Cerita ini mengisahkan tentang perjuangan pemuda berusia 15 tahun yang mempunyai bakat bermain pedang dan ilmu bela diri yang cukup tinggi dalam menyelamatkan desanya dari penindasan oknum tak bertanggung jawab. Setelah berhasil mendapatkan kebebasan untuk desanya, satu persatu fakta keluarganya terkuak. Dia juga menyadari bahwa Alavarez yang merupakan kepala keluarganya telah di sekap oleh oknum bernama Fikron untuk di jadikan tahanannya. Tidak ada yang tau dimana Fikron mengurung Alarez, bahkan Mijay dan Altan yang menyamar sebagai anak buah Fikron saja masih belum bisa menemukan keberadaan Alvarez. Zafer pemuda 15 tahun itu memutuskan untuk memulai misi penyelamatan Alvarez, dan bersiasat menghabisi rekan-rekan Fikron yang berada di Abu Dhabi dan Oman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Tiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
C14 : MATI
...𖣁 ࣪࣪ἨΛⱣⱣὙ ᖇ𝚬Λ𝐃𝐥ṆԌ 𖣁...
"HERNANDES SUDAH KEMBALI, " semua orang pun mulai menyoraki nama Hernandes beramai-ramai. Selin yang mendengar itu langsung meminta Umar untuk mengantarkannya menuju istana Desmon. Di tengah kelengahan mereka, Desmon mengambil tanah dan melemparkannya ke hadapan Jay. Desmon juga merebut pistol dari tangan Altan lalu mengancam para warga jika menghalangi jalannya akan di habisi. Warga takut melihat Desmon dengan pistolnya. Desmon berhasil lolos dan melarikan diri. Zafer yang masih kesal pada Desmon tidak bisa tinggal diam. Dia langsung mengejar Desmon. Mijay, Altan, dan yang lainnya ikut menyusul Zafer maupun Desmon. Zafer mengambil sebuah batu yang tidak begitu besar lalu melemparkannya ke arah Desmon hingga dia terjatuh. Zafer lalu menghajar habis-habisan Desmon di hadapan seluruh warga. Zafer juga berkali-kali menghantam Desmon ke gerbang kediaman Hernandes yang sudah lama di tutup.
Gohar yang tinggal dekat kediaman itu mendengar suara kegaduhan tersebut. Dia langsung keluar dan melihat kejadian tersebut. Terlihat Zafer yang hanya anak-anak umur 15 tahun mampu menghabisi Desmon yang umurnya tentu jauh dari umurnya. Gerbang tembok Hernandes hancur karena Zafer. Semuanya tercengang melihat keindahan di dalam bangunan yang sudah 15 tahun tertutup. "Kakek?" Ucap Esmes yang melihat ketiga patung megah yang berbentuk ketiga tokoh utama Hernandes. "Jadi. Kau keturunan Hernandes?" Tanya Zira pada Esmes. Esmes hanya mengangguk dan tersenyum.
Kembali pada Zafer. Dia kini sudah hampir menang mengalahkan Desmon. Zafer menendang Desmon hingga ia tak sadarkan diri lagi. Zafer mematahkan sebuah patung pedang yang ada di patung ketiga tokoh utama.
"AGHHHHH-"
"ZAFER, " teriak Selin.
"LEPASKAN DIA NAK. INI BUKAN DIRIMU NAK, " mohon Selin yang menangis melihat putranya sudah berubah seperti iblis. Kali ini Zafer tidak bisa mendengarkan Selin. Semua perbuatan Desmon sudah tidak bisa di maafkan lagi. Zafer kemudian menusukkan pedang tersebut pada perut Desmon berkali-kali. Desmon akhirnya mati. Kepolisian datang atas panggilan warga. Di sana terdapat Omar yang menjabat sebagai brigadir di kepolisian Dubai.
"Kak Omar, " sapa Mijay.
"Jay. Kau berhasil, "
"Bukan aku kak. Tapi dia, " ucap Jay menunjuk ke arah Zafer.
"Siapa dia?"
"Dia putra kak Selin, "
"Itu artinya-"
"Masih belum terbukti kak. Oh ya kasus ini tolong jangan di siarkan ke televisi. Ayah ku masih belum ketemu, "
"Tapi bagaimana dengan masyarakat di sini?"
"Aku yang akan meminta mereka untuk tidak menyebarluaskan kejadian ini, "
Omar menangguk paham. Zafer berjalan perlahan keluar dari tempat Desmon terbunuh. Zafer menatap ibunya dan bertekuk lutut di hadapan ibunya.
"HUKUM AKU MAH. A-AKU.. AKU SUDAH MELUPAKAN JANJI KU PADAMU, " ucap Zafer. Selin tak kuasa menahan air matanya. Dia langsung memeluk putranya itu. "Ini yang mamah tidak mau nak jika kau berkelahi, " ucap Selin. Gohar yang menyaksikan itu menatap Mijay. Entah apa yang Gohar ingin tanyakan, tapi Mijay seperti mengerti pada apa yang ingin Gohar ketahui dan mengangguk pelan.
