NovelToon NovelToon
Rahasia Sang Ibu Susu

Rahasia Sang Ibu Susu

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / One Night Stand / Janda / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ibu Pengganti
Popularitas:66.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Alika tidak pernah menyangka kehidupannya akan kembali dihadapkan pada dilema yang begitu menyakitkan. Dalam satu malam penuh emosi, Arlan, yang selama ini menjadi tempatnya bersandar, mabuk berat dan terlibat one night stand dengannya.

Terry yang sejak lama mengejar Arlan, memaksa Alika untuk menutup rapat kejadian itu. Terry menekankan, Alika berasal dari kalangan bawah, tak pantas bersanding dengan Arlan, apalagi sejak awal ibu Arlan tidak menyukai Alika.

Pengalaman pahit Alika menikah tanpa restu keluarga di masa lalu membuatnya memilih diam dan memendam rahasia itu sendirian. Ketika Arlan terbangun dari mabuknya, Terry dengan liciknya mengklaim bahwa ia yang tidur dengan Arlan, menciptakan kebohongan yang membuat Alika semakin terpojok.

Di tengah dilema itu, Alika dihadapkan pada dua pilihan sulit: tetap berada di sisi Adriel sebagai ibu asuhnya tanpa mengungkapkan kebenaran, atau mengungkapkan segalanya dengan risiko kehilangan semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Tak Bisa Mengubah

Bagas terdiam sejenak. Ia tahu Widi masih menolak pernikahan ini.

"Saya tidak akan membohongi Anda, Pak. Istri saya memang masih menolak. Tapi saya percaya bahwa Alika akan membuktikan dirinya." Ia menoleh pada Alika, lalu melanjutkan, "Dan saya percaya Arlan bisa melindungi keluarganya, sama seperti saya melindungi keluarga kami."

Arya terdiam, lalu menatap putrinya. "Alika, kau yakin ingin menikahi Arlan?"

Alika mengangguk mantap. "Aku yakin, Pak."

Arya kembali menghela napas, lalu tersenyum kecil. "Baiklah, kalau begitu, aku merestui kalian."

Arlan tersenyum lega, sementara Alika tampak berkaca-kaca. Bagas pun merasa seolah beban yang selama ini ia pikul akhirnya terangkat. Namun, ia tahu, perjalanan mereka masih panjang. Restu dari Arya hanyalah awal dari tantangan yang lebih besar di masa depan.

***

Bagas duduk di ruang kerja rumahnya, menatap kosong secangkir kopi yang mulai mendingin di tangannya. Setelah pertemuannya dengan Arya, pikirannya terus dipenuhi dengan ingatan masa lalu. Ia tak bisa mengabaikan kenyataan bahwa pria yang dulu menolongnya ternyata adalah ayah dari wanita yang selama ini ditolak mentah-mentah oleh istrinya.

Saat langkah kaki terdengar mendekat, ia mengangkat kepala. Widi muncul dengan wajah tak terbaca, jelas masih kesal karena Arlan bersikeras menikahi Alika.

"Ada apa, Pa? Kenapa tiba-tiba ingin bicara?" tanya Widi, duduk di seberangnya dengan tangan bersedekap.

Bagas menghela napas panjang. "Aku baru saja bertemu seseorang yang sudah lama kucari," katanya, suaranya terdengar dalam.

Widi mengernyit. "Siapa?"

"Arya," jawab Bagas, menatap mata istrinya lekat-lekat. "Ayah Alika."

Widi terdiam sejenak, lalu mendengus sinis. "Dan apa hubungannya denganku? Apa itu mengubah fakta bahwa Alika bukan wanita yang pantas untuk Arlan?"

Bagas menggenggam tangannya sendiri, mencoba mengendalikan emosinya. "Dulu, aku hampir putus sekolah karena tidak mampu membayar ujian. Aku bekerja siang malam, sampai suatu hari hampir pingsan di depan toko seseorang. Orang itu adalah Arya. Dia membayarkan uang sekolahku, lalu membantuku menemukan jalan ke kota untuk kuliah dan bekerja."

