Karina tak pernah menyangka liburan mewahnya di kapal pesiar akan mengubah hidupnya selamanya. Malam yang diawali dengan angin laut yang menenangkan berubah menjadi malam penuh gairah bersama seorang pria misterius bernama Demian.
pertemuan pertemuan tidak sengaja membuatnya semakin tenggelam dalam gelombang gairah yang tidak bisa padam.
Namun, semuanya berubah menjadi rumit ketika pria itu terus mengejarnya padahal pria itu tahu bawa dirinya telah menikah.
Lebih mengejutkan lagi Demian adalah seorang mafia yang berkedok sebagai pengusaha sukses.
Kehidupan Karina semakin jungkir balik saat
Demian terus mengejar Karina, dan pria itu tahu rahasia besar dibalik pernikahan Karina dan Malvin yang selama ini di sembunyikan dari banyak orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
Karina terbangun, ia merasa ada tangan yang memeluk tubuh nya erat dari belakang, jantungnya berdebar dan segera ia menoleh ke belakang, disana ada Demian yang masih tertidur dengan wajah damai.
Seketika perasaan takut menghantui Karina, ia berusaha untuk melepas tangan Demian yang membelit tubuhnya.
"mau kemana baby?" bisik Demian dengan suara serak membuat tubuh Karina membeku.
"Demian.,. Ini salah" bisik Karina menggigit bibirnya mengingat apa yang semalam ia dan Demian lakukan.
"siapa perduli?, aku tidak perduli sayang, satu yang aku tahu kau juga menginginkan itu" bisik Demian semakin menempelkan tubuh polos mereka dibalik selimut tebal berwarna hitam itu.
ucapan Demian membuat Karina termenung, apa yang Demian ucapkan adalah benar, malam panas itu tidak akan terjadi lagi jika dirinya menolak, namun aoa yang terjadi semalam, tubuhnya sangat mendambakan dan menginginkan Demian untuk memuaskan hasratnya.
Demian tersenyum menyadari tengah terjadi perang batin yang saat ini menyerang Karina.
"aku sudah menikah, dan memiliki suami" bisik Karina dengan sangat dilema.
"aku tahu, kau sudah mengatakanya berulang ulang" balas Demian mengecupi pundak polos Karina.
Karina menahan leguhan saat bibir panas Daniel bergerak ke tengkuknya, mengecupi, menyesap dengan kuat tengkuknya membuat apa yang ia ingin katakan seketika hilang di ganti dengan gairah yang kembali naik akibat godaan Demian tak henti.
"Demm,.,. Hhh
"yes baby" balas Demian tanganya meremas dada Karina membuat wanita itu memejamkan mata.
Demian merasa tak akan puas dengan tubuh Karina, setelah malam panas di kapal pesiar itu, Demian beberapa kali bertemu wanita yang mencoba menggodanya namun mereka semua berakhir gigit jari, Demian tidak tertarik, malah pikiranya melayang mengingat malam panasnya dengan Karina, ada sesuatu di wanita itu yang membuatnya tidak bisa berpaling dan lupa begitu saja.
"aku menginginkanmu lagi honey" bisik Demian kembali menindih tubuh Karina, ia kembali menyatukan bibir mereka, tautan bibir keduanya semakin dalam, membuat karina lupa akan status siapa dirinya saat ini.
pagi itu mereka melakukanya lagi, peluh dan keringat kembali membanjiri tubuh mereka, Karina merasa melayang menikmati bagaiman cara Demian membuat dirinya puas.
Nafas keduanya tersengal saat pertarungan hasrat antara mereka berhenti, Demian mengusap peluh yang membanjiri wajah Karina, ia menatap wajah itu dengan sangat dalam.
"cantik" gunam Demian membuat pipi Karina bersemu merah.
"aku tidak tahu ini apa Demian, aku sudah mejelaskan siapa diriku, aku harap hubungan ini hubungan saling memuaskan saja, tidak lebih" ucap Karina setelah berperang dengan pikiranya sendiri.
Demian bergunam sambil mengangguk kecil, ia kembali menatap wajah Karina, entahlah ada sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan, yang pasti, ia tidak bisa melupakan Karina begitu saja.
"aku akan menyuruh pelayan membawa makanan untukmu" bisik Demian beranjak pergi.
