"Kita tidak akan pernah berpisah," janji Damian.
Tapi janji tak semudah itu untuk ditepati, saat masih anak-anak dan sama-sama ditawan oleh penculik mereka saling memeluk erat.
Tapi beberapa tahun kemudian mereka kembali dipertemukan dan seperti orang asing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WSTM Bab 2 - Damian Lynford
Damian Lynford adalah calon penerus kerajaan bisnis Lynford Kingdom. Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan emas, tembaga dan perak. Hidup Damian harusnya selalu nyaman dan tentram semasa hidupnya. Namun naas di hari ulang tahunnya yang ke 10 tahun dia justru diculik dan berakhir di tempat ini.
"Jangan menangis lagi, tangisanmu justru akan membuat para penjaga itu marah," ucap Damian, dia telah berada di tempat ini selama 1 minggu, otaknya yang cerdas telah mengamati banyak hal. Patuh adalah satu-satunya cara agar menghindari semua siksaan.
Dan mendengar ucapan bocah asing tersebut, tangis Ainsley memang sedikit mereda. Namun sisa-sisa Isak tangisnya masih terdengar jelas.
"Namaku Damian," ucap Damian seraya mengulurkan tangan kanannya ingin berkenalan.
Ainsley nampak ragu untuk menerima uluran tangan itu, Damian terlihat berbeda dengan anak-anak yang berada di bilik penjara yang lain. Damian nampak bersih, tinggi dan memiliki paras yang tampan. Hanya dilihat sekilas seperti ini saja Ainsley bisa mengetahui bahwa sebelumnya Damian pasti berasal dari keluarga yang berada.
Entah bagaimana caranya tiba-tiba bocah tampan ini berada di sini?
"Kamu tidak ingin memperkenalkan dirimu?" tanya Damian lagi, "Di sini aku tidak punya teman, ku pikir kita bisa berteman," katanya lagi.
"Na-namaku adalah Ainsley," jawab Ainsley akhirnya, meski bicara dengan suara yang putus-putus.
"Berapa usiamu?"
"8 tahun."
"Berarti kamu harus memanggilku Kakak. Karena aku lebih tua darimu," jelas Damian, dia memang sangaja banyak bicara untuk mengalihkan rasa sedih Ainsley, bocah dengan tubuh mungil yang nampak begitu menyedihkan di mata Damian.
Namun sebanyak apapun malam ini Damian bicara, Ainsley tetap saja tak banyak buka suara, hanya sesekali mengangguk dan menggeleng.
Hingga entah di jam berapa akhirnya dua anak malang tersebut terlelap beralaskan tikar tipis di dalam penjara tersebut.
"Bangun!! ini makanan kalian!" ucap seorang penjaga seraya melemparkan sebungkus roti untuk satu orang. Tiap penjara di isi oleh 2 sampai 4 orang anak, sesuai dengan harga jual mereka masing-masing. Untuk saat ini harga tertinggi ada di penjara paling ujung, penjara yang ditempati oleh Damian dan Ainsley.
"Bangun!!" pekik penjaga itu lagi dengan suara yang terdengar lebih keras. Hingga membuat Ainsley tersadar dari tidurnya. Menyadari bahwa suara itu berasal dari seseorang yang semalam menariknya ke tempat ini, Ainsley langsung bergegas mendekati jeruji besi ...
"Tuan! dimana madam Cloe? Aku ingin bertemu dengan madam Cloe!" pinta Ainsley, seketika itu juga dia menangis memohon untuk di bebaskan, memohon untuk ditemukan pada sang ibu.
Namun bukannya menjawab pertanyaan Ainsley, penjaga itu justru menendang jeruji penjara tersebut, BRAK! Suaranya yang riuh membuat semua anak-anak jadi ketakutan, sementara Ainsley sontak mundur dan memeluk dirinya sendiri.
