Dibunuh oleh suaminya sendiri dikehidupan sebelumnya, lalu dia kembali sebelum semua pengkhianatan dari sang suami dia rasakan.
Kembali untuk membalas rasa sakit dan kematiannya dengan cara yang cantik, memabalas dengan begitu tenang namun mematikan.
"Aku tidak akan menyia-nyiakan kehidupanku lagi. Kau pernah membunuhku demi wanita itu, jadi aku akan membuatmu dan wanita itu bersama menikmati apa yang pernah aku rasakan!"
Jangan lupa memberi dukungan pada karya-karya Ana ya 😄
Dukungan kalian memberikan semangat untuk Ana.
Terima kasih atas semua dukungan-dukungan kalian 🙏😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Keesokan harinya kediaman Perdana Menteri Dao cukup ramai, karena Dao Ming An tidak berada di dalam kamarnya sejak semalam.
Para pelayan dan pengawal sudah mencari dia kemana pun di dalam kediaman, namun mereka tidak menemukan.
"Anak kurang ajar itu, kemana lagi dia? Sejak tadi malam tidak berada di dalam kamarnya," ucap Perdana Menteri Dao dengan kesal.
Perdana Menteri Dao sudah mengingatkan Dao Ming An untuk tidak pergi hingga larut malam, apalagi tidak kembali. Karena saat ini pasti banyak orang yang mengikuti kemana dia pergi.
Namun pagi-pagi seorang pelayan berkata jika putranya tidak berada di dalam kamar.
Brak!
"Cari anak itu sampai ketemu! Seret dia bila perlu, agar dia tahu jika aku tidak akan memanjakannya lagi!" seru Perdana Menteri Dao dengan lantang.
Beberapa penjaga kediaman itu segera pergi untuk mencari dimana keberadaan Dao Ming An.
"Anak kurang ajar, jika aku tahu dia bersama dengan seorang wanita. Aku akan memukulinya!" ucap Perdana Menteri Dao.
Saat ini suasana hati Perdana Menteri Dao sangat tidak baik, karena dia tidak bisa melakukan apapun pada Zhao Yan yang telah menjadi anak di keluarga Xiao.
Apalagi orang-orang yang diperintahkan untuk membunuh Zhao Yan belum memberikan kabar, padahal besok adalah pesta pengenalan calon suami Jian Ying di istana kerajaan.
Nyonya Dao pun merasa khawatir pada putranya, karena dia tahu jika Dao Ming An pergi saat semua orang tengah sibuk di aula keluarga tadi malam.
Sementara itu sang anak masih tidur sambil memeluk tubuh wanitanya, yang sudah membuat malam harinya cukup melelahkan di dalam salah satu kamar penginapan.
...----------------...
Zhao Yan saat ini tengah berdiam di dalam kamarnya, hari ini adalah hari kedatangan Raja Kin di istana kerajaan. Juga kedatangan beberapa Raja dari kerajaan lainnya yang diundang Kaisar.
"Tuan!" ucap seorang laki-laki yang tiba-tiba saja datang tanpa suara.
"Apa yang kau dapatkan?"
"Laki-laki itu bernama Dao Ming An, dia adalah salah satu anak dari Perdana Menteri Dao. Dan dia merupakan calon suami Yang Mulia Putri sebelumnya,"
"Lanjutkan!"
"Kemarin saya mengikuti kemana dia pergi, dan saya melihat dia masuk ke sebuah penginapan,"
Zhao Yan menatap laki-laki di depannya itu, "Penginapan?"
"Benar, tuan! Dia datang ke sana untuk menemui seorang wanita,"
"Siapa wanita itu?"
"Maafkan saya, tuan . Saya tidak mengetahui siapa wanita itu, namun dari pembicaraan mereka, saya menebak jika mereka sudah saling mengenal dan sudah sering melakukan hal yang memalukan, seperti tadi malam!"
Zhao Yan mengangguk, "Jika begitu, buat ibukota kita ini semakin ramai dengan kabar yang kau lihat itu!"
"Tetapi tuan, besok adalah pesta pengenalan anda sebagai calon suami Yang Mulia Putri Chen,"
"Kau benar, jika begitu sebarkan di hari berikutnya,"
"Baik, tuan!"
Laki-laki itu kemudian pergi tanpa suara dari kamar Zhao Yan.