Widi tampak terkejut, tapi ekspresinya segera mengeras. "Lalu? Jadi karena itu kita harus menerima Alika?"

Bagas menggeleng. "Aku hanya ingin kau tahu, orang yang kau pandang rendah itu adalah orang yang berjasa dalam hidupku. Tanpa dia, mungkin aku tak akan bisa berada di posisi seperti sekarang."

Widi menggigit bibirnya, ekspresinya bimbang. Namun, harga dirinya terlalu tinggi untuk langsung mengakui kesalahannya. "Itu urusan kalian berdua. Tapi aku tetap tidak setuju dengan pernikahan ini."

Bagas menatap istrinya dengan kecewa. "Apakah kau begitu membenci Alika hanya karena latar belakangnya? Padahal, kau bahkan belum benar-benar mengenalnya."

Widi mengalihkan pandangannya. Ada sedikit kegelisahan di matanya, namun ia tetap bersikeras. "Itu tak bisa mengubah kenyataan bahwa Alika tak mampu menjadi istri yang baik hingga suaminya berselingkuh dengan ibu kandungnya," tegasnya sebelum akhirnya berdiri dan meninggalkan ruangan.

Bagas menghela napas panjang. Setidaknya, untuk pertama kalinya, Widi tidak langsung menolak mentah-mentah. Ia tahu, ini mungkin awal dari perubahan.

***

Malam itu, setelah percakapan dengan Bagas, Widi duduk sendiri di ruang keluarga.

Cahaya lampu yang temaram membentuk bayangan panjang di dinding, menciptakan suasana sunyi yang hanya dipecahkan oleh detak jam di sudut ruangan. Secangkir teh di meja kecil di sampingnya sudah mendingin, tapi Widi tak berniat menyentuhnya. Pandangannya menerawang ke arah jendela, tapi pikirannya melayang jauh.

"Bagas mungkin bisa menerima Alika setelah mengetahui siapa ayah wanita itu. Namun, bagiku, itu tak cukup untuk mengubah penilaianku. Arya memang pria baik, dan aku menghormati Bagas yang merasa berutang budi pada pria itu. Tapi, alasan ini tidak cukup bagiku untuk merestui pernikahan Arlan dengan Alika.Tidak!" gumamnya lalu membuang napas kasar.

Latar belakang wanita itu masih terlalu sulit untuk ia terima.

"Alika berasal dari keluarga yang berantakan, ayahnya pria baik, mungkin, tapi ibunya? Seorang wanita yang mengkhianati rumah tangganya sendiri. Tega merebut suami putrinya sendiri. Di mana moralnya? Lalu ada skandalnya dengan Terry, itu semua tak bisa aku abaikan begitu saja."

Kini, Alika sedang mengandung anak Arlan, dan bagi Widi, itu terasa seperti sebuah perangkap.

Ia menghela napas panjang, jemarinya meremas kain di pangkuannya. "Pernikahan bukan hanya soal cinta atau tanggung jawab. Itu soal kestabilan, soal kemampuan menghadapi badai yang pasti datang dalam kehidupan rumah tangga. Aku tak yakin Alika cukup kuat untuk itu."

Ia tak ingin Arlan mengulangi kesalahan seperti yang pernah terjadi dalam keluarganya dulu. "Putraku memiliki masa depan yang gemilang, jalan yang telah aku rancang dengan penuh perhitungan. Aku tak bisa membiarkan Alika menjadi bagian dari masa depan itu hanya karena sebuah kehamilan."

Matanya meredup.

Tidak, ia belum bisa merestui pernikahan ini.

