Shanna

Shanna

eps.1

* * *

Pagi telah tiba, mentari akan segera menampakkan dirinya.

Di sebuah ruangan yang cukup mewah sekitar pukul 6 pagi, terlihat wanita cantik dengan tinggi badan 158 cm, rambut di cepol ke atas serta kous putih over size sepaha yang ia pakai, menampakkan kulit putih bersihnya yang sehalus sutra.

hidung mancung mata bulat dan bibir kecil berwana pink tanpa lipstik.

Wanita itu tengah disibukkan dengan kegiatan memasaknya, sambil bersenandung kecil.

Maria Shanna, gadis yang kini berusia 22 tahun itu telah tumbuh menjadi wanita dewasa yang sangat cantik, bahkan tanpa polesan make up.

tinggi badannya yang terbilang cukup pendek bagi orang eropa itu tidak sedikitpun mengurangi kadar kecantikannya.

hampir satu jam berlalu, Shanna telah selesai dengan kegiatannya memasak.

terlihat beberapa hidangan tertata rapih di atas meja makan yang berukuran sedang dengan empat kursi.

Shanna melepaskan apron kemudian berjalan menuju lantai atas di mana kamar kedua adik kesayangannya berada.

*

*

"Maria Shannoooon." Shanna sedikit berteriak

"cepat bangun, sudah kaka katakan kau harus berjemur setiap pagi," ucap Shanna pada adik perempuannya yang tengah asyik di alam mimpi.

"Kakak, ini baru stengah tujuh pagi, lima belas menit lagi ya, ku mohon kak." Shanoon menggeliat tanpa menatap kakaknya.

"Tidak, bangun sekarang dan habiskan sarapanmu, kakak sudah membuatkan bubur kesukaan kalian." Shanna kembali mengoyak selimut yang membalut tubuh sang adik.

"Setelah itu minum obatmu dan pergi berjemur, kaka sedang buru-buru, cepatlah Shannon."

"kakak, ku mohon ini hari minggu, aku ingin merasakan kasurku dipagi hari," mohon Shanoon dengan wajah memelasnya agar sang kakak luluh.

"Oh iya, bangunkan Sky, kita sarapan bersama."

tidak menanggapi perkataan Shannon, Shanna duduk disamping adiknya tidur, kemudian membelai pipi sang adik yang kemudian berubah menjadi cubitan kecil.

"jangan lama kakak sedang terburu-buru, oke?"

Shanna berdiri setelah mengecupi pipi sang adik, ia keluar dari kamar dan turun menuju dapur.

Shannon membuka matanya, dengan malas ia turun dari ranjang yang setiap pagi dirindukannya itu, lalu berjalan gontai menuju kamar Sky sang kakak.

Ceklek

Shannon membuka pintu kamar Sky tanpa mengetuk terlebih dahulu, "Kak Sky, ayo turun kakak sedang menunggu kita untuk sarapan."

"Berapa kali kakak ingatkan untuk mengetuk dulu sebelum masuk Shannon?" Ucap Sky lembut, menghampiri sang adik lalu mengelus kepalanya.

"iya, maaf kak aku lupa," jawab Shannon tersenyum nyengir.

"baiklah, ayo kita turun kakak juga sudah selesai bersiap." Keduanya turun menuju dapur sambil Shanoon menggandeng lengan sang kakak.

"Selamat pagi ka," sapa keduanya tersenyum pada Shanna. Sky dan Shanoon memeluk sang kakak di kedua sisi kiri dan kanan, kemudian menciumi pipinya.

"Selamat pagi, jawab Shanna tersenyum lembut."

ketiganya lalu menyantap sarapan mereka dengan sedikit percakapan ringan.

ketiga kakak beradik ini tidak ada yang gagal produksi, begitulah fikir orang saat melihat mereka bersama.

wajah belasteran eropa asia yang dimiliki mereka benar-benar sempurna. ya, Mommy yang berasal dari Indonesia dan Daddy mereka asli orang Italia.

sang Mommy setelah menikah memilih ikut Daddy dan menetap di Italia, karena memang Daddy mereka merupakan seorang pengusaha asal Italia. lebih tepatnya di ibu kota Roma.

Shanna memandangi kedua adiknya yang tengah sarapan di depannya, ia tersenyum dengan mata yang menyiratkan begitu banyak harapan beban dan juga kebahagiaan.

wanita yang lima tahun lalu adalah seorang kakak itu, tiba-tiba berubah menjadi seorang Daddy Mommy dan juga kakak bagi kedua adiknya.

