Dijual sang paman dan di beli oleh mafia kejam.
Yura Milea seorang gadis belasan tahun harus rela mengandung benih pewaris untuk seorang mafia kejam.
Leonard Sebastian Johson, pria kejam itu membutuhkan seorang wanita untuk mengandung benih darinya sesuai permintaan Daddynya yang menderita penyakit akut.
Meski Yura bukanlah type ideal baginya pernikahan itu pun harus di laksanakan.
Bagaimana nasib Yura ketika di rahimnya tumbuh benih sang pewaris, sedangkan ia begitu membenci Leonard Sebastian yang selalu menghina dan merendahkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jijik
Yura berjalan lunglai menuju kamarnya. Baru saja ia dan Leon resmi menjadi suami istri.
Yura masih mengenakan gaun pengantin putih dengan penutup veil yang menutupi wajahnya.
Sementara Leon tampak tampan dengan setelan jas putihnya.
Kedua pasangan pengantin tersebut tak terlihat bahagia sedikitpun.
Bahkan setelah melakukan upacara pemberkatan pernikahan keduanya pulang dengan dua mobil yang berbeda.
Bahkan tuan Melky sendiri merasakan ada yang tidak beres dengan pernikahan putranya tersebut.
Leon turun dari mobil dan membantu Daddynya untuk duduk di kursi rodanya.
" Ayo daddy aku antar daddy ke kamar mu," ucap Leon pada Melky ketika melewati koridor yang ada di masion nya.
Selama melakukan prosesi pernikahan, tak sekalipun Leon melihat wajah wanita yang sudah dinikahi tersebut.
"Leon, daddy ingin pulang kembali ke Villa," ucap Melky dengan lirih karena volume suaranya memang tak bisa lebih besar lagi.
" Pulang? Tapi Dady baru semalam tinggal disini. Ayolah daddy. Tinggal lah bersama ku, akan ku penuhi kebutuhan daddy selama berada di rumah ini ," bujuk Leon.
" Tidak, di sini aku tak bisa tidur dengan tenang. Aku minta sopirku saja yang mengantarku pulang."
Leon semakin tak mengerti tentang ayah kandungnya tersebut. Padahal ia sudah menuruti keinginan Daddy untuk menikah.Namun tetap saja sang daddy tak mau tinggal bersamanya.
" Tidak daddy , baiklah jika daddy menginginkannya aku yang akan mengantar daddy."
Karena keputusan tuan Melky sepertinya tak bisa diganggu gugat, Leon terpaksa mengantarkan Daddynya untuk pulang kembali ke Villa sederhana milik kedua orang tuan Melky.
***
Sesampainya di kamarnya Yura berniat segera melepaskan gaun pengantin yang ia kenakan, sebelum itu ia melihat wajahnya di depan cermin kemudian membuka kain veil yang menutupi wajah sendunya.
Semua terasa biasa saja, hari pernikahan yang biasanya menjadi hari bahagia bagi seorang insan, karena di titik itulah lembaran baru akan dimulai dalam hidupnya. Namun, tidak bagi Yura. Pernikahan ini memang memaksanya untuk membuka lembaran baru di hidupnya, yakni lembaran- embaran hitam berselimut duka.
Yura menatap wajahnya yang begitu sendu dengan lingkaran mata hitam dan kelopak mata yang sembab karena terlalu sering menangis
Sebenarnya gadis sepertinya selalu memimpikan pernikahan hangat.
Dimana pernikahan itu didasari oleh perasaan cinta dan kasih sayang, tapi semua mimpi itu kini sudah musnah sejak hari ini.
Yura memang tak pernah lagi merasakan kasih sayang setelah kedua orang tuanya meninggal beberapa tahun yang lalu.
Kini Yura duduk mematung di depan cermin rias merenungi nasibnya yang malang.
Yura tak punya daya untuk menolak semua ini, ia memang tak punya apa-apa. Jangankan kekuatan untuk melawan, air mata saja habis tak tersisa. Yura duduk termenung dengan pasrah sambil menduga-duga apa yang akan terjadi selanjutnya.
