NovelToon NovelToon
BARTENDER NAKAL ITU, ISTRIKU

BARTENDER NAKAL ITU, ISTRIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nyai Gendeng

Sebuah Seni Dalam Meracik Rasa

Diajeng Batari Indira, teman-teman satu aliran lebih suka memanggilnya Indi, gadis Sunda yang lebih suka jadi bartender di club malam daripada duduk anteng di rumah nungguin jodoh datang. Bartender cantik dan seksi yang gak pernah pusing mikirin laki-laki, secara tak sengaja bertemu kedua kali dengan Raden Mas Galuh Suroyo dalam keadaan mabuk. Pertemuan ketiga, Raden Mas Galuh yang ternyata keturunan bangsawan tersebut mengajaknya menikah untuk menghindari perjodohan yang akan dilakukan keluarga untuknya.
Kenapa harus Ajeng? Karena Galuh yakin dia tidak akan jatuh cinta dengan gadis slengean yang katanya sama sekali bukan tipenya itu. Ajeng menerima tawaran itu karena di rasa cukup menguntungkan sebab dia juga sedang menghindari perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya di kampung. Sederet peraturan ala keraton di dalam rumah megah keluarga Galuh tak ayal membuat Ajeng pusing tujuh keliling. Bagaimana kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyai Gendeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membatalkan Perjodohan

"Neng, bantu saya bawa Babah ke dalam!" Mima berseru dengan Neneng yang masih bengong mematung juga dengan tangan masih memegang selang air.

"Biar saya bantu, Mima." Galuh segera memapah babah yang sudah lemas bagai sapi pak Karta yang lemas setiap habis imunisasi.

"Oh, iya-iya, cepat bawa ke dalam." Mima membiarkan sang calon mantu palsu itu memapah Babah ke kursi ruang tamu.

Sementara itu, mima sendiri masih berdiri di depan Ajeng dengan berkacak pinggang. Ajeng segera menenangkan ibunya itu dengan cengiran lebar.

"Ajeng bisa jelaskan, Mima."

Mima bersidekap, ia menilik puterinya yang semakin cantik setelah lama merantau di kota metropolitan.

"Ajeng berhutang penjelasan kepada Mima dan babah!" Mima memberengut membuat Ajeng segera merangkul perempuan itu.

"Mima harus tahu satu hal, calon mantu Mima itu bukan orang sembarangan," bisik Ajeng seraya membawa mima ke dalam, menyusul Galuh dan babah yang masih teler.

"Benarkah?" tanya mima jadi penasaran.

Ajeng segera mengangguk cepat. "Galuh itu keturunan bangsawan Jawa yang sudah lama tinggal di Jakarta dan punya perusahaan super gede dengan ribuan karyawan."

"Tapi Ajeng dan Galuh tetap saja salah, Ajeng bilang lagi hamil kan?"

Ajeng diam sesaat tapi kemudian dia mengangguk. "Ajeng dan Galuh khilaf, Mima. Jadi, Galuh akan bertanggungjawab dengan menikahi Ajeng. Kemarin, Ajeng sudah bertemu kedua orangtua Galuh. Mereka juga sudah setuju akan menikahkan kami. Mereka akan ke sini, Mima."

Mima menggeleng-gelengkan kepalanya, ia juga menatap puterinya dengan pandangan menyesal. Ibukota sudah mengubah puterinya jadi seperti ini. Sampai kebablasan dan hamil. Mima mohon ampun kepada Tuhan di dalam hati. Mau marah juga tak ada gunanya lagi.

"Babah kemarin tensinya sudah naik karena makan rendang lagi sempat turun semalam dan sekarang suah naik lagi karena Ajeng," keluh mima.

"Maafkan, Ajeng. Tapi, ini berarti Ajeng dan Danang tidak ada alasan untuk dijodohkan lagi bukan?"

Mima mengangguk. Dia yang memang tak setuju dengan perjodohan durjana itu akhirnya tersenyum kepada puteri semata wayangnya.