"tunggu, apa ini mansionmu?" tanya Karina menyadari akan dimana sekarang dirinya berada.
"ya, ini tempat tinggalku" jawab demian.
"kau dan Alex saudara? Tanya Karina.
"tidak, Alex ,sean, dan Daniel mereka sahabatku, hanya saja mereka menganggap nenekku seperti nenek mereka" jaaab Demian.
"bersih bersihlah dahulu" ucap Demian beranjak pergi meninggalkan Karina sendiri.
karina menutup wajahnya, ia bimbang dan Dilema, ia merasa bersalah telah menghianati keluarga kecilnya, namun disisi lain ia juga tudak bisa mengambaikan kenikmatan yang Demian beri, pria itu memberikan surga dunia yang tidak hisa Malvin berikan.
Demian mengambil air putih didapur, kehadiran Demian mengejutkan para payan terlebih pria itu hanya mengenakan celana panjang saja memperlihatkan perut seksinya.
"apa mereka sudah pergi? Tanya Demian.
"tuan Daniel dan tuan Alex baru saja pergi, sementara tuan Sean masih dikamar sepertinya masih tidur" jaaab sang pelayan, Demian mengangguk mengerti.
"siapkan makanan sekarang" ucap Demian.
"baik tuan" jawab para pelayan tersebut.
Setelah menyuruh pelayan untuk menyiapkan sarapan, Demian melangkah kakinya menuju kamar sang nenek namun wanita tua itu tidak berada dikamar membuat Demian berdecak kesal.
"kemana wanita tua itu" gunam Demian.
Crisa wanita tua itu saat ini tengah merawat tanaman bunga peliharaanya.
"bukankah oma mendengar apa kata dokter semalam?" tanya Demian, pria itu tetap menunjukan ekspresi tenang dan dingin.
"oma hanya sedang menata tanaman ini saja" jawab crisa membuat Demian mendengus.
"oma bisakah oma mendengarkan saran dari dokter semalam, jangan membuatku khawatir lagi" ujar Demian dengan frustasi.
"baiklah oma berhenti, ayo masuk kedalam" ucap Crisa mengalah pada Demian.
Demian mendengus dan berjalan kembali ke dalam, mata Crisa memincing tajam melihat punggung Demian terdapat beberapa bekas cakaran baru.
ia menggelengkan kepala melihat kebiasaan buruk sang cucu yang belum hilang dengan terus bermain wanita.
Crisa semakin heran melihat Demian masuk ke salah satu kamar yang bukan kamar Demian dengan membaaa nampan berisi makanan.
"apa jangan jangan dia mebawa jalang ke rumah ini, berani sekali dia" geram Crisa bersiap untuk melabrak Demian.
"oma, apa yang sedang oma lakukan?" tanya Sean dengan wajah kantuknya khas bangun tidur
"diamlah oma akan melabrak Demian, diam diam dia membawa jalang kerumah ini, berani sekali dia" geram Crisa membuat Sean bingung.
"jalang.,.?, oma salah lihat mungkin" ucap Sean ia yakin di dalam masih ada Karina ,karna semalam saat Demian mengatakan akan mengantar Karina, ia tidak mendengar suara mobil melaju pergi.
"tapi.,.
"apa oma sudah minum obat?, ayo sekarang Sean temani oma minum obat, jangan sampai Demian mengetahui itu dan mengamuk" ucap Sean saat Crisa menggeleng sebagai jawaban.
Didalam kamar Karina duduk terpaku, ia tahu seharusnya ia pergi namun sesuatu membuatnya sulit melangkah.
Demian masuk kedalam kamar sambil membaaa nampan makanan.
"makanlah" ucap Demian meletakan nampan tersebut di nakas.
"Demian, aku tidak bisa, kita tidak seharusnya seperti ini" ucap Karina dengan nada frustasi dan tertekan.
Demian menatap Karina dalam diam.
"aku tidak akan memaksamu, tapi kau tahu kau selalu punya pilihan"
Ucapan Demian membuat Karina terdiam, memang dirinya yang bisa mengambil keputusan, tapi apakah dirinya memiliki keberanian untuk mengambil keputusan yang mungkin akan banyak yang menentang keputusannya.