NovelToon NovelToon
Ace Disciple

Ace Disciple

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Sci-Fi / Tamat / Mengubah Takdir / Fantasi Isekai / Pendamping Sakti
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

Seorang pemuda yatim piatu dan miskin yang tidak memiliki teman sama sekali, ingin merubah hidupnya. Buku warisan nenek nya menjawab tekadnya, 7 mentor atau guru yang berasal dari dunia lain yang jiwanya berada di dalam buku mengajari nya macam macam sampai dia menjadi orang yang serba bisa.

Kedatangan seorang gadis bar bar di hidupnya membuat dia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kepada keluarganya dan membuat dirinya menjadi yatim-piatu. Ternyata, semuanya ulah sebuah sekte atau sindikat yang berniat menguasai dunia dari balik layar dan bukan berasal dari dunia nya.

Akhirnya dengan kemampuan baru nya, dia bertekad membalas dendam pada musuh yang menghancurkan keluarganya dan menorehkan luka di keningnya bersama gadis bar bar yang keluarganya juga menjadi korban sindikat itu dan tentu juga bersama ke tujuh gurunya yang mendampingi dirinya.

Genre : Fantasi, fiksi, action, drama, komedi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8

Siang harinya, Evan membantu Bella memasak di dapur, “tok...tok...tok,” Evan membantu memotong sayur walau tangannya gemetar karena sakit setelah mengayunkan pipa yang berat itu sepanjang 4 kilometer. Bella terus menoleh dan menatap Evan di sebelahnya sampai membuat Evan risih,

“Apa sih,” ujar Evan.

“Boleh nanya ga ?” tanya Bella.

“Nanya apa ?” tanya Evan.

“Itu bekas luka yang di jidat gara gara apa ? berantem ?” tanya Bella.

Evan tidak menjawab, dia terdiam, hatinya bimbang ingin menceritakan apa yang terjadi sebenarnya atau tidak. Dia melirik melihat Bella yang intens melihat wajahnya dan mengharapkan jawaban dari dirinya, akhirnya dia menjawab pertanyaan Bella,

“Gara gara jatuh,” ujar Evan singkat.

“Lo bohong ya ?” tanya Bella.

“Enggak, beneran,” jawab Evan.

“Sumpah ?” tanya Bella lagi.

“Kaga mau sumpah, pokoknya beneran,” jawab Evan.

“Grrr...ya udah, tapi nanti lo harus cerita,” balas Bella dengan wajah bersungut sungut.

“Iya nanti,” balas Evan yang menarik nafas lega.

Tiba tiba, “duk...drukduk...duk,” pintu rumah Evan di ketuk kencang, Evan menoleh melihat Bella yang juga menoleh melihat dirinya. Akhirnya Evan berjalan kepintu dengan perlahan dan membuka nya, “duaaak,” sebuah tinju melayang ke wajah Evan sampai Evan jatuh ke belakang. Dia melihat ternyata Surya berdiri di balik pintu dengan tangan meninju ke depan.

“Woi, apa apaan lo,” teriak Bella yang langsung berlari menghampir Evan.

“Dah gue duga lo di sini, kenapa lo ga sekolah Bel, lo mau mesra mesra an ama dia ? jangan lupa ya, gue masih dendem ama lo kemaren (menoleh ke belakangnya) mereka di sini bang,” ujar Surya.

“Minggir,”

Seorang pria bertubuh besar yang harus menunduk untuk masuk ke dalam rumah Evan dan usianya sepertinya sudah jauh di atas Evan, berdiri di depan Surya,

“Tuh cewe nya bang, yang kemarin mukulin kita,” ujar Surya.

“Dia ? hmm bekas lo ya bre ?” tanya pria besar itu sambil menoleh ke Surya.

“Belom gue apa apain bang, lo duluan aja bang, abis itu kasih gue hehe,” jawab Surya.

“Sip, (menoleh melihat Bella) kenalin, gue Joni yang bakal merawanin lo abis ini,” ujar Joni.

“Brengsek lo,”

Bella berdiri dan melayangkan tinjunya, “tap,” tinju Bella di tangkap Joni dan langsung menariknya, lengan Joni memeluk erat pinggang Bella.

“Wuih bodinya yahud nih cewe,” ujar Joni.

“Lepas....lepasin gue, gue hajar lo ya,” teriak Bella.

“Hehe gede juga nih,” ujar Joni sambil meremas sebelah dada Bella.

“A..aa..w, sakit bego, lepas...lepas,” teriak Bella meronta.

Melihat Bella yang tertangkap Joni dan Surya juga beberapa orang lainnya yang terkekeh di belakang Joni, Evan berusaha berdiri,

[Li Tian : kamu mau menolongnya ?]

“I..iya,” ujar Evan.

[Li Tian : bagus, aku lepaskan beban mu, hajar dia, tunjukkan hasil latihan mu tiga hari ini.]

Mendadak tubuh Evan terasa sangat ringan, dia berdiri dan berjalan ke arah Bella, tangannya langsung mencengkram lengan Joni yang memeluk pinggang Bella dengan kencang, langsung saja Joni berteriak,

“Aaaaw...sial lo,”

Joni melemparkan Bella kesamping dan langsung maju melayangkan tinju lurusnya ke wajah Evan, tapi “tap,” Evan menangkap tinjunya menggunakan telapak kaki dan melompat, dia berputar di udara dan kaki sebelahnya, “buaak,” menendang lurus ke samping tepat mengenai perut Joni yang langsung melayang ke luar rumah, menghantam dinding kemudian jatuh ke dalam got.