Dari dalam terdengar babah sudah mengerang dan terbangun. Ajeng dan mima mendekat. Galuh bersama babah sedang lihat-lihatan. Babah mukanya angker kayak rumah kentang. Galuh jadi serba salah tapi masih pasang wajah cengengesan.

"Bagaimana ceritanya Ajeng bisa hamil begini?!"

Mima, Galuh juga Ajeng tersentak kaget. Tenaga babah sudah kembali. Dia siap menghajar Galuh tapi Ajeng segera mendekat dan melindungi Galuh. Galuh syok karena bakal dapat bogem mentah dari calon mertua sekaligus syok karena melon kembar Ajeng membenamkan wajahnya hingga dia jadi susah bernafas. Galuh jadi megap-megap mirip ikan lele terdampar di atas pasir.

"Semua udah terlanjur, Bah. Ajeng dan Galuh mantap akan menikah. Itu artinya Babah harus segera membatalkan perjodohan dengan pak Karta." Ajeng bersuara sambil melepaskan Galuh yang sudah hampir pingsan karena bekapan manja.

"Benar, Bah. Semua karena kekhilafan saya. Saya akan bertanggungjawab terhadap Ajeng. Kedua orangtua saya juga sudah tahu."

"Ndak semudah itu membatalkan perjodohan kamu dan Danang, Ajeng. Babah gak enak sama pak Karta. Selain dia adalah sahabat baik Babah, dia juga yang sudah membantu Babah selama ini dalam usaha Babah. Dan kamu, bagaimana reaksi orangtua kamu saat mereka tahu kamu menghamili anak saya?"

"Orangtua saya juga seperti Babah." Galuh menunjuk babah dengan jempolnya.

"Seperti saya?"

"Ya, pingsan, Bah." Galuh nyengir kuda.

Babah geleng-geleng kepala. Dia pusing harus mengatakan apa kepada pak Karta yang anaknya sudah naksir berat sama Ajeng itu.

"Ya, mau gimana lagi. Babah tidak mungkin juga meneruskan perjodohan kamu dengan Danang kalau Ajeng sudah hamil begini." Babah mengusak rambutnya yang sudah botak separuh sambil menatap Ajeng dan Galuh bergantian.

"Gak papa, Bah. Berarti, Ajeng memang tidak berjodoh dengan Danang." Mima menimpali dengan hati lega karena akhirnya, anaknya yang cantik jelita tak akan pernah jadi istri lelaki lemot bernama Danang itu.

Dan begitulah akhirnya, malam harinya, babah dan mima pergi ke kediaman pak Karta. Merek menjelaskan duduk persoalan sebenarnya tanpa menutupi apapun. Pak Karta awalnya kecewa sekali tapi mau tak mau dia akhirnya menerima itu dengan hati lapang. Tinggal lah Danang yang merana di dalam kamar mendengar hal itu.

Ajeng dan Galuh sendiri saat ini sedang duduk di teras rumah. Sedari tadi, banyak sekali anak gadis kampung itu lewat hanya untuk melihat pria tampan di rumah Ajeng itu. Gosip mengenai Ajeng yang akan segera menikah dengan lelaki kaya dari kota sudah menyebar sampai ke sudut kampung.

"Cewek-cewek di sini cantik-cantik ya?" gumam Galuh sembari melambai ke salah satu gadis yang lewat dengan malu-malu.

Ajeng melemparkan kulit kuaci ke wajah Galuh mendengar hal itu. "Gatel lo!"

"Rese, emang beneran, orang kampung itu kecantikannya alami."

"Termasuk gue dong." Ajeng menggeliatkan tubuhnya dengan gerakan gemulai menggoda Galuh. Galuh melengos.

"Lo udah tercemar sama Jakarta. Lo udah betulan jadi orang kota. Pake tindik di pusar sama hidung, pake baju seksi, jadi lo gak ada beda sama cewek-cewek di dalam sana."

