perjalanan kisah cinta seorang gadis remaja berusia 17 tahun bernama maura arabella davion bersama pria tampan yang umurnya lebih tua 10 tahun bernama darren arthur louis.
mereka berdua terjebak pada malam yang panas karena pengaruh obat perangsang dari grace teman maura namun hubungan itu berlanjut hingga menimbulkan konflik-konflik kecil.
mampukan mereka bertahan hingga akhir ? ikuti terus setiap bab nya ya .dan jangan lupa tinggalkan komentar dan like kalian..terimakasih readersku.. happy reading ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ls.stwn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dunia berubah begitu cepat
maura tersentak saat bangun dari tidurnya. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi. Mata nya membelalak lebar saat dia melihat ada seorang pria tampan yang sedang tertidur pulas disebelahnya.
"astaga ..aku sudah gila .aku harus pergi" ucap maura beranjak turun dari ranjang dan Mengemasi barang-barangnya.
Maura diam-diam pergi begitu saja meninggalkan pria itu. Dia berusaha kabur karena terlanjur malu dengan apa yang dia perbuat tadi malam. Dengan gerakan pelan dia menahan perih di bagian bawah nya.
Setelah berhasil keluar dari hotel tersebut dia mencoba menelepon teman-temannya.
"sial ! Kemana mereka.. Apa mereka sudah gila membiarkanku pergi dengan lelaki asing" gerutu maura
Karena kesal maura menghentikan taxi lalu pulang menuju hotelnya yang berada dekat dengan menara eiffel. Diperjalanan sang sopir taxi berulang kali meliriknya namun tidak dipedulikan oleh maura
Maura memencet bel berkali-kali sampai akhirnya megan membuka kan pintunya.
"ya ampun maura! " teriaknya
maura masih menampilkan wajah kesalnya" kemana saja kalian !"
"hei .kami bahkan mencari mu sepanjang malam sampai bar itu tutup maura.. Kau pamit ke toilet tapi lama sekali..kami kira kau mau mengerjai kami" ucap grace
"kau yang mengerjai ku grace" ucap maura mendelik tajam pada grace
"hei ayolah... Kai bahkan pulang dengan kiss mark penuh dileher dan dada mu..aku pastikan kau menikmati malam panjang dengan seorang pria tampan" ujar grace terkekeh
maura yang kaget langsung berlari kearah kaca dan melihat lehernya" ya ampun ! Ini gila..pantas saja sopir tadi melihatku terus menerus" ujar maura
Grace tersenyum sinis"bagaimana rasanya maura?"
"diam kau grace .. Bukan begitu caramu bercanda" bentak maura
"hei ayolah .. Kau menikmatinya bukan?..apa pria itu tampan?"
"kau gila grace.." sungut maura
"tenang maura..aku sudah berusaha memperingatkan mu untuk tidak meminum minuman itu.. Tapi kau terlanjur meminumnya..dan untuk kau grace.. Jangan ulangi lagi" ujar megan
"hei..kalian ini kenapa..katanya ingin bersenang-senang.." ucap grace
"bukan ini yang aku inginkan" bentak maura marah
"hei..jangan membentak ku begitu" bentak grace tidak terima
"sudah .. Disini maura yang dirugikan..dan kau grace harusnya kau minta maaf bukan malah tidak terima" ucap megan
"baiklah..baiklah... Aku minta maaf maura perbuatanku keterlaluan... Aku pikir kau tidak se marah ini" ujar grace tulus
Maura masih memalingkan wajahnya karena kesal dengan perbuatan grace. Namun tak bisa dipungkiri bahwa dia juga menikmati malam panasnya bersama pria tampan tadi. Bahkan mereka mengulangi sampai tiga kali dan membuat maura kuwalahan.
"baiklah..aku memaafkan mu tapi jangan ulangi lagi..aku tidak suka.." ujar maura
Mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk melanjutkan liburan mereka. Berkunjung ke tempat-tempat wisata di paris. Tidak lupa maura membelikan oleh-oleh untuk teman sekelasnya.
***
"grace.. belikan juga untuk mama mu" ujat maura
Grace tersenyum kecut" bahkan mama ku bisa membeli sepuluh tas begini maura..."
"setidaknya berikan dia hadiah.."
"pasti dia lebuh memilih hadiah dari para pelanggannya itu" ujar grace malas
" ayolah.. Mama mu begitu juga karena ingin kau hidup dengan layak"
"cih... Hidup layak katamu? Aku bahkan lebih memilih menjadi pengemis daripada melihat ibuku setiap malam gonta ganti pria" ujar grace
"ya sudah..kalau begitu... Emm belikan saja untuk pacarmu?"