"Madam Cloe sudah menjual mu pada kami gadis cantik, jadi jangan tanyakan lagi madam Cloe mu itu, PAHAM?!" bentaknya dan membuat tangis Ainsley jadi tertahan, dia sampai tak berani menunjukkan kesedihannya tersebut.
"Pagi ini kamu tidak mendapatkan makanan!" kesal sang penjaga, dia hanya melempar sebungkus roti dan sebotol kecil air mineral. Jatah sarapan untuk Damian seorang, sementara Ainsley tidak mendapatkannya.
Ketika para penjaga itu pergi, barulah Damian mendekati Ainsley. "Jangan menangis Ainsley, apapun yang terjadi kita harus tetap hidup kan? Ayo makan, aku akan membagi roti ini untuk mu," ucap Damian.
Namun kalimat itu justru membuat dada Ainsley makin terasa sesak, sampai tenggorokan tercekat hingga sulit untuk bernafas.
Sementara Damian benar-benar membelah roti berukuran kecil itu jadi dua, satu dia ulurkannya pada Ainsley.
Dan gadis kecil yang merasa kelaparan itu pun tak bisa menolak, dia ambil meski dengan tangan yang bergetar.
"Tidak apa-apa, jangan menangis lagi ya. Percaya padaku, semuanya akan baik-baik saja," ucap Damian, coba menenangkan, dia bahkan mengelus puncak kepala Ainsley dengan lembut. Baginya Ainsley sudah seperti adik.
"Te-te-terima kasih, Kak," kata Ainsley, Akhirnya dia menjawab ucapan Damian, bukan hanya anggukan dan gelengan kepala lagi.
Damian pun mengangguk, seraya tersenyum yang terlihat begitu menenangkan bagi Ainsley. 1 bungkus roti mereka makan berdua, juga sebotol air minum untuk bersama.
"Mulai sekarang jangan bersedih lagi, kita justru harus pikirkan bagaimana caranya keluar dari tempat ini," bisik Damian.
"Memangnya kita bisa bebas dari tempat ini Kak? Tempat ini jauh sekali, aku bahkan tidak bisa mengingat jalan pulang."
Damian terdiam sesaat, sebelum akhirnya dia mengatakan pada Ainsley tentang siapa dia sebenarnya. Seluruh keluarga Lynford pasti saat ini sedang mencari keberadaannya. Satu-satunya agar mereka bisa ditemukan dengan cepat adalah mengirim signal tentang keberadaan mereka di tempat ini.
Damian sejak kemarin mencari celah untuk bisa mengambil salah satu ponsel penjaga tapi tidak pernah berhasil.
"Kita harus bisa menghubungi nomor keluargaku, tapi sebelum itu aktifkan lokasi di ponsel mereka," bisik Damian.
Ainsley sudah gemetar tubuhnya saat merencanakan hal tersebut, merasa tak mungkin mereka bisa terbebas dari tempat ini. Tapi daripada diam saja mereka lebih baik berjuang.
Dan diantara keputusasaannya, hanya Damian lah yang bisa Ainsley harapkan.
Hari demi hari pun bergulir, sampai tanpa sadar membuat hubungan Damian dan Ainsley semakin dekat. Sampai kasih sayang itu tumbuh untuk saling melindungi satu sama lain.
Bagi Ainsley, Damian seperti sang kakak, dewa penolong yang telah dikirimkan oleh Tuhan dalam neraka tersebut. Sementara bagi Damian, Ainsley adalah gadis kecil yang harus dia lindungi, makin membuatnya bertekad untuk segera keluar dari tempat ini.
"Ayo keluar! Boss ingin melihat kalian berdua sebelum dilelang!" ucap seorang penjaga pada Damian dan Ainsley.
Dua anak tersebut saling pandang lalu menelan ludah kasar, merasa ini adalah satu-satunya kesempatan mereka untuk melakukan eksekusi rencana.
jgn ganguuuu ihhh