Kesalahan satu malam yang mengubah hidup Hanum, dimana di malam itu seseorang datang dan merenggut kehormatan yang selama ini Hanum jaga. Steven Nicholas Dirgantara adalah lelaki yang telah memperkosa Hanum, Steven adalah aktor terkenal juga seorang pengusaha, keluarganya juga adalah keluarga paling kaya di kota ini. Hingga hari dimana Hanum mengandung anak dari Steven dan Hanum harus melahirkan anak itu karena bagi keluarganya dia adalah pewaris selanjutnya dari keluarga Dirgantara. Akan tetapi kejadian tidak terduga terjadi dimana Hanum mengalami keguguran hingga membuat keluarga Steven merasa kecewa dengan Hanum karena tidak bisa menjaga anak itu dengan baik.
Saat itu juga Hanum memutuskan untuk pergi dari kehidupan Steven di saat benih cinta mulai tubuh.
Bagaimana kelanjutan cerita nya, apakah Steven akan mencari Hanum atau membiarkan cinta itu pudar seiring berjalannya waktu simak terus kelanjutan ceritanya dalam novel Kesalahan Satu Malam..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikromatul Fasila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Saat ini Hanum berangkat seperti biasanya di antar oleh Ayu, Hanum yang telah tiba di hotel merasa seperti ada seseorang yang mengikutinya. Hanum pun menoleh kebelakang untuk memastikan apakah ada seseorang atau tidak dan saat melihat ke belakang Hanum sama sekali tidak melihat apapun.
"Kenapa aku merasa bahwa ada seseorang yang sedang mengawasi aku ya? Atau hanya perasaan ku saja," gumam Hanum sambil melihat kearah setiap sudut tempat dimana Hanum berada.
Sore hari pun telah tiba, saat ini Hanum sedang menunggu ojek untuk dia kembali ke kontrakannya. Saat Hanum tengah duduk santai, tiba-tiba seseorang datang menghampiri Hanum.
"Hai," sapa orang tersebut yang tak lain adalah Edward.
"Kamu lagi? Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya Hanum langsung berdiri karena melihat kedatangan Edward.
"Saya datang ke sini karena saya ingin berbicara dengan kamu. Saya mohon berikan saya waktu sebentar saja untuk berbicara dengan kamu, sungguh saya benar-benar merasa sangat bersalah sama kamu dan saya juga akan menjelaskan tentang kejadian kenapa saya mengunci pintu kamar hotel itu. Tolong, saya hanya ingin berbicara dengan kamu sebentar saja," kata Edward kembali memohon kepada Hanum agar dia mau berbicara dengannya.
"Tidak! Aku tidak mau berbicara tentang kejadian pada malam itu, aku benar-benar tidak ingin mengingat semua kejadian pada malam itu. Aku ingin melupakannya jadi aku mohon jangan membahas tentang kejadian malam itu," jawab Hanum lalu dia pun berjalan meninggalkan Edward akan tetapi Edward menahan tangan Hanum agar dia tidak pergi.
"Tolong, hanya sebentar saja. Saya hanya ingin meminta maaf kepada kamu dan setelah itu saya berjanji tidak akan mengganggu kamu lagi," pinta Edward dengan memohon kepada Hanum.
Melihat bagaimana Edward yang terus memohon kepadanya, akhirnya Hanum pun bersedia untuk berbicara dengan Edward tapi Hanum meminta kepada Edward untuk berbicara di tempat yang ramai.
"Baiklah, tapi aku mau kita berbicara di tempat yang ramai," jawab Hanum akhirnya menyetujui untuk berbicara dengan Edward.
"Tentu saja, mari kita bicara di kafe dekat sini." kata Edward dengan tersenyum bahagia karena akhirnya Hanum mau berbicara dengan dirinya.
Setelah tiba di kafe, Hanum dan juga Edward tampak duduk bersebelahan. Saat itu juga Edward mulai menceritakan tentang masalah yang terjadi saat itu, saat dimana Edward tiba-tiba mengunci pintu kamar hotel dan meninggalkan Hanum juga Steven di dalam.
"Saat itu aku benar-benar sangat bingung dan tanpa memikirkan tentang diri mu, aku memilih kamu untuk menemani Steven malam itu. Maafkan aku karena aku telah membuat hidup mu hancur, katakan padaku apa yang kamu inginkan agar aku bisa menebus semua kesalahanku," kata Edward dengan rasa bersalah dan tulus meminta maaf kepada Hanum.
Hanum hanya diam saat mendengar cerita dari Edward, di sini Edward hanya ingin menolong Steven tapi yang saat ini ada di pikiran Hanum adalah kenapa hanya Edward yang meminta maaf, kemana lelaki yang sebenarnya yang telah menghancurkan masa depan Hanum, kenapa hanya Edward yang datang meminta maaf padanya. Akan tetapi Hanum tidak ingin mempertanyakan lelaki itu karena Hanum juga tidak ingin melihat wajahnya karena saat melihat wajahnya Hanum pasti akan teringat kejadian malam itu.