"nah ..itu ide brilian.." ujar grace antusias
Maura hanya menggelengkan kepalanya. Karena diantara mereka bertiga hanya maura yag hidupnya bak ratu. Dia tinggal dirimah yang mewah keluarga lengkap dan harmonis sedangkan kedua temannya harus melewati hidup yang tidak adil.
Grace hanya hidup dengan mama nya yang bekerja sebagai wanita malam. Bahkan grace tidak tau siapa ayahnya. Mama nya juga seakan cuek dengan grace karena baginya tugasnya hanya memberikan uang.
Sedangkan megan hidupnya lebih nelangsa. Dia anak angkat dari keluarga kaya juga namun yang sayang kepadanya hanya sang ayah dan kakeknya. Setelah ayahnya meninggal dalam insiden kecelakaan semuanya berubah. Sang kakek terkena stroke dan kelakuan ibu angkat serta anak kandungnya begitu mengerikan. Dia memperlakukan megan layaknya pembantu. Meski sekolah megan masih di biayai namun megan tidak diberi uang jajan dengan alasan uangnya habis untuk biaya sekolahnya alhasil megan memutar otak dengan berjualan baju online diam-diam. Sekarang pengasilannya lumayan semoga tidak ketahuan oleh ibunya kalau tidak bisa dirampas juga uang megan.
"apa kalian sudah selesai?" tanya maura
"iya . Ayo kita ke hotel sekalian packing.... "
Mereka pun kembali ke hotel. Setibanya dihotel ada seorang petugas kebersihan memberikan sebuah kotak hadiah
"maaf nona-nona..adakah yang bernama maura arabella davion?"
"saya pak..ada apa ya?" jawab maura
"oh... Ini. Ada titipan" ucap petugas itu lalu menyerahkan kotak hadiahnya
"dari siapa pak?,"
"tidak tau ..dia tidak memberitahu namanya.."
"oh..baiklah pak..terimakasih..." ucap maura
Mereka bertiga masuk kedalam kamar hotel dan duduk disofa dekat jendela
"kau punya kenalan disini mau?"tanya megan
"tidak... "
"lalu ini dari siapa?" tanta grace
Maura hanya mengedikkan bahunya lalu membuka kotak itu. Betapa terkejutnya didalam kotak itu ada kartu identitasnya. Amura tidak sadar bahwa kartu identitasnya hilang.
Setelahnya ada sebuah surat. Maura pun membukannya
"hai maura..ahh ya..arabella... Kau sangat cantik tadi malam ..namun sayangnya aku kecewa karena kau meninggalkanku begitu saja.. Tapi tenang saja... Aku sudah memfoto kartu identitasmu jadi aku tau kemana mencarimu... Didalam sana ada black card milikku gunakanlah untuk berbelanja..aku tidak akan membiarkan wanitaku kekurangan uang maura., aku tau kau adalah anak dari willian davion.. kau tidak akan kekurangan uang tapi..aku merasa bersalah karena mengmbil mahkotamu.. Dan aku tidak akan pernah melepaskanmu.."
-darren arthur louis
"ini gila !" teriak maura
"hei..apakah dia yang bercinta denganmu semalaman?" tanya grace
maura mendelik menatap grace" ini semua juga karena mu"
"lihatlah..dia memberimu black card ..apa kau tidak senang .berarti dia orang kaya" ujar grace girang
Maura menaikan satu alisnya"apa kau lupa siapa daddyku?"
"ya ...ya..daddy mu adalah orang terkaya juga tapi ini...ah..sebanding dengan harga keperawananmu maura" ucap grace
Maura menatap malas pada grace yang menurutnya keterlaluan itu.
"maura.. Tenangkan dirimu.. Maafkan grace.. " ucap megan
"sepertinya hanya kau temanku yang masih waras.." ujar maura yang tak didengar oleh grace
"grace hanya tidak tau cara mengekspresikan diri maura .dia sebenarnya baik tapi lingkungannya yang membuatnya seperti itu.. Sabar ya.." ucap megan
Maura hanya tersenyum menatap megan. menurutnya megan dan grace adalah orang yang bertolak belakang. Megan selalu bersikap tenang dan dewasa, selalu mengalah dan mudah sekali memaafkan sedangkan grace dia bahkan lebih kekanak-kanakan dari maura. Tidak mau mengalah semaunya sendiri bahkan kadang membuat maura marah untunglah ada megan yang selalu menengahi mereka.
"besok kita pulang... Kita naik jet pribadi daddyku saja.." ucap maura berlalu menuju kamarnya
"hei megan..apa maura marah?"
Megan hanya mengedik kan bahu dan menunggalkan grace
***