Sheila Cowles, seorang anak yatim piatu, menjalani kehidupan sederhana sebagai cleaning service di sebuah toko mainan anak-anak.
Suatu hari, karena kecerobohannya, seorang wanita hamil besar terpeleset dan Sheila menjadi tersangka dalam kejadian tersebut.
"Kau telah merenggut wanita yang kucintai. Karena itu, duniamu akan kubuat seperti di neraka," kata Leonard dengan penuh amarah.
"Dengan senang hati, aku akan menghadapi segala neraka yang kau ciptakan untukku," jawab Sheila dengan tekad yang bulat.
Bagaimana Sheila menghadapi kehidupan barunya sebagai ibu sambung bagi bayi kembar, ditambah dengan ancaman Leonard yang memendam dendam?
🌹Follow akun NT Othor : Kacan🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kacan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MDHD 2
"Selamatkan istri dan anak-anak saya, Dokter" desak Leonard pada sang dokter dengan suara beratnya yang terdengar serak.
Dokter itu menatap wajah Leonard dengan serius seraya berkata, "Pasien mengalami pendarahan yang mengharuskan kami mengambil tindakan untuk mengeluarkan bayi Tuan lebih awal. Tuan bisa menandatangani informed consent ini agar tindak operasi bisa segera dilakukan."
Mata Leonard membeliak lebar, dengan wajah cemas ia mengambil lembaran kertas yang diberikan oleh sang dokter, lalu membubuhkan tanda tangannya di atas kertas itu dengan tangan bergetar.
Dengan tergesah Leonard memberikan lembar persetujuan medis yang sudah ditandatanganinya ke pada dokter.
Dokter itu pun menerimanya. "Kami akan berusaha melakukan yang terbaik," ucap sang dokter.
Leonard bersandar pada dinding rumah sakit, ia menatap kepergian dokter yang menangani istrinya dengan perasaan khawatir yang teramat besar.
Suasana terasa begitu mencekam, Leonard memijat pangkal hidungnya dengan kepala tertunduk menatap lantai.
Beban berat seakan menghantam kepala Leonard dalam satu waktu, membuat ganjalan besar yang menghimpit dadanya.
Leonard mengangkat kepalanya, ia berjalan dengan kaki melangkah lebar, sorot matanya terlihat sangat tajam dan mengerikan.
Sheila yang berada tidak jauh dari Leonard sontak memundurkan langkah, tatapan membunuh dari pria di depannya membuat sekujur tubuh Sheila bergetar ketakutan.
Kepala Sheila menoleh ke kanan, tepat ke arah si petugas keamanan yang bekerja di Toys Station. Namun, bukannya mendapat bantuan, Sheila malah mendapat delikan mata penuh permusuhan dari si petugas kemanan itu.
Sheila terhenyak, ia tidak dapat kabur. Suami dari wanita yang terpeleset itu menarik kedua pundaknya dengan kasar.
Grep!
"Ahss, maaf maaf." Sheila meringis kesakitan, pria itu menekan pundaknya terlalu kuat.
Leonard tidak menghiraukan ringisan kesakitan dari wanita yang dirinya cengkram.
Tulang pada pundak Sheila terasa sakit, pria bermata tajam itu seakan ingin meremukkan pundaknya menjadi bubur.
"Lepas, sakit tau!" desis Sheila, ia berusaha menarik diri dari pria kasar yang menyakitinya.
Salah satu sudut bibir Leonard terangkat tinggi, ia tertawa hambar dengan suara teramat pelan. "Sakit? Sakit kau bilang?" cibir Leonard. "Lebih sakit mana dengan yang istriku rasakan?!" lanjutnya sembari mengguncang bahu Sheila dengan kuat.
Glek!
Sheila menelan ludah dengan susah payah, tenggorokannya terasa tercekat. Apa yang dikatakan pria tersebut memang benar, ia adalah wanita jahat yang menyebabkan seseorang wanita hamil harus berjuang di dalam ruang ICU.
Kenyataan itu menampar keras Sheila, ia tak lagi melawan saat pria berbadan tegap serta tinggi itu mengguncang tubuhnya berulang kali.
"Kenapa kau diam saja, ha?!" Leonard mendorong tubuh Sheila hingga tubuh langsing itu terhuyung ke belakang, beruntung Sheila tidak terjengkang ke atas lantai.
Sheila mengangkat kepalanya, menatap pria di depannya dengan mata berkaca-kaca.
"A-aku minta maaf," ucap Sheila lirih.
"Kata maaf tidak membuat istriku baik-baik saja." Geram Leonard dengan mata berkilat marah.
"Ya, aku tau." Kepala Sheila mengangguk-angguk lemah. "Jika aku bisa menggantikan posisinya saat ini, pasti akan aku lakukan," ucap Sheila, air mata yang sedari tadi ditahannya berakhir luruh dengan deras.
Dada Leonard naik turun, napasnya terasa berat seakan ada batu besar yang mengganjal di dadanya.