Zhao Yan menatap ke arah pintu kamar, "Wanita itu pasti adalah wanita yang Jian Ying katakan waktu itu. Anak Perdana Menteri Dao ini memang sangat bagus, di depan banyak orang dia berpura-pura baik dan seperti masih menyukai Jian Ying, tetapi di luar sana, dia masih menikmati tubuh wanita lain!" ucap Zhao Yan dengan geram.
Bagi Zhao Yan, seorang laki-laki yang hanya bisa mengikuti hawa nafsunya, sudah seharusnya dihukum dan dijadikan kasim. Agar dia tidak lagi melakukan hal menjijikan itu terus menerus.
Tok tok tok
"Tuan muda, saya membawakan pakaian yang akan anda kenakan besok!" ucap seorang pelayan di depan pintu kamar.
"Bawa pakaian itu masuk!"
Krieet!
Seorang wanita pelayan masuk membawa bungkusan di kedua tangannya.
"Tuan muda, ini adalah pakaian yang sudah nyonya siapkan untuk anda," pelayan itu meletakan bungkusan di atas meja.
"Baik, terima kasih,"
Pelayan mengangguk lalu keluar dari kamar.
Zhao Yan menatap bungkusan itu, "Dulu tidak pernah ada yang memberiku pakaian, bahkan pelayan di istana pun enggan untuk membantuku melakukan sesuatu,"
"Mulai sekarang para pelayan akan selalu membantumu, dan Ibu akan membuatkan lebih banyak pakaian untukmu,"
Zhao Yan menoleh dan di depan pintu kamarnya yang masih terbuka, di sana berdiri nyonya Xiao yang tengah tersenyum menatap Zhao Yan.
"Ibu,"
Nyonya Xiao masuk ke dalam kamar, "Aku membuatnya dari bahan yang kemarin kita beli, cobalah!"
"Baik, Ibu. Aku akan mencobanya sekarang,"
Zhao Yan mengambil bungkusan itu lalu membawanya ke ruangan samping.
Tak lama dia keluar dengan mengenakan pakaian yang diberikan oleh nyonya Xiao.
"Kau sangat tampan, Ibu tidak salah memilih. Pakaian itu memang pantas untuk dipakai olehmu,"
"Terima kasih Ibu,"
Nyonya Xiao mengangguk, "Apa kau bertemu dengan Putri Jian Ying beberapa hari kemarin?"
"Tidak Ibu, aku sengaja tidak keluar dari kediaman,"
"Kenapa? Saat ini kau adalah putra keluarga Xiao, banyak orang yang ingin melihatmu,"
"Aku ingin mereka mengenalku bukan hanya sebagai tuan muda Xiao, namun aku juga ingin mereka tahu, jika aku adalah orang yang beruntung mendapatkan keluarga yang begitu baik, dan calon istri yang banyak diinginkan oleh para laki-laki,"
"Kau mirip seperti Ayahmu dulu, dia orang yang baik tidak sombong. Bahkan dia pernah berkata, jika saja dia bukan penerus keluarga Xiao, mungkin dia akan ikut bersama Ibu dan tinggal di luar ibukota ini,"
"Apakah Ibu juga berasal dari keluarga seperti Ayah?"
Nyonya Xiao menggelengkan kepalanya lalu duduk di samping Zhao Yan.
"Tidak, Ibu berasal dari keluarga biasa. Tetapi Ayahmu sangat menghargai dan menghormati Ibu dan keluarga Ibu, dia tidak pernah merendahkan orang lain,"
"Ayah memang laki-laki yang baik,"
"Kau benar, Ibu sangat beruntung bertemu dengannya. Dan saat ini Ibu merasa semakin beruntung karena memiliki putra yang juga baik sepertimu,"
"Aku juga beruntung memiliki Ayah dan Ibu sebagai orang tuaku,"
Nyonya Xiao tersenyum dengan hangat, "Bagaimana bisa anak sebaik ini disia-siakan dan tidak disayangi di istana Kin?"
Nyonya Xiao meraih tangan Zhao Yan lalu menggenggamnya, "Ibu meminta pelayan membuat makanan, kita bisa memakannya bersama dengan Ayahmu,"
"Baik Ibu,"
Nyonya Xiao dan Zhao Yan pun keluar dari kamar fan berjalan menuju ruang makan besar keluarga Xiao.