Violet Greyson Michael dulu pernah menikah dengan seorang pria bernama Leonardo Elgantara. Karena sebuah masalah Violet memutuskan untuk kabur dari Leo dan pindah ke Jepang, seminggu setelah dirinya kabur ia baru menyadari kalau dirinya hamil anak dari Leo.
Awalnya ia berniat mengugurkan kandungannya karena tidak mungkin mampu membiayai anak itu, tetapi ia terlalu sayang pada anaknya hingga akhirnya membesarkan anak itu sendirian, Vio berhasil menjadi Manajer di perusahaan Entertainment dan merubah hidupnya menjadi lebih baik, Vio tidak mau lagi bertemu dengan Leo apapun yang terjadi.
Tanpa Vio ketahui selama lima tahun Vio hilang Leo masih berusaha mencarinya hingga pada akhirnya Leo pergi ke Jepang untuk menjalankan pekerjaannya, takdir berkata lain mereka kembali di pertemukan di keadaan yang tidak tepat.
Leo sedang asik minum di club' bersama sekumpulan perempuan yang ada di dekatnya, membuat Vio semakin yakin kalau meninggalkan Leo adalah keputusan yang baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Kembali
Seorang pria berpakaian jas hitam yang tengah memutar-mutar gelas Wine di tangannya sembari di kelilingi empat wanita cantik yang berpakaian sexy ikut menatap Vio karena Vio menatap ke arahnya.
Tatapan mata pria itu seketika berubah saat menatap Vio, pupil matanya mendadak membesar, dengan sigap pria itu menghampiri Vio meninggalkan keempat wanita yang sedari tadi duduk bersamanya.
Keempat wanita itu menatap Vio sinis karena kesal, Vio yang merasa di hampiri seketika membelakangi pria itu dan berniat pergi, tetap Tuan Hito sudah berdiri di depannya hingga membuat Vio kini tidak bisa kemana-mana.
"Vio di belakang mu adalah ketua Direksi VL Entertainment Grup, silahkan memperkenalkan dirimu," Ujar Hito yang membuat Vio semakin kaget, ia mencoba untuk profesional dan menghela nafasnya dalam-dalam ia membalikkan tubuhnya berusaha terlihat santai.
Sementara pria itu masih memandangi Vio dengan sangat dalam.
Vio mengulurkan tangannya, "Halo, nama saya Vio, saya manajer di perusahaan Tuan Hito," Sapa Vio seolah-olah dirinya tidak mengenal sosok pria di depannya itu.
Leo beberapa detik memandangi tangan Vio sebelum akhirnya ia membalas uluran tangan Vio, "Saya Leo, senang berkenalan dengan Anda," Balas Leo.
Vio berusaha melepaskan tangannya dari Leo, tetapi Leo malah memegangnya dengan erat, sampai akhirnya Vio berhasil melepaskan tangan nya itu.
"Saya permisi, silahkan mengobrol," Hito malah meninggalkan Vio dan Leo untuk berduaan agar membuat keduanya semakin dekat, karena kedatangan Vio ke sini untuk menarik perhatian Leo agar perusahaan Leo bersedia bekerja sama dengannya.
Vio malah gelagapan, di sana ia tidak tau harus berbuat apa, Vio awalnya ingin pergi saja dari depan Leo karena ia belum sanggup untuk bertemu dengan pria ini, tetapi tangan Vio di tahan oleh Leo membuat Vio tidak dapat kemana-mana.
Vio menatap Leo begitupun sebaliknya, "Kemana saja kau ini?" Tanya Leo.
"Lepaskan!" Pinta Vio dengan nada suara yang bergetar.
"Tidak."
"Nanti ada yang lihat." Vio masih berusaha melepaskan genggaman tangannya dari Leo.
"Aku tidak peduli," Bentak Leo ia selama ini sudah berusaha mencari keberadaan Vio, kini wanita yang ia cari sudah ada di depan matanya mana mungkin ia lepaskan begitu saja.
"Aku mohon Leo lepaskan, aku dan kamu sudah tidak ada hubungan apapun, jika saja aku tau kau yang datang ke sini aku tidak akan mau untuk ke sini."
"Apa salah ku hingga kau begitu membenciku? Katakan padaku?"
Pembicaraan mereka tidak begitu terdengar jelas karena suasana di sana sangat ramai, di tambah ada penampilan musik dari artis yang di bawa Leo jadi para tamu undangan di sana lebih fokus pada penampilan sang penyanyi daripada pada Leo dan Vio saat ini.
Dering ponsel Vio berbunyi, Leo akhirnya melepaskan genggaman tangannya pada Vio karena melihat Vio kesulitan mengambil ponselnya yang terus berdering.
Leo masih menunggu Vio saat ini.
"Apa? Alex jatuh? Sekarang dimana dia?" Wajah kaget dan khawatir Vio terlihat jelas.
