Kesalahan satu malam yang tak disengaja membuat dirinya terpaksa mengandung anak dari mas ipar nya .
Akibat kehamilan itu , satu persatu rahasia mulai terbongkar .
"Kenapa harus serumit ini jalan yang harus aku lalui ".- Naretta
"Meskipun seluruh dunia mencaci dan menolak mu . Ingatlah , masih ada aku yang menjadi garda terdepan untuk melindungi mu ".- Xabiru Kaivan Winata.
"Apapun cobaan nya , kita hadapi sama-sama ".- Dean Agani
akan kah Naretta mampu bertahan dengan segala cobaan dan mempertahankan rumah tangganya ?
simak kelanjutannya cerita nya .....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26
Kaivan menemani Naretta menunggu antrian didepan ruang dokter obgyn . Sesekali dirinya melirik wanita disamping nya itu yang sedang mengelus lembut perut nya , Kaivan yang melihat itu menyunggingkan senyum tipis.
"Atas nama ibu Naretta ..." panggil seorang perawat
Mendengar nama nya dipanggil Naretta langsung bangkit dari duduknya dan berjalan masuk kedalam ruangan dokter dengan Kaivan yang mengikutinya dari belakang .
"Selamat pagi Bu Naretta .." sapa dokter wanita yang ber-name tag Sadrina .
"Pagi dok .." sapa nya Naretta balik sambil mengulas senyum lalu duduk dikursi depan meja dokter .
"Apa ada keluhan Bu Naretta ?" tanya dokter Sadrina
Naretta menggeleng ."Tak ada Bu dokter , hanya pemeriksaan rutin saja ". Jawab nya
"Baik lah Bu Naretta , kita periksa dedek bayi nya yaa .." ucap nya lalu meminta Naretta untuk berbaring keatas ranjang pasien .
Naretta menurut , lalu Dokter Sadrina hendak menyikap bajunya dan tapi ditahan oleh wanita itu karena malu dilihat oleh Kaivan yang ternyata duduk disamping ranjang pasien .
Dokter Sadrina mengerutkan keningnya bingung ,"Ada apa Bu Naretta ?"tanya nya
Naretta melirik kearah Kaivan dan Dokter Sadrina paham akan kode itu , Dokter Sadrina tersenyum simpul ."Tak usah malu Bu , toh suami ibu juga ingin melihat perkembangan bayi nya . Iya kan pak ?"
Kaivan tersenyum kikuk mendengar pertanyaan dokter .
"T-tapi Dok.."
"Permisi ya Bu Naretta .." ucap Dokter Sadrina lalu mengoleskan sebuah gel diperut Naretta .
Dokter Sadrina mulai pemeriksaan USG untuk mengetahui kondisi kehamilan Naretta ."Dilihat dari sini , kondisi kandungan ibu baik tak ada yang perlu dikhawatirkan , organ-organ bayi juga mulai terlihat ya Bu . Hanya saja mulai sekarang jaga pola makan dan jangan memikirkan yang bisa membuat Bu Naretta stress ". Ujar dokter menjelaskan
Kaivan menatap layar yang memperlihatkan jabang bayi mereka , ada getaran rasa bahagia yang dirasakan Kaivan yang tak bisa ia ungkapkan . Tak sadar Kaivan menyunggingkan senyum nya melihat perkembangan anak nya .
"Saya akan meresepkan vitamin untuk ibu , untuk menguatkan kandungan dan jangan sering melakukan beraktivitas yang berat". Saran Dokter sambil membersihkan gel diperut Naretta dan membenarkan bajunya .
Naretta mengangguk lalu turun dari ranjang dibantu oleh Kaivan .
"Baik terimakasih dok ".
Dokter Sadrina menuliskan resep vitamin dan Naretta menunggu nya ,"Ini resep vitamin nya , nanti bisa ditebus diapotek ". menyodorkan resep itu pada Naretta .
"Sekali lagi terimakasih dok ". Ucap Naretta
"Sama-sama Bu Naretta ". Jawab Dokter Sadrina dengan tersenyum
Kaivan dan Naretta langsung keluar dari ruang pemeriksaan .
"Mana resep nya , nanti aku yang menebusnya ". Kata Kaivan meminta kertas resep itu pada Naretta .
"Gak usah mas , nanti biar aku tebus sendiri aja ". Tolak Naretta
Tanpa menunggu persetujuan Naretta , Kaivan langsung merebut kertas itu dan menyimpannya kedalam saku celana .
"Mas .."
"Mau langsung pulang ?" tanya Kaivan
"Iya mas ". Jawab Naretta
"Ya sudah kamu tunggu depan , aku ambil mobilnya dulu ". Ucapnya lalu pergi meninggalkan Naretta .
Naretta menunggu nya dikursi tunggu depan lobi rumah sakit . Naretta berpikir , bukan kah dia dan Kaivan seperti sepasang suami istri yang tengah bahagia karena menantikan kelahiran sang buah hati.
