Alex.. Menikahlah dengan Denada, Berjanjilah ! Jaga Denada, sayangi Denada, lindungi Denada, perlakukan Denada seperti kamu memperlakukanku. Deswita Jovanka
Kenapa, Kenapa kamu memberikanku pilihan yang terberat dalam hidupku... sampai kapanpun tidak akan ada wanita yang bisa menggantikan posisi kamu di hatiku, sekalipun dia adalah kembaranmu. Alexander Harison Galaxi
Tidak kak, aku tidak mau menikah dengan pria yang tidak ku kenal, terlebih aku sudah punya kekasih. Denada Jovanka
Pernikahan yang terjadi tanpa cinta itu, apakah berlangsung lama atau hanya akan bertahan seumur jagung saja ?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematian Deswita
"Sayang, aku ingin kamu berjanji satu hal kepadaku," kedua netra Deswita menatap sayu ke arah Alex.
"Apa itu sayang, Hmm, katakanlah.." sahut Alex yang masih menatap lekat pujaan hatinya.
"Berjanjilah! Jaga Denada, sayangi Denada, lindungi Denada, dan perlakukan Denada seperti kamu memperlakukanku," sambung Deswita membalas tatapan Alex.
Alex dan Denada saling bersitatap satu sama lain, tak lama tatapan itu beralih ke arah Deswita yang kedua bola matanya semakin lama semakin sayu.
"Kenapa... Kenapa kamu memberikan pilihan yang terberat untukku seperti ini ? sampai kapanpun tidak akan ada wanita yang bisa menggantikan posisi kamu di hatiku, sekalipun dia adalah kembaranmu," tukas Alex.
"Sayang... Aku mohon tolong wujudkanlah permintaan terakhirku ini, aku yakin kamu bisa menerima Denada seperti kamu bisa menerimaku dulu," balas Deswita, tanpa dia sadari buliran bening pun meluruh dari ujung ekor matanya.
Kini kedua netranya beralih menatap ke arah Denada, saudari kembarnya. "Denada, bagaimana dengan kamu... Apa kamu mau mewujudkannya?" tanya Deswita kepada Denada.
"Tidak kak! Aku tidak mau menikah dengan pria yang tidak ku kenal, terlebih aku sudah punya kekasih," tolak Denada yang kemudian melepaskan jemari tangannya dari genggaman tangan Deswita.
"Mungkin untuk saat ini kalian tidak bisa mewujudkannya, tapi aku berharap kelak nanti kalian mau mewujudkannya untukku," Deswita tersenyum menatap Denada dan Alex bergantian.
Senyum Deswita kian melebar mendengar penolakan dari adik dan kekasihnya, Deswita yakin bahwa suatu saat mereka akan mewujudkan permintaannya itu. kedua netra Deswita semakin sayu, Deswita menarik nafasnya dan dalam hitungan detik deru nafas Deswita tak lagi terdengar, dan kedua bola matanya tertutup rapat. genggaman tangan Deswita terlepas dari jemari tangan Alex.
"Dokter... Dokter..." jerit Denada.
Dokter langsung masuk ke dalam ruang HCU bersama seorang perawat yang mengekor di belakangnya, kemudian memeriksa Deswita, ternyata denyut nadi Deswita sudah berhenti, degup jantungnya sudah tak berdetak lagi.
"Maafkan kami, kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun Tuhan berkehendak lain, Deswita sudah meninggal dunia," jelas Dokter Irwan yang telah memeriksa kondisi Deswita. namun berbeda dengan Alex yang masih tidak terima dengan fakta yang ada, kemudian Alex menonjok muka Dokter Irwan hingga Dokter Irwan jatuh tersungkur ke lantai.
"Apa gunanya kamu menjadi seorang dokter, menyelamatkan nyawa Deswita saja kamu tidak bisa!" Alex dengan kemarahan yang memuncak ingin rasanya menghancurkan wajah Dokter Irwan karena tidak bisa menyelamatkan nyawa kekasihnya.