Di dalam yang dimaksud oleh Galuh adalah penghuni bar tempat Ajeng bekerja. Ajeng mendelik.

"Biar gini, gue masih perawan. Lo aja nilai gue cuma dari penampilan luarnya."

"Lo pikir gue percaya?" tanya Galuh acuh tak acuh.

"Dibilangin gak percaya. Bentukan aja gue kayak gini, tapi kalo soal itu, gue berani jamin gua masih locis."

"Gue baru percaya, kalo gue udah nidurin elo," sarkas Galuh yang segera dibalas cubitan bertubi-tubi oleh Ajeng kepadanya.

"Inget ya, gue sama elo itu gak akan pernah begituan karena kita hanya bakal nikah pura-pura doang. Setelah nanti gue drama keguguran, pernikahan kita haru segera selesai."

"Gue gak lupa perjanjian itu. Lagipula, gue juga gak mau punya istri kayak lo."

Mendengar itu, Ajeng jadi berdecak sebal pula. Setelah itu, keduanya pergi ke kamar masing-masing. Ajeng di kamarnya sedangkan Galuh di kamar tamu.

Di dalam kamar, Galuh melihat ponselnya bergetar. Ia segera mengangkatnya. Telepon itu dari Laras.

"Mas Galuh kenapa tega sama Laras?" Suara Laras terdengar tersedu-sedu.

"Kan udah gue bilang, gue bukan laki-laki baik, Laras. Lo lebih pantas mendapat lelaki lain yang jauh lebih baik dari gue."

"Tapi Laras sudah terlanjur mencintaimu, Mas Galuh."

"Cinta itu cuma perasaan sesaat, Ras. Lo mesti terima kenyataan. Sekarang gue juga lagi di rumah calon istri gue. Kami akan segera menikah gak lama lagi."

"Tega kamu, Mas!"

Telepon itu terputus. Galuh menarik nafas lega. Setidaknya sekarang, dia dan Ajeng bisa menghindari perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtua mereka masing-masing. Galuh dan Ajeng hanya perlu menjalankan sandiwara mereka untuk beberapa bulan kedepan. Ia tidak ingin terlalu lama terlibat hubungan pura-pura dengan Ajeng karena dia ingin membebaskan dirinya untuk mencari perempuan yang benar-benar akan mendampingi hidupnya dan juga akan membiarkan Ajeng untuk menemukan pasangan yang sesuai dengan kriteria perempuan itu.

"Gue ngerasa ini konyol sih, tapi ya udahlah toh bukan cuma gue yang diuntungkan dengan ini. Ajeng juga kan? Jadi gue bukan cowok jahat dong, yang nanti ketika telah menikahi akan menceraikan Ajeng karena kami sudah sama-sama sepakat dan saling diuntungkan dengan kesepakatan ini."

Galuh kemudian tertawa dalam hati setelah itu ia segera tidur karena besok dia dan Ajeng akan segera kembali ke Jakarta. Satu minggu ke depan kedua orang tua Galuh juga akan menemui kedua orang tua Ajeng untuk membicarakan acara pernikahan mereka berdua.

Sedangkan Ajeng yang masih berada di dalam kamarnya saat ini malah tidak bisa tidur. Sebenarnya, ia merasa berdosa dengan telah membohongi kedua orang tua Galuh juga kedua orang tuanya sendiri, tetapi hanya inilah cara yang bisa ia pakai agar babah benar-benar menghentikan perjodohannya dengan Danang.

"Babah, mima, Ajeng pokoknya minta maaf banget sama Babah dan mima, tapi Ajeng melakukan ini supaya babah mengerti kalau Ajeng tidak pernah mau dijodohkan dengan siapapun termasuk dengan anak kawan baik Babah. Ajeng janji ini akan jadi kebohongan terakhir Ajeng."

Ajeng menghembuskan nafasnya, sebenarnya terasa berat sekali menipu kedua orang tuanya seperti ini tapi apa mau dikata hanya inilah satu-satunya cara yang dia punya. Mungkin memang harus melalui Galuh, ia akhirnya bisa terbebas dari perjodohan durjana itu.