Ya, sudah 5 tahun berlalu saat kedua orangtuanya meninggal akibat kecelakan maut yang menimpa Daddy dan Mommy nya.

Ketiga kakak beradik yang dulu dimanja, memiliki apapun yang mereka mau dengan mudah, menikmati segala kemewahan yang diberikan kedua orangtua mereka, kini harus saling menguatkan agar bisa bertahan hidup.

Kehidupan mereka berubah 360 derajat.

*

*

*

#flashbackon

4th lalu (satu tahun setelah kematian orangtuanya)

setelah lulus SMA Shanna mengubur dalam mimpinya menjadi seorang desain interior, kala itu ia harus melarikan Shannon ke rumah sakit karena pingsan.

Shanoon masih berusia 10 tahun saat dilarikan ke rumah sakit karena tiba-tiba pingsan ketika sedang belajar di sekolah.

Shanna yang saat itu sedang mengurus berkas- berkasnya untuk masuk universitas, berlari tak menentu dengan air mata yang jatuh berderai.

Ia berlari tak tentu arah, mencari taksi menuju rumah sakit setelah mendapat telepon dari wali kelas Shanoon.

5 menit, 10 menit, hingga 25 menit berlalu Shanna masih belum juga menemukan taksi. tidak ada kendaraan lain karena jalanan yang ia tapaki saat ini bukanlah jalan yang biasa di lalui kendaraan umum seperti bus dan lainnya.

Shanna melihat mobil mewah berwarna hitam akan segera melintas, tanpa pikir panjang ia beralari dan menghadang mobil tersebut di tengah jalan.

"Heeeeei apa kau ingin mati, Jika ingin mati jangan di sini, pergi dan melompat lah dari jembatan." Ucap seorang pria tampan yang turun dari kursi kemudi mobil itu.

Shanna tidak memperdulikan ucapan pria itu, ia mendekat lalu mengatupkan kedua tangannya ke depan.

"maafkan aku, ku mohon beri aku tumpangan aku harus ke rumah sakit sekarang! Tolong, kumohon bantu aku." ucap Shanna lembut dengah wajah yang dipenuhi kepanikan serta kesedihan, mata teduhnya kembali berkaca-kaca.

Pria tampan yang sedang marah tadi seolah tersihir oleh kecantikan di depannya, ia membalikkan badan kemudian berjalan kembali menuju mobil, terlihat mengetuk pintu di kursi penumpang.

karena tidak sabar, Shanna berjalan mendekat.

"Pak, ku mohon bantu aku, aku akan membayarmu. Sudah 30 menit aku tidak menemukan taksi, tolong aku," Shanna kembali berucap dengan tangan yang masih mengatup di depan dada.

Pria tampan yang sedikit membungkuk itu kemudian berdiri lurus menghadap Shanna. "Baiklah, aku akan mengantar anda." Jawabnya.

Shanna tersenyum. "Terima kasih," Bergegas membuka pintu penumpang.

Namun, belum sempat Shanna membuka, tangannya tiba-tiba dicegat oleh pria tersebut.

"Duduk di depan." Ucap pria itu tanpa menjelaskan panjang lebar.

"Maaf..." Shanna berjalan cepat dan membuka pintu depan di samping kemudi.

Shanna yang panik dan tidak memikirkan hal lain selain ingin cepat sampai di rumah sakit, tidak sadar jika di belakangnya tengah duduk pria tampan dengan pahatan yang nyaris sempurna.

Tidak, pria ini sempurna.

Dengan wajah khas eropa, mata hazel, hidung mancung, disertai pahatan rahang tegas yang dibaluti bulu halus. tubuh tinggi sekitar 187 cm dan tentunya otot-otot yang terpahat jelas terlihat dari balik kemeja yang ia kenakan, semakin sempurna dengan rambut sedikit cepak dan mengkilap tertata sangat rapih.

*

*

*

*

*

^-^

Ini karya pertamaku ya teman teman, hehe semoga bisa sedikit menghibur🥰🥰

Terpopuler

Comments

Wy Ky

Wy Ky

ok

2024-08-16

0

karin Ke

karin Ke

baru mampir kk author

2024-08-11

0

Moch Yunus

Moch Yunus

lanjut

2024-08-05

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!