melati adalah seorang wanita cantik dari kampung yang ikut merantau suaminya ke Surabaya, dengan berbekal ijazah SMA ia pun di terima kerja di sebuah perusahaan dengan posisi hanya sebagai karyawan produksi biasa, tapi di saat itulah anak dari bosnya jatuh cinta pada nya, akankah melati bisa sepenuhnya setia atau malah jatuh cinta pada bos nya, ikuti terus kisahnya ya guys.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seindah Permata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 2
"pak .. bapak gila ya, saya sudah punya suami" bentak melati
"Sudah diam aja kamu, turutin aja apa mau saya" ujar athar dengan masih mengunci tubuh melati.
"Pak.. bapak nggak waras apa gimana? Saya udah punya suami, lepasin nggak!" Teriak melati dengan keras berharap ada yang mendengar dan menolongnya.
"Nggak akan saya lepasin, semenjak saya kesini pertama lihat kamu saya nggak bisa lupain tubuh dan kecantikan wajah kamu" athar berbisik pelan di telinga melati membuat melati merinding seketika.
"Tolongggg" hanya itu yang bisa melati lakukan sekarang. Tapi athar malah tertawa tidak cemas sama sekali.
"Minta tolong sama siapa? Ruangannya kedap suara sayang.." ujarnya dengan nada lembut.
"Kamu nurut aja ya, kalau nggak nanti saya pecat kamu" lanjut athar mencoba mengancam wanita cantik yang kini berada di pelukannya.
"Pecat aja pak, saya mending nggak usah kerja daripada di lecehin begini" bentak melati.
"Ohh gitu ya, kalau gitu jangan sedih ya kalau suami kamu serta seluruh keluarga kamu tinggal nama aja nanti" bisik athar membuat melati melotot. Sebenarnya athar tidak ingin sampai membunuh, ia hanya mengancam melati agar keinginannya terpenuhi, begitulah athar apapun yang ia mau harus selalu terwujud dengan cara apapun.
"Nggak aku nggak boleh percaya" batin melati seraya menggeleng, agar ia tidak mudah terpengaruh dengan ancaman yang di lontarkan Rey.
"Kamu nggak percaya?" Tanya athar lembut dengan mengelus pipi melati lembut.
"Kalau gitu saya telfon anak buah saya sekarang untuk menghabisi arif ya sayang, biar tidak ada penghalang lagi buat kita" ujarnya sambil memencet panggilan di ponsel mahalnya.
Kedua tangan melati yang dari tadi terus ia dekap di dadanya untuk penghalang dadanya agar tak tersentuh oleh Athar seketika ia angkat untuk mengambil ponsel athar yang sudah terdengar bunyi panggilan.
"Bapak beneran gila kayaknya, darimana bapak tau nama suami saya, jangan macam-macam ya pak, saya bisa lapor polisi" bentak melati dengan sok berani padahal jantung nya sudah berdebar-debar karena takut apa yang disampaikan bos gilanya ini kenyataan.
"Ya gampang lah, lagian semua keluarga kamu juga saya tau, semuanya" ujar athar dan mengambil ponselnya dari tangan melati. melati benar-benar takut akan ancaman itu, nyalinya menciut kalau sudah mengancaman keluarganya.
Melihat melati yang sudah lengah athar segera mengecup bibir melati, lembut pelan dan nikmat.
Tangan melati memukul-mukul dada athar agar di lepaskan, ia benar-benar takut jika berhubungan dengan orang lain kecuali suaminya.
"Jangan pak.. saya mohon.." pinta melati di sela-sela cium*n mereka, melati sama sekali tidak membalas dia terus berusaha melepaskan diri dari athar, tapi tenaga athar jauh lebih kuat dia menahan belakang kepala melati, memperdalam cium*nnya semakin lama melati sudah tidak memukul dada athar seperti tadi karena sudah lelah melawan, bahkan mata melati terpejam seolah menikmati pemaksaan yang athar berikan.
"Kenapa aku menikmati begini, kenapa mas arif tidak pernah menciumku selembut ini?" Batin melati bingung dengan perasaan aneh yang ia rasakan, darahnya seakan berdesir-desir dan menuntut lebih tapi ia sadar ini salah.
Setelah bercium*n dengan lembut athar mencoba membuat melati membuka mulutnya.
"Buka mulutnya sayang" ucap athar lembut melati menurut lalu lidah athar menerobos masuk ke dalam mulutnya melati mulai membalas cium*n athar lidah mereka saling terbelit, saling bertukar Saliva hingga sekitar bibir mereka penuh air liur.