"Kalian semua bubar lah. Jangan ada yang menyebarluaskan kejadian ini. Jika sampai ada yang menyebarkannya, maka akan berurusan dengan ku, " ucap Mijay. Semuanya bubar meninggalkan mereka. "Kak Selin-" Selin langsung membawa Zafer pergi tanpa menjawab Mijay sama sekali.
"Kak Selin dengarkan aku dulu-"
"TIDAK. Aku tidak mau putra ku seperti kalian, " ucap Selin. Selin pun pergi bersama Zafer dan juga rekan-rekannya pulang meninggalkan Mijay. Esmes tetap tinggal bersama kedua pamannya.
"Esmes. Kenapa kamu di sini nak?"
"Aku ikut membantu Zafer paman, "
"Paman aku minta maaf. Aku yang pertama memberitahukan pada mereka semua tentang keluarga kita, " Mijay hanya tersenyum dan memeluk keponakannya itu.
Singkat cerita. Berkat Zafer dan teman-temannya kota Dubai terbebas dari penindasan. Bukan cuma desanya melainkan seluruh warga kota juga mendapatkan kebebasan. Istana Desmon di sita dan di gusur. Sementara Elma, Rayla, dan Eshma di bawa ke sebuah panti asuhan khusus putri. Kenapa mereka tidak di pulangkan? Itu semua karena ketiga gadis ini masih ada sangkut pautnya dengan keempat target negara lainnya. Sebagai rasa terima kasih kepada Zafer dan rekannya. Mereka semua di beri hadiah berupa rumah dan fasilitas sekolah mulai dari peralatan sampai kendaraan.
"Zafer. Gimana keadaan mu?" Sapa Zira yang menjenguk Zafer di rumahnya bersama yang lainnya.
"Aku sudah agak mendingan, "
"Oh ya. Ada satu hal yang ingin aku tanyakan soal kemarin. Bagaimana bisa kalian mengajak para warga untuk ikut menyerang anak buah Desmon?"
"Ini semua karena Esmes. Dia adalah cucu Hernandes. Kau ingat? Keluarga besar yang pernah aku ceritakan? Ternyata keluarga itu adalah keluarga Hernandes, "
"Bagaimana Esmes melakukannya? Maksudku. Bagaimana bisa dia membuat semua orang langsung percaya kalau dia adalah cucu Hernandes?"
"Dia punya kalung simbol keluarga Hernandes. Dan kau juga ingat kan? Dia memanggil Jay dan Altan sebagai pamannya?"
"Iya aku dengar soal itu. Tapi di situ aku masih belum mengerti. Ngomong-ngomong di mana Esmes?"
"Dia sudah pulang kembali ke India, "
"Apa?"
"Kedua pamannya memberitahukan pada orang tua Esmes tentang apa yang sudah Esmes lakukan. Dan kata Esmes orang tuanya khawatir lalu meminta Esmes untuk pulang, "
"Lalu sekolahnya?"
"Ya. Esmes kembali ke sekolahnya lagi, "
"Tapi kita masih bisa menghubungi Esmes. Dia memberikan nomor ponselnya padaku, " ucap Zira.
...· . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . ·...
"Hallo Mijay. Paman Zyan ingin bicara dengan mu, " ucap Veyna kakak Mijay yang langsung memberikan ponsel itu pada Zyan.
"Hallo Mijay. Ini paman, "
"Hallo paman, "
"Apa ini Mijay? Kau keluar dari misi mu. Kau ingat kau datang ke Dubai hanya untuk menyelamatkan ayahmu. Kau sudah berjanji tidak akan mengeluarkan amarahmu sebelum menemukan ayahmu, "
"Paman kau tau itu. Tapi semua ini bukan karena rencana ku. Seorang anak bernama Zafer. Dia yang sudah menghabisi Desmon, "
"Apa pun itu Mijay, kau mesti tau konsekuensi nya. Bagaimana jika media meliput kematian Desmon? Bagaimana kalau Fikron tau ini semua? Nyawa ayahmu dalam bahaya, "
"Aku tau soal itu paman. Itu sebabnya aku bekerja sama dengan kak Omar untuk menutup kasus ini. Mayat Desmon dan anak buahnya juga masih kami simpan di kurungan bawah tanah kediaman Hernandes, "
"Baguslah. Setelah ini paman tidak mau ada kecerobohan lagi. Ingat pada tujuan mu Mijay. Ayahmu, "
"Iya paman, "
"Yasudah kalau begitu-"
"Paman sebentar. Ada yang mau aku sampaikan, "
"Apa itu Mijay?"
"Zafer. Dia-"
"Kak Jay, ayok. Kak Omar menunggu kita di kantor polisi, " ucap Altan memotong perbincangan Mijay dan Zyan.
"Em paman. Aku ada urusan sebentar. Nanti ku kabari lagi, " Mijay kemudian menutup panggilan itu dan pergi bersama Altan untuk mengurus kasus kematian Desmon.