Tuan Nicho mengambil peran untuk meredam kemarahan Alex, namun semua itu sisa sisa sekarang keadaan Alex semakin kacau, rahang Alex mengeras, dengan tatapan elangnya, seakan dia akan membunuh siapa saja yang menghalanginya.
"Sayang... hiks..." Alex membelai wajah pucat Deswita dan memeluknya, tubuh Deswita begitu kaku dan dingin.
"Sayang... hei... bangun... kamu sudah berjanji padaku bukan, tidak akan pergi meninggalkanku," lirih Alex seraya menepuk kedua pipi mulus Deswita.
" Bangunlah, dua Minggu lagi kita akan menikah, dan kamu akan menjadi milikku seutuhnya," seru Alex masih memeluk erat tubuh kaku Deswita, seakan tidak ingin melepaskan pujaan hatinya dari pelukan hangatnya.
"Deswita sayang... aku tahu kamu hanya tidur kan... Deswita... Deswita... bangunlah sayang aku mohon," lirih Alex mencium wajah Deswita yang pucat, namun yang dia dapat hanyalah hawa dingin yang sudah sepenuhnya menyelimuti badan Deswita.
Keluarga Deswita yang melihat hal itu hanya bisa menangis, melihat Alex yang benar benar kehilangan sosok Deswita.
"Ka ka kakak..." Denada menggelengkan kepala, tubuhnya hampir jatuh dan Daddy Nicho segera menopang tubuh Denada.
Sementara Mommy Kinara sudah jatuh pingsan mendengar fakta tersebut dan sekarang sedang berada dalam ruang rawat bersama seorang perawat.
"Ini semua salahku Dad... Hiks hiks," seketika tangis Denada pecah di pelukan Daddy Nicho.
"Sudah sayang, ini semua sudah takdir Allah," Daddy Nicho mengelus kepala Denada.
🌷🌷🌷
FLASHBACK ON
"Dad... Mom... Hari ini Deswita dan Denada pergi ke mall sebentar, bolehkan ?" tanya Deswita menatap ke arah Daddy dan Mommy nya bergantian.
"Tanya Daddy kamu..." sahut Mommy Kinara melirik ke arah suaminya.
"Daddy..." serentak Deswita dan Denada, berubah posisi di kanan dan kiri Daddy nya.
"Kami mau pergi ke mall hari ini, bolehkan Dad?" mohon Deswita berharap Daddy nya mengijinkan mereka pergi.
"Boleh, naik apa?" tanya Daddy Nicho.
"Naik mobilku Dad..." jawab Deswita.
"Tapi ingat kalian tidak boleh lama lama, apalagi Deswita yang sebentar lagi akan menikah," imbuh Daddy Nicho.
"Terima kasih Dad..." serentak Deswita dan Denada mencium pipi Daddy nya.
Saat Deswita dan Denada beranjak keluar, tiba tiba...
"Sayang.... Lebih baik kalian tunda dulu ya ngemall nya," pinta Mommy Kinara yang entah kenapa perasaannya mendadak cemas seperti ini, yang tak mampu di ungkapkan lewat kata kata.
"Kenapa Mom..."
"Entahlah sayang, perasaan Mommy gak enak!" sahut Mommy Kinara.
"Sudahlah Mom, mungkin itu sekedar perasaan Mommy saja. Deswita, Denada pergilah, jangan lupa pulang tepat waktu! Sambung Daddy Nicho.
"Makasih Daddy..." ucap Deswita.
"Mommy, kami berangkat dulu ya," serentak, Deswita dan Denada tersenyum dan melangkah untuk pergi ke mall.
🌷🌷🌷
Deswita dan Denada mengendari mobil menuju ke mall, Denada yang terpaksa menuruti permintaan Deswita untuk mengemudikan mobilnya.