Setelah beberapa saat duduk termenung dengan lamunan hampanya. Yura bergegas melepas gaun pengantin dan segala atribut yang ia kenakan saat itu.
Setelah selesai, Yura memutuskan untuk tidur secepatnya,ia tak pernah berharap sang suami datang menghampirinya dan melakukan ritual malam pertama bersamanya.
Yura langsung tertidur karena merasa begitu lelah, ia berharap setidaknya dalam mimpi ia bisa merasakan bahagia.
***
Tuan Leon menscroll beberapa artikel tentang kehamilan. Ia mencari kata kunci 'Bagaimana cara seorang wanita hamil tanpa melalui hubungan seksual.'
Ia melakukan itu karena ia tak berselera sama sekali pada Yura, gadis yang ia beli dan kini sudah resmi menjadi istrinya.
Ia hanya menginginkan keturunan dari gadis tersebut.
Leon menemukan beberapa artikel terkait, dan salah satu metode untuk wanita menjadi hamil adalah dengan cara inseminasi atau bayi tabung.
Setelah membaca artikel tersebut, ia meminta sang asisten untuk mencarikan dokter kandungan yang terbaik yang ada di kota itu.
***
Sudah dua hari Yura menjadi pengantin, kini di rumah mewah tersebut dirinya dihormati bagaikan seorang ratu.
Semua pelayan menunduk hormat dan memanggil dengan panggilan hormat.
Ia tak pernah bertemu dengan Leon sejak mereka menikah dan itu terjadi dua hari yang lalu.
Begitupun Leon, ia tak pernah melihat wajah istrinya itu secara langsung. Terakhir kali ia melihat Yura ketika gadis itu meringkuk di ruang kerjanya dengan wajah yang buruk dan aroma tubuh yang tak sedap.
Leon terbiasa mencium wewangian dari aroma parfum termahal di dunia, wajar saja, jika ia tak bisa mencium bau tubuh manusia ketika berkeringat dan itu sudah membuatnya jijik untuk menyentuh Yura.
***
Yura sedang menikmati sarapan pagi dengan segelas susu dan roti gandum utuh serta beberapa selai yang tersedia di atas meja.
Semua pelayanan istimewa dari para pelayan, sudah didapatkan olehnya sejak hari pertama ia menginjakkan kaki di rumah ini.
" Sumi !" Teriakan dari seorang pria terdengar begitu lantang dari tempat Yura duduk.
Siapa lagi yang bisa bersikap semena-mena di rumah itu kecuali Tuan Leon yang terhormat.
" Ada apa Tuan ? " tanya Sumi yang buru-buru menghampirinya.
" Dimana gadis kumuh itu ? " tanya Leon sambil bercekak pinggang.
" Maksudnya Nyonya Yura,Tuan ? "
Sumi tak mengerti kenapa tuannya itu masih menghina gadis yang nyatanya sudah menjadi istrinya.
" Aku tak perduli siapa namanya."
" Nyonya sedang sarapan Tuan."
Mendengar namanya disebut, Yura segera menenggak habis minumannya.
Jantungnya berdetak kencang, bahkan mendengar suara Leon saja sudah membuatnya merinding.
" Siapkan gadis kumuh itu, aku ada perlu dengannya," ucap Leon dengan nada angkuhnya. Masih juga ia belum berhenti mengatai Yura sebagai gadis kumuh, bukankah Yura lah yang akan mengandung pewaris untuknya.
" Baik Tuan."
Sumi menunduk hormat kemudian kembali menuju meja makan untuk menghampiri Yura.
" Nyonya, tuan meminta saya untuk mempersiapkan anda, karena sebentar lagi Anda akan ikut dengannya," tutur Sumi dengan hormat.
" Iya Bi. "
Yura mengikuti kemana Sumi membawanya dan ternyata mereka kembali ke kamar Yura.