Leonard berbalik, membelakangi Sheila yang menangis sesenggukan. Ia tidak sedikit pun merasa bersalah telah membuat wanita itu menangis. Dirinya lebih memilih menghampiri petugas keamanan yang bekerja di toko mainan miliknya.
"Bagaimana kronologi kejadian yang menimpa istriku?" tanya Leonard dengan suara serak saat menyebut kata 'istri'.
Petugas keamanan yang bernama Bean tersebut membuka mulutnya, ia mulai menjelaskan kronologi secara lengkap.
Kuku-kuku Leonard memutih, tangannya mengepal sangat kuat hingga kuku-kukunya menancap di telapak tangannya, menimbulkan sebuah luka kecil yang mengeluarkan darah.
Leonard tidak dapat membayangkan bagaimana rasa sakit yang menimpa istri tercintanya.
Sheila yang menyimak percakapan di antara bos serta rekan kerjanya hanya bisa menggigit bibir sambil menahan isak tangisnya. Ia dapat melihat kemarahan yang begitu besar dari pancaran mata bosnya.
"Jadi ... dia adalah cleaning service di toko mainanku?" tanya Leonard pada Bean dengan suara menggeram marah.
Bean menganggukkan kepala, mencoba menahan gejolak emosinya sendiri. "Benar, Tuan."
"Dasar wanita iblis!" hardik Leonard, menuding wajah Sheila dengan jari telunjuknya.
Sheila tersentak, seluruh tubuhnya bergetar ketakutan, tatapan penuh kebencian yang dilayangkan Leonard padanya membuat air matanya kian berdesakan keluar.
"Ahrg!" Leonard menyugar rambutnya dengan kasar, ia tidak dapat melampiaskan kemarahannya mengingat saat ini dirinya sedang berada di rumah sakit.
"Aku akan membuatmu membusuk di dalam penjara! Cam kan itu!" ancam Leonard penuh permusuhan.
Di penjara? Sheila menggelengkan kepala lemah, sorot matanya penuh permohonan, ia tidak mau dimasukkan ke dalam jeruji besi dan menghabiskan masa mudanya di dalam tempat asing bersama para penjahat.
Namun, Leonard tidak terpengaruh dengan tatapan memohon Sheila.
Sheila tak dapat melakukan apa pun, ia hanya gadis yatim piatu yang hidup sebatang kara tanpa keluarga.
Selama ini Sheila bekerja keras hanya sekadar untuk menyambung hidup. Tidak sedikit pun ia berharap hidup bahagia, ia hanya ingin ketenangan, namun tampaknya Tuhan tidak membiarkan dirinya hidup seperti apa yang ia mau.
Sheila menarik napas dalam-dalam, ia melirik Leonard yang setia berdiri di depan pintu ruang ICU.
Cukup lama mereka menunggu, sampai pintu ruangan putih itu terbuka.
Seorang dokter muncul, dan datang menghampiri Leonard dengan wajah yang membuat Leonard merasa cemas.
"Bagaimana keadaan istri dan anak-anak saya?" tanya Leonard penuh kekhawatiran.
"Kedua putri tuan lahir dengan selamat, hanya saja karena kondisi yang lemah kedua putri tuan harus ditempatkan dalam inkubator," jelas sang dokter.
Leonard merasa tidak puas dengan jawaban dari dokter. "Lalu bagaimana keadaan istri saya?" desaknya tidak sabaran.
Dokter itu sedikit menundukkan kepala, dengan perlahan dokter berucap, "Maaf, karena pendarahan hebat istri tuan tidak dapat diselamatkan."
Deg!
Wajah Leonard berubah pucat pasih, bibirnya bergetar, matanya memerah serta berkaca-kaca.
Dunia seakan berhenti berputar, Leonard mundur perlahan dengan langkah goyah, ia menggelengkan kepalanya kuat dengan lelehan air mata yang tidak lagi dapat ditahan.
"Anda bohong! Istri i-striku tidak mungkin meninggalkanku sendiri!" teriak Leonard dengan napas terputus-putus.
Sheila menutup mulut dengan kedua telapak tangannya, tubuhnya yang lemas luruh di atas lantai rumah sakit. Ia pembunuh! Dengan berderai air mata, Sheila menatap kedua telapak tangannya.
"Aku pembunuh," rintih Sheila, menyesali semua yang telah terjadi.
Sheila menoleh ke arah Leonard, ia merangkak menghampiri pria itu. "Maaf maaf," ucap Sheila sambil terisak dengan tubuh berlutut di bawah kaki Leonard.
Leonard menundukkan kepala, melihat wajah pembunuh istrinya dengan tatapan penuh kebencian.
Dengan ringan Leonard mengangkat tinggi tangannya, melayangkan tamparan ke wajah Sheila dengan kekuatan yang dahsyat.
Plak!
Bersambung ....
Bagaimana nasib Sheila selanjutnya?
Hai Zeyeng, jangan lupa klik tombol favorit ♥️(+) agar mendapat notifikasi setiap novel ini update. Lope sekebon 😘😘😘
di tunggu kelanjutan ya