamin! nyata nya aku sama saja dengan pembantu, terlebih lagi aku tidak bisa hamil." Intan malah menangis.
"Sabar saja, orang begitu pasti akan dapat balasan." hibur Suci mengusap pundak sahabat nya.
Air mata Intan memang tidak bisa di bendung bila ingat kejadian buruk atas hidup nya yang di buat oleh Dani, dulu memang Bu Nisa yang memaksa untuk menikah dengan Dani karena alasan dia adalah pria kaya. namun nasib Intan begitu buruk saat jadi istri Dani, sama saja dengan pembantu yang selalu di rendakan oleh mertua nya, apa lagi saat ada perkumpulan ramai.
"Mulai saja sekarang dengan hidup baru, lupakan orang yang sudah menyakiti mu." Suci memberi semangat.
"Aku ingin nya begitu, hidup tenang di sini melupakan mereka semua." angguk Intan pelan.
"Kalau kau memang tidak punya kerja, ayo besok ikut aku di perkebunan cabe karena di sana selalu butuh orang." ajak Suci.
"Boleh lah kalau orang nya mau, aku kerja apa saja mau kok." angguk Intan cepat.
Setidak nya Intan dapat kerja walau dia tidak tahu masalah tentang rumah yang berhantu itu, bila mengingat kematian sang Ibu yang sangat tragis maka bisa saja kalau itu memang arwah Ibu nya yang gentayangan menakuti banyak orang.
"Hati hati ya kamu tinggal di rumah itu, Wawan meninggal di sana loh." Suci teringat teman nya.
"Wawan teman kita dulu?" tanya Intan memastikan.
"Iya, mantan pacar mu itu!" gurau Suci karena dulu tentang cinta monyet.
"Kenapa dia meninggal di rumah ku?" Intan tak peduli dengan gurauan nya Suci karena kematian Wawan lebih penting.
"Kronologi pas nya sih aku tidak tahu cuma pagi dia di temukan dengan kondisi tubuh yang rusak! warga semua percaya kalau itu ulah nya Ibu mu yang gentayangan." jelas Suci.
Kali ini Intan tidak menyangkal nya karena dia sudah di temui dengan hantu yang begitu mengerikan, bahkan saat tidur pun dia bisa pindah kekamar paling belakang. rasa nya akan sangat aneh karena Intan sudah mengunci pintu kamar, apa mungkin bila dia mengigau sehingga berjalan saat tidur.
Tapi Intan tetap saja memendam cerita itu karena dia tidak mau Suci jadi lebih parno, lebih baik di simpan dan di telan sendiri karena itu akan lebih baik dari pada cerita pada orang lain yang takut nya nanti malah menyebar kesemua orang.
****************
Lisa datang menggunakan baju yang sangat terbuka kekantor nya Dani karena dia harus lebih gencar menggoda duda tampan dan mapan itu, karena setelah kabar bahwa Dani jadi duda. banyak gadis yang ingin daftar, mereka pasti akan menggunakan berbagai macam cara untuk menggaet hati nya.
"Mas aku bawain kamu makan siang." Lisa masuk dengan langkah yang sexy membuat Dani menelan ludah.
"Repot banget kamu bawain aku makanan, Lis." Dani menatap banyak nya jenis makanan.
"Enggak kok, aku tuh enggak selera makan sendirian maka nya aku bawa kesini." jelas Lisa mengedip kan mata.
"Oh iya, kenapa kok enggak selera makan?" Dani datang mendekat.
"Karena enggak ada kamu." jawab Lisa membuat Dani salah tingkah jadi nya.
Dani berdehem karena melihat bibir Lisa yang berwarna pink, bila khilaf maka bisa saja dia makan itu duluan, nanti yang ada nasi dan juga makanan lain ini tidak akan tersentuh oleh Dani atau pun Lisa.
"Nanti malam temani aku belaja untuk cari kado nya Mama ya, mas." ajak Lisa.
"Oh iya Mama ulang tahun, malahan kamu yang ingat." Dani baru ingat bahwa Bu Lidia ulang tahun.
"Kamu banyak kerjaan jadi ya lupa, maka nya nanti malam ya kita pergi." desak Lisa.
"Iya, kita cari kado untuk Mama." angguk Dani setuju.
"Seminggu kemudian aku juga ulang tahun, kamu jangan lupa." Lisa mencubit hidung Dani.
Pria ini tertawa karena dia memang tidak tahu bahwa Lisa sebentar lagi akan ulang tahun, setelah di beri tahu maka dia sibuk merencanakan hadiah yang akan di beli untuk Lisa.
mestinya justru sdh dibela sblm intan dijahati
ngeri dan biadab😡