Naretta juga merasakan jika Kaivan memperlakukannya seperti layak nya ratu dan pria itu juga menghujani nya dengan kasih sayang . Naretta rasa mungkin karena itu bentuk rasa sayang nya pada anak yang dikandung nya . Berbeda dengan Dean yang bahkan akhir-akhir ini seperti tak memperhatikan dirinya , tak jarang dia sering ditinggal kerja diluar kota .
Tinn ... Tinn ...
Suara klakson membuyarkan lamunannya .
Kaivan turun lalu membukakan pintu mobil untuk Naretta ."Ayo masuk ".
Naretta mengangguk dan lekas masuk kedalam mobil . Setelah memastikan Naretta duduk dengan nyaman Kaivan langsung menutup pintu nya dan mengitari mobil untuk masuk kedalam kursi kemudi.
Perlahan Kaivan melajukan mobilnya meninggalkan pelataran rumah sakit .
"Ada yang mau dibeli selagi masih diluar ?" tanya Kaivan
"Mampir apotek dulu mas , nebus resep tadi ". Ucap Naretta
Kaivan mengangguk dan langsung melajukan mobilnya mencari apotek terdekat .
"Itu ada apotek mas , kita mampir sana saja ". Tunjuknya
Kaivan membelokkan mobil dan memberhentikan nya diparkiran apotek .
"Kamu tunggu sini dulu , biar aku yang tebus resepnya . Mau nitip sesuatu ?"
Naretta menggeleng , melihat itu Kaivan segera turun dari mobil dan masuk kedalam apotek .
Sembari menunggu Kaivan menebus resep , tiba-tiba matanya tak sengaja menangkap sepasang pria dan wanita yang begitu dikenalnya . Si pria sedang memasukkan barang belanjaan kedalam mobil sedangkan si wanita bergelayut manja dilengan si pria sembari mengelus perut nya yang buncit .
"Mas Dean ... Sani .."gumam Naretta lirih
Tak lama Kaivan kembali masuk kedalam mobil membawa vitamin yang ditebus nya .
"Ini vitaminnya , mau pulang sekarang ?" tanya Kaivan sambil menyalakan mesin mobilnya .
Naretta tak mendengar , dia masih fokus menatap pria dan wanita tersebut .
Kaivan yang menoleh ketika Naretta tak kunjung menjawab ."Nar ..." panggilnya
"Bukankah itu mas Dean ?" tanya Naretta pada Kaivan , matanya masih melihat kearah suaminya yang terlihat mesra dengan sekretaris nya .
Kaivan mengikuti arah pandang mata Naretta , dan ternyata benar . Itu adalah Dean dan seorang wanita yang dia tahu adalah sekretaris dari suami wanita yang duduk disampingnya ini .
"Bukan , mungkin kamu hanya salah lihat saja ". Sangkal Kaivan , dirinya terpaksa melakukan itu agar Naretta tak kepikiran yang akan membuatnya jadi stress . Dia tak mau terjadi apa-apa pada Naretta juga anak nya .
"Itu benar mas Dean mas ... Dan wanita itu adalah sekretaris nya , ada hubungan apa mereka ?" tanya Naretta dengan suara bergetar menahan tangis .
"Apa wanita itu sedang hamil ? Apa itu anak nya mas Dean ?"
Seketika Kaivan meradang , emosi nya naik melihat Dean yang tanpa sengaja kembali menyakiti hati Naretta . Tangannya terkepal erat hingga buku-buku jari nya memutih , tapi sebisa mungkin dia menahan emosi itu agar tak meledak .
"Sstt , jangan menangis ". Ucap Kaivan lembut lalu membawa Naretta kedalam pelukannya . Kini dirinya tak bisa lagi menyangkal ucapan Naretta .
"Apa mas Dean memiliki wanita lain dibelakang ku mas ? Kenapa mas Dean sejahat itu sekarang .." , dan lagi tangis Naretta kembali pecah setelah semua nya mulai berjalan baik-baik saja .
"Jangan menangis , mau aku bantu ?" tanya Kaivan seraya melepas pelukannya dan menghapus air mata yang membasahi kedua pipi Naretta .
"Maksud Mas Kai ?"
"Kamu mau cari tahu hubungan mereka ?"
Naretta mengangguk
"Aku akan suruh anak buah ku untuk mencari tentang hubungan mereka , kau bisa percayakan pada ku kan ?"
"Iya mas , makasih ya mas udah mau bantuin Naretta ". Ucap nya sambil sesekali masih sesegukan .
Kaivan tersenyum tipis ."Anything for you ".
Kaivan segera meraih tisu lalu memberikannya pada Naretta ,"Lap dulu ingus nya , masa cantik-cantik begini masih ingusan ". Godanya
Naretta yang mendengar itu menjadi salah tingkah dan segera meraih tisu nya .
"Mana ada gak ada ingus nya kok ". Ucap Naretta
Melihat tingkah Naretta yang terlihat menggemaskan Dimata Kaivan , membuat pria itu tertawa .
Jujur saja saat Kaivan tertawa membuat kadar ketampanan pria itu bertambah dan seketjka berhasil membuat Naretta terpesona .
.
.
.