Sumi membuka lemari pakaian kemudian kembali menghampiri Yura.
" Gunakan gaun ini Nyonya," ucap Sumi sambil menyerahkan mini dress berwarna biru dongker.
Yura melepaskan kemejanya yang ia kenakan ketika itu di depan Sumi, Sumi sudah biasa melihat tubuh gadis itu karena selama tinggal di sana Sumilah yang memakai kan ulur dan memakaikan hand and body untuk Yura.
Setelah dress terpasang barulah Yura melepas celana navy-nya.
Sumi sedikit miris melihat tubuh Yura yang begitu kecil, meskipun tinggi Yura cukup proposional untuk gadis seusianya.
Yura kemudian di rias ala kadarnya. Belum genap dua minggu Yura tinggal di rumah itu, sudah banyak perubahan pada dirinya.
Wajahnya dan kulit tubuhnya sudah lebih cerah.
Setelah siap, Yura dibawa oleh Sumi untuk menemui Leon di ruang kerjanya.
Leon saat itu tengah menelpon seseorang. Kedatangan Sumi dan Yura membuatnya melirik ke arah pintu.
Leon sedikit syok melihat perubahan pada wajah Yura.
" Baiklah nanti kita bicarakan lagi. Saat ini aku ada urusan."
Leon memutus sambungan teleponnya, kemudian menatap ke arah Yura beberapa saat.
' Ehm, dia cukup cantik juga, tapi tetap saja bukan selera ku,' batin Leon ketika melihat Yura yang tiba dengan dress mini selutut dengan bagian leher menyerupai huruf V tersebut.
Leon beranjak dari kursi kebesaran kemudian berjalan menghampiri Yura.
"Ayo ikut aku !"
Yura mengikuti kemana arah Leon pergi, ia pun masuk mobil yang sama dengan Leon.
Di dalam mobil keduanya hanya diam, mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
Yura menatap ke arah luar jendela, melihat pemandangan yang di lewatinya.
Begitupun dengan Leon yang sibuk dengan notebook-nya.
Mereka tiba di sebuah ruang praktek dokter kandungan.
" Selamat pagi dokter," ucap Leon.
" Pagi Tuan."
Dokter wanita itu melirik ke arah Yura yang hanya menunduk dengan wajah yang sendu.
" Silahkan duduk Tuan, ada yang bisa saya bantu ? "
" Saya ingin melakukan inseminasi atau bayi tabung, atau apa saja yang penting dia, eh maksud saya istri saya bisa mengandung." Leon buru-buru mengkoreksi ucapannya.
Sebenarnya dokter sudah mendengar keinginan Leon tersebut melalui asisten pribadinya. Jadi tanpa perlu menjelaskan panjang lebar dokter sudah mengerti.
" Baiklah kalau begitu saya periksa istri anda," ucap dokter tersebut.
Ia pun menuntun Yura menuju sebuah ruangan.
Sekitar sepuluh menit dokter itu kembali bersama Yura yang tampak semakin sedih.
"Maaf Tuan, istri anda masih suci. Lagi pula dia masih sangat muda sekali. Program bayi tabung sendiri memang memungkinkan untuk memiliki anak tanpa melalui hubungan seksual. Namun setidaknya wanita yang melakukan hal tersebut harus pernah melakukan hubungan intim dengan suaminya terlebih dahulu," papar dokter.
" Saya sarankan, anda untuk melakukan hubungan suami istri dahulu, mungkin saja setelah sekali atau beberapa kali berhubungan, istri anda bisa hamil," imbuh dokter tersebut.
Leon memperbesar pupil matanya mendengar penuturan dari dokter.
' Apa ?! aku harus berhubungan terlebih dahulu dengannya?! ' batin Leon sambil melirik ke arah Yura.
Sementara Yura menggenggam ujung dress-nya dengan tangan yang gemetar.
Bersambung dulu gengs, tunggu up author selanjutnya ya.
sambil nunggu author up ada rencana novel keren untuk kalian nih. check this out