“Bang (menoleh melihat Evan) sial lo,”

Surya merangsek maju dengan tinjunya, namun kaki Evan menepis tinjunya dan langsung terangkat lurus ke atas, “duaak,” kaki Evan turun menghantam tengkuk Surya sampai wajahnya mencium tanah. Melihat Surya nyungsep di lantai dan Joni masuk ke dalam got, tiga orang lainnya tidak berani maju, mereka membawa Surya dan Joni pergi sambil berteriak, “awas lo ya...ntar kita balik lagi...tunggu aja lo,”

Evan menutup pintunya, dia menoleh melihat Bella yang terduduk dan memegang dadanya yang sakit karena di remas kencang.

“Lo ga apa apa kan ?” tanya Evan.

“Sini Van,” panggil Bella.

Evan mendekat ke arah Bella, tapi tiba tiba Bella menarik lengan Evan sampai Evan mau ga mau menunduk dan “nyot” Bella meletakkan tangan Evan di dada nya yang di pegang Joni.

“Woi apaan sih lo ?” tanya Evan.

“Hapus, gue benci di pegang, hapus pake tangan lo, cepet remes, gue ga mau inget,” jawab Bella.

Evan bisa merasakan, tangan Bella yang memegang lengannya gemetar dan wajahnya terlihat seperti ingin menangis. Evan menutup matanya dan “nyot” dia menuruti permintaan Bella. “Ah,” Bella langsung maju dan memeluk Evan dengan erat, seluruh tubuhnya gemetar, sepertinya barusan dia benar benar mengalami ketakutan yang luar biasa. Evan membalas pelukannya dan mengelus rambutnya,

“Dah ga apa apa,” ujar Evan.

“Awas tuh orang pada, gue ga siap aja tadi, bakal gue bales,” ujar Bella dengan suara yang gemetar.

“Iya iya nanti lo bales ya, udah udah,” ujar Evan menghibur Bella yang semakin erat memeluk dirinya.

“Gue ga pernah kalah berantem, beneran, gue ga pernah kalah,” ujar Bella yang mencoba melampiaskan amarah nya.

“Iya...lo emang ga pernah kalah, gue tau, sekarang tenang ya,” ujar Evan.

“Lo siapa sih ?” tanya Bella.

“Hah ? gue ya Evan,” jawab Evan yang bingung.

“Gue ga tanya nama lo, lo siapa, lo dateng darimana  ? gue mau kenal lo lebih dalem lagi,” ujar Bella.

“Oh...itu maksudnya...gue ya bukan siapa siapa,” jawab Evan.

“Bohong, ga mungkin bukan siapa siapa bisa kayak lo tadi, ga mungkin juga bukan siapa siapa punya codet ini,” ujar Bella yang melepaskan pelukannya dan mengangkat rambut depan Evan sampai bekas luka di keningnya terlihat.

Evan langsung menyingkirkan tangan Bella dan kembali berdiri, dia menjulurkan tangannya untuk membantu Bella berdiri. Tentu saja Bella menyambut tangan Evan dan langsung berdiri,

“Sori, gue minta lo ngerti, cerita di balik luka ini ga enak di denger, jadi tolong jangan tanya lagi,” ujar Evan.

“Ya udah, gue ngerti, gue ga akan tanya lagi, jadi ceritanya gimana ?” tanya Bella.

“Lah katanya ngerti, gimana sih,” jawab Evan.

“Gue penasaran, bener bener penasaran,” ujar Bella.

“Haaah ya udah, nanti gue ceritain, sekarang masak dulu,” balas Evan sambil berjalan ke dapur.

“Huuuh...lo nyebelin ya,” balas Bella yang berjalan mengikuti Evan.

Alasan Evan tidak menjawab pertanyaan Bella sebenarnya bukan karena dia enggan menceritakan masa lalunya, namun dia masih bingung dengan apa yang barusan terjadi dan dia tidak percaya kalau dirinya mampu menghajar Joni juga Surya seperti barusan. Rasa senang, bangga, bingung dan puas mulai menyelimuti hatinya, tapi tiba tiba “gleng,” langkahnya kembali menjadi berat dan lebih berat dari sebelumnya.

[Li Tian : jangan berpuas diri, tingkat 1 saja kamu belum sampai, masih jauh.]

“Uuuuh....kasih seneng dikit aja napa, payah nih, kejam banget sih,” ujar Evan perlahan.

[Li Tian : bilang apa barusan ?]

“Enggak hehe, makasih kak,” ujar Evan.

Setelah bersusah payah, akhirnya dia sampai di dapur dengan nafas yang terengah engah, Bella melihatnya dan menarik tangannya, dia memapah Evan ke ruang tengah untuk duduk di sofa, setelah Evan duduk,

“Dah gue aja yang masak, lo duduk (berbalik dan berjalan ke dapur, namun tiba tiba berhenti dan berbalik ) tadi...makasih ya,” ujar Bella tersenyum kemudian berbalik lagi dan berjalan ke dapur.

“I..iya sama sama,” balas Evan yang duduk di sofa.

1
Stay Stronger
/Scream//Scream//Scream/
Amara❤️
good job
Mobs Jinsei: makasih kakak
total 1 replies
Anna
udah aku beri kopi
Mobs Jinsei: makasih ya kak
total 1 replies
marrydiana
semangat kak, mampir juga ya di cerit aku❤️
Dian
Lanjut thor semangat❤️
Dian
Semangat thor,💪🏻💪🏻ayo saling dukung mampir jg ke karya aku “two times one love”❤️
Mobs Jinsei: Sudah mampir ya kak, makasih support nya /Pray/
total 1 replies
Aulia Nur
good job 🔥
darryl gunawan
Luar biasa 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!