***

Di Ruang Keluarga

Alika duduk di sofa dengan Adriel yang bersandar di pangkuannya. Bocah kecil itu sudah mulai mengantuk, jemarinya yang mungil mencengkeram baju Alika seakan takut terlepas. Alika membelai rambut Adriel dengan lembut, menenangkan anak itu agar tertidur dengan nyaman.

Arlan, yang duduk di seberangnya, memerhatikan pemandangan itu dalam diam. Ada sesuatu dalam cara Alika menjaga Adriel yang membuat dadanya terasa hangat. Setelah beberapa saat, ia akhirnya membuka suara.

"Alika," panggilnya pelan.

Alika menoleh, menatap Arlan yang kini bersandar lebih dekat, sorot matanya serius.

"Aku ingin tahu, seperti apa pernikahan yang kau inginkan?" tanyanya.

Alika terdiam sejenak, lalu menghela napas. Ia tidak pernah memikirkan tentang pernikahan impian seperti gadis-gadis lain. Baginya, yang terpenting adalah bisa menikah secara sah dan melindungi anak-anaknya.

"Sederhana saja," jawabnya lirih. "Tak perlu menghabiskan banyak uang. Asal kita resmi menikah secara hukum dan agama, itu sudah cukup bagiku."

Arlan menatapnya tanpa berkedip, mencoba memahami isi hati wanita di hadapannya. Ia tahu Alika bukan tipe yang suka kemewahan, tapi tetap saja, jawaban itu membuat hatinya sedikit terenyuh.

"Kau yakin?" tanyanya lagi. "Kau tidak ingin pesta atau sesuatu yang lebih spesial?"

Alika tersenyum kecil, menggeleng.

"Yang terpenting adalah kita menikah, bukan seberapa besar pesta yang kita adakan."

Arlan terdiam sejenak, lalu menghela napas panjang sambil tersenyum tipis.

"Baiklah," katanya. "Kalau itu yang kau inginkan, aku akan mengusahakannya. Tapi setidaknya biarkan aku menyiapkan sesuatu yang layak untukmu."

Alika menatap Arlan, melihat ketulusan di matanya. Ia tahu, pria itu ingin melakukan yang terbaik untuknya. Tapi ia hanya berharap satu hal, agar pernikahan ini bukan hanya sebuah tanggung jawab bagi Arlan, melainkan keputusan yang benar-benar ia inginkan.

Alika mengusap pelan punggung Adriel yang mulai terlelap di pangkuannya. Tatapannya masih tertuju pada Arlan yang duduk di seberangnya, tetapi pikirannya mulai melayang ke tempat lain.

Tanpa sadar, ia menghela napas panjang. Hatinya terasa berat. Pernikahan seharusnya menjadi momen bahagia, tetapi ada sesuatu yang menghantui pikirannya.

Ibunya.

Wanita yang telah mengandung, melahirkan, dan membesarkannya, meskipun pada akhirnya juga menghancurkan hatinya.

Alika menggigit bibirnya, mencoba menahan gejolak perasaan yang tiba-tiba muncul. Ia tak pernah ingin memikirkan wanita itu lagi, tetapi di saat seperti ini, bayangan sang ibu justru muncul tanpa diundang.

Arlan, yang sejak tadi memerhatikannya, mengerutkan kening.

"Kau sepertinya memikirkan sesuatu," ujarnya tenang, nada suaranya penuh perhatian.

Alika menoleh, sedikit terkejut karena Arlan bisa menangkap perubahan ekspresinya. Namun, ia tak langsung menjawab. Ada keraguan di matanya, seolah-olah ia sedang mempertimbangkan apakah harus berbicara atau tidak.

Arlan menunggu, tidak memaksa. Ia tahu Alika butuh waktu untuk mengungkapkan isi hatinya. Tetapi, ia juga tahu bahwa ada sesuatu yang membebani wanita itu.