Setelah puas cium*n athar mulai turun ke bawah menuju ke leher melati, dia menjil*t dan mengecup dengan liar, athar bahkan menyesap hingga agak kemerahan tapi samar, tanpa sadar melati mendes*h tapi tertahan.
"Shhh"
"Keluarkan des*hanmu sayang, jangan ditahan, kamu akan ku buat puas sekarang" ujar athar disela ia mengecup lehernya.
Semakin turun cium*n athar dia buru-buru membuka kancing kemeja melati, melati yang melihat itu segera menahan gerakan athar dengan tangannya seraya menggeleng.
"Pak... Saya Takut.." ujar melati ragu untuk melanjutkan.
"Gausah takut sayang, ingat orang tua kamu, apalagi suamimu, dia ada di perjalanan menuju Jakarta, mobil anak buah ku sudah mengintai" ujar athar semakin mengancam melati, tatapannya sudah sangat mengerikan, seperti sedang menahan sesuatu yang ingin cepat-cepat ia selesaikan.
melati kaget, bahkan posisi suaminya berada dimana sekarang athar tau, ia ingat betul jika suaminya tadi pagi bilang akan ke Jakarta.
Tanpa menunggu persetujuan melati athar sudah dengan cepat membuka kancing baju putih melati, dengan sangat mudah athar berhasil melepaskan kemeja melati, melati hanya memakai br* warna hitam yang kontras dengan kulit putih bersihnya.
melati spontan menutup dadanya dengan kedua tangannya sendiri dia malu, baru kali ini dia telanj*ng didepan orang lain selain suaminya.
athar segera membuka kedua tangan melati tangannya juga membuka pengait br* melati yang terletak di belakang.
"Pak .. tolong jangan pak.." ujar melati seraya menangis, tapi athar tidak akan kasihan sama sekali, Sekarang nafsunya benar-benar ingin disalurkan dan mengalahkan segalanya.
Dada melati benar-benar indah dengan bongkahan besar dan ujung pink yang mungil.
athar langsung melahap ujung d*da melati dengan bergantian, kedua tangannya dipakai untuk meremas dada melati sesekali memil*n ujungnya yang sudah mengeras. melati sudah tidak bisa mengembalikan kewarasannya dadanya membusung tangannya meremas rambut athar, kadang di dorong lebih dalam agar athar bisa melahap semua d*da nya.
"Ahhh ... " des*han melati lolos karena saking nikmatnya permainan lidah athar di ujung pink melati, athar tersenyum menang, melati sudah dalam genggamannya.
Bahkan lama-lama melati merasakan nikmat tak terkira gejolak di **** ********** nya sepertinya mendorong cairan dari dalam dan sangat luar biasa rasanya membuat tangan melati membenamkan kepala athar agar mengul*mnya lebih dalam lagi.
"Ahh.. pak .., jangan.. seperti ini.. saya.. mohon.." ujar melati terbata-bata karena tak tahan dengan sensasi baru yang athar berikan, Athar tersenyum di sela-sela menyes*p ujung pink milik melati.
" mulutnya ngomong suruh berhenti, tapi kepalaku di tahan" batin Athar.
athar pun mencoba tak peduli apapun yan di ucapkan melati, tangannya dengan cepat membuka resleting dan pengait celana jeans melati sedangkan mulutnya masih mengul*m dada melati dengan liar dan menggairahkan.
Tidak butuh waktu lama celana jeans melati sudah athar lempar ke sembarang arah, dengan masih terbungkus segitiga melati terlihat sangat seksi dan membuat rudal athar semakin tidak sabar untuk segera memasukkan nya ke dalam milik melati.
Tangan athar mengusap lembut milik melati dibalik segitiga warna hitam, melati menegang usapan lembut athar membuat melati terbakar gairah dan menginginkan lebih.
"Kamu sudah basah sayang" goda athar kemudian ia memasukkan jarinya ke lubang milik melati dengan menyingkap sedikit belahan di segitiga melati.
melati menegang, jari athar yang keluar masuk membuat melati membuang jauh-jauh rasa malunya, ia terus mendes*h apalagi kini athar menambah satu jarinya lagi, melati semakin merapatkan pahanya, ia ingin menjepit jari athar yang masih setia mengoc*k celah selangkang*n nya.
"Ahh... Pak.. saya .. mau pipis..." des*h melati yang sudah tidak tahan akan pelepasannya, tubuh melati menggelinjang di dalam lubang bawahnya seperti ada sesuatu yang meledak tapi nikmat.
"Aahhhh.." ia menjerit merasakan kenikmatan ini. athar mencabut jarinya dari inti melati laku keluarlah cairan yang membuat kain segitiga melati bagian bawahnya basah kuyup seakan penuh di area intinya.
semoga p Chandra secepatnya mengetahui keburukan istrinya ya