"Siapa Alex?" Tanya Leo yang mendengar ucapan Vio.
Vio tidak peduli pada Leo, setelah menutup telponnya Vio segera mencari Tuan Hito untuk pamit pergi dari sana, Leo masih saja mengikuti Vio dan memperhatikan Vio dari jauh.
"Tuan saya mohon saya harus pulang sekarang," Pinta Vio dengan wajah memelas.
"Tidak bisa, kau harus mendapatkan kerjasama itu terlebih dahulu," Tegas Hito, ia tidak peduli apapun yang terjadi.
"Saya janji nanti saya pasti akan mendapatkan kerjasama itu, tapi untuk malam ini biarkan saya pulang terlebih dahulu," Vio semakin panik.
"Saya ingin kamu mendapatnya malam ini," Kekeh Hito.
"Tuan anak saya di larikan ke rumah sakit barusan, saya harus menemaninya sekarang."
Leo yang mendengar itu tampak sakit hati mengetahui jika Vio sudah punya anak, rasa kecewa yang kini menyelimuti dirinya. Penantiannya selama ini sia-sia begitu saja, tetapi melihat Vio begitu ia jadi kasihan, Leo menghampiri mereka.
Vio memohon di hadapan Leo, tidak peduli apapun saat ini nyawa anaknya jauh lebih penting daripada rasa gengsinya, "Saya mohon Tuan, tolong kerjasama dengan perusahaan kami," Pinta Vio menatap bawah.
Leo menghela nafas, baru pertama kali dalam hidupnya seorang Vio memohon di hadapannya hanya karena seorang anak dari pria lain yang mungkin begitu Vio cintai.
Bagaimana pun Leo masih mencinta Vio jadi ini membuatnya tidak tega, "Baiklah saya akan kerjasama dengan anda, tetapi biarkan dia pulang," Leo menekankan setiap katanya sembari menatap Hito, ia benci pada pria itu tapi ini demi Vio.
"Oke," Hito tampak tersenyum miring.
Leo mendekatkan bibirnya ke telinga Hito, "Saya melakukan ini demi wanita itu, jangan pernah buat dia menangis seperti itu lagi," Bentak Leo pelan.
Hito kaget, ia kini jadi bertanya-tanya apa hubungan di antara mereka padahal mereka barusan terlihat baru saja bertemu.
Vio berlari pergi dari sana Leo mengikuti Vio, entah apa yang dia pikirkan sampai meninggalkan acaranya sendiri.
Vio ke sini dengan Tuan Hito jadi ia harus pulang menggunakan kendaraan umum mau tidak mau karena ia tidak membawa mobilnya, Leo menaiki mobilnya lalu berhenti di depan Vio yang menunggu kendaraan umum lewat, "Naik! Aku akan mengantarmu," Titah Leo dingin.
Leo penasaran dengan ayah dari anaknya Vio maka dari itu ia ingin ikut dengan Vio, Vio hanya memandangi Leo.
"Cepat naik, kau tinggal kasih alamat rumah sakitnya. Tenang saja aku tidak akan menculik mu seperti dulu."
Karena tidak punya pilihan Vio akhirnya naik ke mobil Leo, mereka segera pergi ke rumah sakit. Alex sudah di bawa ke rumah sakit oleh Morata, tadi sebelum Morata pergi untuk jaga di rumah sakit ia melihat Alex tergeletak di kamarnya tanpa sadarkan diri, jadi Morata segera membawa Alex ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit Vio bergegas lari ke ruangan UGD di ikuti Leo, di luar ruangan UGD Morata sudah menunggunya, Morata menatap Leo bingung.
"Siapa dia?" Tanya Morata.
"Ceritanya panjang, sekarang bagaimana kondisi Alex?" Tanya Vio mengalihkan pertanyaan Morata.
Sementara Leo menatap Morata dari atas sampai bawah, Leo kini beranggapan jika Morata adalah suaminya Vio, Leo berdecak pelan, "Tidak lebih baik dariku," Gumamnya menyombongkan dirinya sendiri, Leo merapihkan jas nya untuk tebar pesona sambil senyum tipis.
Vio yang melihat kelakuan Leo hanya bisa menatapnya sinis, kelakuan Leo tidak pernah berubah sejak dulu ternyata.
"Alex masih di tangani oleh dokter, kau tenang saja, kalau begitu aku permisi masih ada kerjaan lain," Morata pergi dari sana.
Vio duduk di kursi samping pintu masuk ruangan UGD begitupun Leo yang duduk di samping Vio, "Jadi sekarang selera mu menurun drastis," Ledek Leo.
Vio menatap Leo sinis, "Maksud anda apa?"
"Iya selera kamu jelek banget sekarang."
"Selera apa? Morata hanya tetangga saya? Puas."