* * *
Gadis cantik dengan mata teduh, hidung mancung dan kulit putih selembut sutra itu bernama Maria Shanna. Wanita berusia 22 tahun yang dulunya menjalani hidup bak seorang putri ...
Namun, dalam sehari gelarnya berubah menjadi Mommy, Daddy dan juga kakak untuk kedua adiknya. karena kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan tragis.
Shanna yang saat itu masih duduk dibangku SMA kelas dua dipaksa kuat untuk menjadi sandaran bagi adik-adiknya.
Kehidupan Shanna dan kedua adiknya berubah 360 derajat ...
Hingga empat tahun berlalu, Shanna akhirnya bertemu pria bernama Dave Abraham, seorang CEO dan juga ketua mafia.
Pria dingin dan angkuh yang memintanya menjadi istrinya karena kesalahan yang mereka lakukukan membuahkan hasil ...
Tanpa Shanna ketahui, Dave menikahinya hanya untuk mendapatkan hak atas bayi yang dikandungnya ...
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Mampukah Shanna membuat Dave bertekuk lutut di hadapannya?
* * *
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sgt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps.2
"Langsung ke hotel."
Shanna tersentak kaget saat mendengar suara bariton seorang pria, ia berbalik dan menengok ke belakang di mana arah suara itu berasal.
Hening ...
Tanpa sadar Shanna sedikit membuka mulutnya, terpana dengan pemandangan di depannya. Shanna bukanlah tipe wanita genit dan mudah jatuh hati, tapi kali ini? Entahlah.
"tutup mulutmu. Dan, apa yang kau lihat?" Dave berucap sangat angkuh dengan mata yang menatap tajam.
"Ma-maaf." Shanna meminta maaf.
"Tuan, tapi arah rumah sakit ke kiri dan hotel tempat acara ke kanan," tanya Mike pria tampan tadi yang ternyata adalah asisten pribadi Dave.
"Turunkan dia, suruh jack mengantarnya. Aku tidak ingin kehilangan kesempatan hanya karena hal sepele." Ucap Dave tegas tidak lupa dengan suara berat bak bariton.
"Baik tuan."
Shanna yang mendengar hanya diam membisu, entah apa yang ia pikirkan.
Mobil berhenti.
"nona silahkan turun, naiklah di mobil belakang. Mereka akan mengantarkan anda sampai di rumah sakit." Ucap Mike.
Shanna melihat ke arah Mike dengan tatapan penuh tanya.
"di mobil itu ada bodyguard, mereka yang akan mengantarkan anda. Jangan khawatir mereka bukan orang sembarangan." Mike seolah paham dengan tatapan Shanna. Wanita cantik yang bahkan tidak pria itu ketahui siapa namanya.
"Baiklah, terimakasih atas bantuan anda tuan." Ucap Shanna setelah turun dan menutup pintu mobil, seraya membungkuk memberi hormat kepada Dave dan juga mike.
Mike tersenyum dan sedikit mengangguk, berbeda dengan Dave yang sama sekali tidak menghiraukan Shanna, seperti Shanna tidak terlihat olehnya.
Shanna memilih tidak perduli, ia berdiri menunggu mobil yang dimaksud Mike, hanya menatap mobil Dave yang berjalan semakin menjauh.
"Dia semakin tampan, apa dia sekaya itu sampai-sampai harus memiliki bodyguard? Bahkan masih ada mobil lain yang mengikutinya, apa dia ingin menyaingi presiden?" Batin Shanna.
*
*
*
*
Setelah 20 menit.
Mobil yang di naiki Shanna berhenti tepat di halaman rumah sakit, ia bergegas turun dan tak lupa mengucapkan terimakasih.
Shanna berlari kecil ke arah ruang UGD, ia terburu-buru dengan wajah yang kembali panik, melupakan sejenak kejadian beberapa saat yang lalu.
"Suster, apakah baru saja ada pasien seorang anak perempuan dengan seragam sekolah di bawa kesini?" tanya Shanna pada petugas resepsionis.
"ada nona, sekitar 1 jam yang lalu.
Sekarang pasien sudah di pindahkan ke ruangan anak, anda bisa langsung ke ruangannya nona."
"pasian sedang di periksa, nona lurus saja kemudian belok kanan, di sana ada petugas yang akan membantu anda." lanjut suster itu ramah mengarahkan Shanna.
"Terimakasih sus." Shanna kemudian berlari kecil lagi.
*
*
*
*
Shanna terdiam, dengan air mata berlinang melihat sang adik di balik kaca besar yang menjadi tembok pada ruang rawat yang di tempati Shanoon.
Hanya bisa mengelus kaca besar itu seolah ia sedang membelai pipi cabi sang adik, ia tidak bisa berbuat apa-apa saat melihat adik kesayangannya terbaring lemah dengan alat bantu.
berbagai alat menempel pada tubuh gadis kecil yang pagi tadi masih sangat ceria saat berangkat ke sekolah.
"Shannon, maafkan kakak. tolong bertahanlah, jangan tinggalkan kakak dan kak Sky." Lirih Shanna diiringi air mata yang semakin deras.
Hatinya sakit, teramat sakit, belum sembuh luka kala kedua orangtuanya meregang nyawa. kini ia di hadapkan dengan kondisi sang adik yang didiagnosa memiliki kelainan pada jantung.
lebih tepatnya aritmia, di mana irama jantung tidak normal yang dapat menyebabkan jantung memompa kurang efisien hingga membuat penderitanya kehilangan kesadaran secara tiba-tiba.
"Daddy, mommy, apa yang harus Shanna lakukan? Bagaimana ini? Shanna takut, Shanna tidak ingin kehilangan lagi." Shanna kembali berucap lirih.
*
*
*
*
Shanna sedang duduk bersandar di kursi tunggu, saat seseorang memeluknya dari samping. ia membuka mata lalu menengok, terlihat lelaki remaja yang tidak lain adalah Sky adik pertamanya.
"Maafkan Sky kak, Sky baru tau Shanoon sakit dari bibi." Ucap Sky dengan mata berkaca-kaca.
"Tidak apa-apa sayang. Jangan bersedih, Shannon baik-baik saja, dia pasti kuat." Ucap Shanna berusaha menguatkan sang adik.
Tidak ingin membuat adik-adiknya bersedih dan merasa kehilangan. Seperti itulah Shanna setelah kepergian orangtuanya, seolah dipaksa kekadaan untuk menjadi dewasa, di paksa kuat untuk menjadi sandaran bagi kedua adiknya.
#flashbackoff
*
*
*
*
semoga dilancarkan segala urusannya...
ditunggu bab selanjutnya...
di tunggu kelanjutan karya terimakasih