"Apa ini tentang pernikahan kita?" tanyanya lagi, suaranya lebih lembut.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Ririn Nursisminingsih
ndak kapok2 tery.. mau bikin ulah
Dhewyy Aditya
manusiawi menurutku kalo kita ngerasa iri sama kebahagiaan orang lain,tapii ya jangan sampai berakhir jadi julid apalagi jahat hanya karna rasa iri.setidaknya maya masih punya sedikit hati yg mengingatkan kalo yg dia lakuin itu salah.
Ririn Nursisminingsih
ini ibuk widi egois dan jahat yaa jg2 arlan bukan anaknya.. ayo arlan selidiki semuanya kasian alika
Ririn Nursisminingsih
bener2 tery licik semoga arlan segera mnemukan buktinya
Ririn Nursisminingsih
rubah yg licik... segitunya ingin nikah dg arlan
Warung Tari
Luar biasa
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Marini Azkal
terimakasih author.....aku sungguh terharu kalimat kalimat di akhir episode sungguh sangat menyentuh kalbu membangkitkan gairah untuk saling mengasihi dengan ikhlas ....
sungguh aku sangat-sangat terkesan.....
TOP MARKOTOP BUAT AUTHOR
semoga rejeki nya berlimpah.......
Marini Azkal: sama sama terimakasih.....🤩
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Terima kasih KK 🤗🙏🙏🙏
total 2 replies
sum mia
weleh sudah end.... sudah aku duga sih , babnya panjang dan semua bahagia dengan kehidupan masing-masing . cara menulis kata-kata pesan moral kayak mau end ternyata beneran .
tetap semangat kak ...meski gak dapat reward yakinlah ada rezeki yang lain yang menggantikan .
sehat slalu dan rejeki lancar berkah barokah . aamiin 🤲
ditunggu karya selanjutnya kak Nana .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia: sama sama kak 🙏🙏
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 2 replies
Anitha Ramto
Ku juga sudah menduga ceritanya akan End..karena panjang sekali
phity
sma2, author sdh menyajikan cerita yg dpt kmi bca diwktu senggang melepas lelah seblum istirahat. sukses kedepannya ya...
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
terimakasih tor sehat n sukses selalu love sekebon
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
Hanima
terima kasih banyak Kak Nana... semoga sehat2 dan banyak rejeki
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Sama-sama, Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
kaylla salsabella
wuhhaaaaa tadi udah ku duga klu mau the END Krn cerita nya panjang 🤭 dan terima kasih kak Nana atas karya mu sehat selalu dan di murah kan Rizky nya
di tunggu karya terbaru nya 🥰❤️❤️❤️❤️
septiana: bener banget....aku juga ngerasa kok cara penulisan pesan moral nya kaya udah mau tamat,eh ga taunya beneran. di tunggu karya barunya kak..
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 2 replies
kaylla salsabella
cerita nya bagus kak Nana 🥰🥰🥰
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Iin Rostiani
ko sudah tamat aja thoor padahal aku masih suka ceritamu
iroh hotijah
terimakasih kak,,, moga sehat selalu dan terus berkarya,, yakin rejeki bkn hanya uangnya semata,,, terimakasih atas karyanya yg bagus buat sy
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama, Kak.🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
abimasta
trimakasih thor,sukses tuk karya karya selanjutnya
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama,Kak.🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
didunia real juga banyak yg begitu keluarga cewek bermasalah selalu dpt bantuan dr pihak cowok tp jarang terjd kebalikan ya......kenapa ya....ya Allah mau puny mantu kaya Arlan tapi ogah punya besan KY Maya .....🤣🤣🤣🤣
abimasta
sudah mulai diakhir cerita satu persatu wmembuka hati untuk saling menerima dan memaafkan
sum mia
syukurlah Widi mulai berpikir positif pada Alika , terutama setelah mendengar percakapan antara Arlan dan Alika .dia baru sadar kalau Alika benar-benar tulus , dan dia begitu baik mau menerima semua meski Widi tak bisa lagi menerima dan mengakuinya sebagai menantu .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!