Sampai di mall, mereka berdua langsung belanja dan tak lupa mampir di sebuah cafe yang berada di mall tersebut.
Sambil menunggu pesanan, mereka tampak berbincang satu sama lain. Sampai akhirnya, Denada di buat tercengang mendengar perkataan Deswita.
"Denada... Jika kakak meminta sesuatu, apa Denada mau memberikannya untuk kakak?" tanya Deswita menatap lekat ke arah Denada.
"Tentu, kakak mau apa memangnya?" tanya Denada sambil menikmati makanannya yang sedari tadi sudah tersaji di atas meja mereka.
"Kakak minta, jika suatu saat kita berpisah, kamu jaga Alex ya, tetap disisi dan disamping Alex apapun yang terjadi," pinta Deswita.
Denada bergeming, Denada dan Deswita saling tatap satu sama lain.
Hening... Sesaat...
"Kakak ngomong apaan sih, udah ah ayo kita makan keburu dingin nanti," sahut Denada terpaksa mengalihkan topik pembicaraan mereka berdua.
"Yuk pulang nanti keburu Mommy marah lagi," ajak Deswita.
Mereka berdua pulang, namun di pertengahan jalan Denada melihat penjual somay yang berada di seberang jalan. Denada buru buru memarkirkan mobilnya.
"Sepertinya enak, kakak juga pengen," sahut Deswita semangat.
"Baiklah tunggu di dalam mobil, biar aku yang membelinya," Denada langsung beranjak keluar dan menyeberang jalan.
Tak lama, Denada sudah balik dengan membawa sebungkus somay namun saat Denada ingin menyeberangi jalan, tak melihat ada mobil yang sedang melaju dengan cepat, membuat Deswita keluar dari mobil dan berlari menuju ke Denada.
"Denada.... Denada.... Denada....!!!" teriak Deswita namun Denada tak mendengar karena bunyi suara kebisingan kendaraan membuat suara Deswita tak sampai ke telinga Denada.
Deswita berlari sekuat tenaga untuk menyelamatkan Denada.
Cccciiiiiiitttt
Bbbbrraaaakkkkkkk
FLASHBACK OFF
🌷🌷🌷
Daddy Nicho pun mengurai pelukan Denada, berjalan mendekat ke arah Alex yang masih memeluk erat tubuh kaku Deswita.
"Alex, ikhlaskan Deswita agar dia bisa tenang disana," seru Daddy Nicho lembut, seakan Alex tak mengindahkan semua ucapan Daddy Nicho. Alex masih setia memeluk tubuh Deswita yang membujur kaku seakan dia tak ingin melepaskannya.
"Sssstt... Dia tidak akan pergi kemana mana, Deswitaku akan tetap disini bersamaku. Jangan ada yang berani membawa Deswita kemanapun, dia masih hidup! Aku tahu saat ini dia masih tidur..." Alex kembali memeluk erat tubuh Deswita dan beralih menatap semua orang yang berada di ruangan itu, kedua netra Alex mengisyaratkan kepada semua untuk tidak menyentuh miliknya.
Wajar jika Alex masih belum menerima kepergian Deswita, mengingat sebentar lagi mereka akan menikah dan sekarang Deswita pergi meninggalkan Alex begitu saja. Hati siapa yang tidak sedih ketika seseorang yang kita cintai meninggalkan kita untuk selamanya.
"Deswita... Ayo kita pulang... Aku sudah menyiapkan istana, sesuai dengan apa yang kamu minta untuk kita tempati bersama," Alex sudah menggendong tubuh Deswita namun Daddy Nicho dengan sigap menahan pergerakan Alex menghalangi langkahnya.
"Sadarlah Alex, Deswita mu sudah mati!" bentak Daddy Nicho dengan tatapan dingin.
"Asal om tahu, Deswitaku belum mati..."
.
.
.
🌷Bersambung🌷
maaf, aq baru sempat mampir lagi, kak... aq habis Hiatus cukup lama dari NT. 🙏