Tak lama kemudian, mata Ajeng sudah mulai ingin terpejam. Namun, baru beberapa saat ia mulai masuk ke tahap tidurnya, pintu kamarnya diketuk, terdengar suara mima dari baliknya.

"Ajeng sudah tidur?" tanya mima.

"Belum, Mima." Ajeng segera beranjak dari tempat tidur untuk membukakan pintu kepada ibunya itu.

Setelah pintu terbuka pemandangan yang membuat Ajeng terharu tersaji ketika mima datang dengan membawakan segelas susu.

"Tadi habis dari rumah pak Karta, Mima mampir ke apotik. Mima belikan Ajeng susu hamil. Sekarang Ajeng minum ya, biar cucu Mima di dalam ini selalu sehat."

Ajeng sungguh tak mampu berkata-kata lagi. Rasanya dosanya semakin banyak dan bertambah kalau melihat wajah mima yang begitu tulus merawat dirinya sampai memberikan susu hamil dan menganggap bahwa ia benar-benar sedang mengandung. Tapi demi menghormati ibunya itu, Ajeng segera meminum juga susu yang masih hangat suam-suam itu ke dalam mulutnya.

"Makasih ya, Mima. Ajeng sudah mengecewakan Mima, tapi Mima masih aja baik sama Ajeng. Ajeng juga minta maaf sama babah, semoga babah mengerti dengan keputusan Ajeng yang akan menikah dengan Galuh."

"Mungkin ini adalah satu-satunya cara supaya kamu terbebas dari perjodohan itu, walaupun cara yang kamu pakai itu sebenarnya salah, Nak. Tapi ya sudah, Mima sudah memaafkan kamu. Nasi sudah jadi bubur, yang penting Ajeng benar-benar menjaga kesehatan kandungan Ajeng."

Kandungan apaan, orang enggak betulan hamil kok. Tetapi Ajeng hanya tersenyum saja mendengar hal itu. Mungkin kalau dia benar-benar hamil, pasti akan sangat menyenangkan diperhatikan seperti ini oleh ibunya. Ajeng hanya bisa meminta maaf berulang-ulang kali kepada ibunya dalam hatinya sendiri saat ini.

1
YuWie
gimana gàk kaget mimi dan babah mu diajeng...main teriak2 aja ngomongnya..frontal sekali dirimu..tapi syuka karaktermu
YuWie
waduhhh..kanjeng ibu..mata2 nya Banyak. Konyol gak sih pas jari ajeng dan galuh ketuker2..hihi
YuWie
jiannn pasangan absurd oigh..tapi luciui
Nyai Gendeng
makasih kakak♥️
YuWie
yang bener luh galuh..gak bakal jatuh cinta tapi bucin iya...cieee
YuWie
Diajeng punya sex appel brati ya Luh Galuh... baru jilat es cream aja sdh bikin kamu bayangin yg enggak2
YuWie
tuh cantik larasnya..modern..kenapa gak mau. Ternyata Galuh tukang celupan ya..kasihan perawan diajeng donk
YuWie
kan seru kan interaksi si banhsawan dan si bertender
YuWie
bukan bikin sial..tapi malah jodohmu itu bangsawan..xixixi
YuWie
enak lho ini gaya ceritanya asyik untuk dibaca.. next klo sdh ada vote ku vote lah..skrg ku favoritnya..tapi lanjutin ceritanya sampe tamat bakal alway ku dukung kak othor.
YuWie
satpam gak estetik ya diajeng
YuWie
hihihi..aturan beol bgmn tuh. Ngenden harus tetep gantheng dan cantik kali yaaa
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Gohan
Saya benar-benar merasa terhubung dengan tokoh utama dalam kisah ini.
Nyai Gendeng: trimakasih, gengs💗
total 1 replies
Trunks
Cinta dalam setiap kata.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!