"Aku sudah memaafkan kamu dan aku sudah menganggap masalah ini selesai jadi tolong jangan ganggu aku lagi. Maaf karena aku masih ada urusan, aku pergi dulu." jawab Hanum lalu dia pun berjalan keluar dari kafe tersebut.
Hanum mengatakan semua itu karena kini dia sudah menerima takdirnya, Hanum sudah menerima semua yang terjadi padanya dan Hanum tidak ingin lagi berurusan dengan orang yang terlibat pada kejadian malam itu. Hanum sudah membuang jauh-jauh kenangan pahit itu karena Hanum tidak ingin terus berlarut dalam kesedihan karena bagi Hanum ada keluarga nya yang saat ini sedang membutuhkan dirinya untuk tetap sehat.
Saat berjalan keluar dari kafe, Hanum tampak meneteskan air matanya mengingat kejadian pada malam itu.
"Sudahlah Hanum, jangan menangis lagi, hapus air mata mu. Jangan terus memikirkan tentang kejadian malam itu, ingat kamu memiliki keluarga yang saat ini sangat membutuhkan kamu jadi lupakan kejadian pada malam itu dan fokus lah pada tujuan awal kamu datang ke kota ini," ucap Hanum dari dalam hati nya dengan menghapus air matanya yang mengalir.
Meskipun Hanum sudah memaafkan dirinya, entah mengapa Edward masih saja merasa bersalah.
Hari demi hari berlalu begitu cepat, sudah 1 bulan lebih setelah pertemuannya dengan Edward, Hanum tidak pernah lagi bertemu dengan Edward dan Edward juga tidak pernah datang untuk menemui Hanum akan tetapi tanpa Hanum ketahui Edward masih terus mengawasi Hanum karena Edward takut terjadi sesuatu kepada Hanum.
Pagi hari telah tiba, seperti biasanya di pagi hari Hanum akan menyiapkan sarapan untuk Hanum dan juga Ayu. Selama tinggal bersama dengan Ayu, Ayu sama sekali tidak pernah menyuruh Hanum untuk membeli makanan meskipun Hanum berinisiatif untuk membeli makanan tapi Ayu selalu menolaknya dan menyuruh Hanum untuk menyimpan uang itu. Hanum yang merasa tidak enak hati kepada Ayu, selalu menyumbangkan tenaganya untuk membersihkan kontrakan tempat mereka tinggal, bahkan Hanum juga selalu memasak makanan untuk mereka berdua dan tidak membiarkan Ayu untuk melakukan nya sebagai ucapan terima kasih Hanum kepada Ayu karena sudah mau menerima dirinya.
Seperti biasa, Hanum tampak terlihat sangat sibuk di dapur tiba-tiba saat membuka bungkus ikan untuk dia masak, Hanum merasa sedikit mual saat mencium baunya.
"Uuweekk," Hanum menutup mulutnya saat dirinya ingin muntah.
"Kenapa aku tiba-tiba merasa mual mencium bau ikan ini," ucap Hanum di dalam hatinya dengan perasaan bingung.
Hanum kembali mengeluarkan ikan itu dari plastik dan benar saja Hanum kembali merasa mual lalu Hanum berjalan menuju ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi di dalam perutnya.
"Uuweekk, Uwwekkk." berkali-kali Hanum memuntahkan isi makanan di dalam perutnya.
Mendengar suara Hanum yang sedang muntah, Ayu yang saat itu berada di luar pun langsung berlari menghampiri Hanum.
"Hanum, kamu kenapa?" tanya Ayu sambil membantu Hanum untuk meredakan rasa mualnya.
Setelah merasa lega, Hanum tampak terdiam dengan tubuh lemas nya setelah mengeluarkan isi makanan di dalam perutnya.
"Hanum, kamu sakit?" tanya Ayu sambil melihat wajah Hanum yang terlihat pucat.
Ayu tampak membantu Hanum untuk berjalan menuju ke kamarnya.
"Kamu tunggu di sini dulu, aku akan menyiapkan sepeda motor dan kita akan pergi ke rumah sakit," kata Ayu dengan raut wajah panik nya saat melihat keadaan Hanum yang pucat.
"Tidak Ayu, aku hanya perlu istirahat saja sebentar lagi juga baikkan kok. Aku tidak mau pergi ke rumah sakit, aku akan meminum obat saja." jawab Hanum meminta Ayu untuk mengambilkan obat untuk dirinya. Setelah minum obat Hanum pun mulai beristirahat.