Di jadikan istri kedua karena dendam, lalu apakah akan ada cinta yang menolongnya? Namun, sepertinya dendam Raka tidak berlaku bagi Krystal yang super tangguh dan genius.
Krystal di nikahi oleh suami Viona yaitu sahabat terbaiknya, tak mau terus menjadi istri ke dua, ia membuat kesepakatan bersama Raka suami tiraninya untuk di lepaskan setelah melahirkan.
Tak bisa di ganggu gugat, dan begitulah pilihan yang Krystal mantapkan untuk lari dari pernikahan yang perlahan menyesakkan dadanya.
Putri yang baru saja di lahirkan dia tinggal dengan nanar. Tiga bulan menyusui putrinya secara diam-diam sebelum akhirnya Krystal benar-benar pergi meninggalkan tanah air.
Bulan ke empat ia memiliki ASI, justru di berikan pada putra malang milik CEO tampan barunya, tempat di mana dia bekerja.
Enam tahun lamanya ia bisa bernapas lega bersama Hyun Ki di Korea sana, merawat Joon anak angkatnya.
Lalu bagaimana dengan nasib putri yang dia tinggalkan bersama suami dan istri pertama suami nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Flashback
Sepuluh hari sebelum Viona Rosma koma.
"Apa Ka!"
Dalam ruangan formal ber_dominasi warna hitam, kaca-kaca transparan mengelilingi seluruh bangunan mewah itu.
Laptop terbuka, telepon kabel, dan beberapa gadget mahal teronggok di atas meja kerja.
Viona meloloskan tatapan tajam ke arah pria dengan pekikan suara yang begitu menyayat hati, baru saja dia mengusir sekertaris suaminya yang di duga selingkuhan dari CEO tampan pemilik ruangan ini.
"Kamu bilang selingkuh mu punya alasan?" Tambah Viona lalu melangkah satu kali ke depan masih dengan tatapan yang menusuk pada pria itu.
"Yah Yank, aku menikahi Agnie hanya untuk mendapatkan keturunan saja, kamu tahu sendiri aku butuh penerus, sedang kamu anovulasi. Hanya dengan cara ini saja aku bisa memiliki keturunan." Raka juga melangkah maju meraih lengan isterinya.
Saat ini laki-laki itu tengah membujuk perempuan tersayangnya agar merestui pernikahan keduanya bersama sang sekertaris.
"Kalau begitu ceraikan aku!" Viona berucap ketus seraya menampik tangan suaminya cepat.
"Viona!" Raka terhenyak mendengar perintah dari bibir isteri tercinta, tiada pernah sekalipun terpikir bercerai dari wanita yang sangat dia cintai.
"Cerai katamu? Gila kamu hah? Sampai kapan pun aku tidak akan pernah menceraikan mu! Kamu tahu aku sangat mencintaimu!"
"Bohong!" Sergah Viona memangkas ucapan suaminya "Buktinya kamu menduakan ku! Kau menyetubuhi wanita lain, kau, ...."
Viona tak mampu melanjutkan kata-katanya, berat sekali mengucapkan satu kata pun saat ini, dia tergagu, sungguh bibir terasa kelu, hanya air mata yang menetes tiada henti mengaliri pipi. Suami yang terus memproklamirkan kata cinta, kenyataannya mampu mengkhianati dirinya.
"Maaf, tapi aku berbuat seperti ini karena, ...."
"Anak?" Viona memangkas ucapan suaminya lagi, masih dengan nada dan tatapan menceku, dia anggukan kepalanya cepat "Yah, maka lakukanlah sesuai dengan mau mu, Raka!" Dia lantas melangkah keluar ruangan dengan masih mengemban tangisan kecewanya.
Di duakan, siapa yang rela meskipun alasannya mungkin masuk akal, lalu kemana janji-janji yang selama ini Raka ucap? Saat dia bilang aku mencintaimu dari cantik mu hingga kurang mu selamanya Viona.
"Bulsyiittt!!" Umpat serapah wanita itu setelah menghentakkan pintu sekeras mungkin dan membuat Raka terkejut.
"Maaf." Lirih Raka.
Lelaki itu kembali duduk di kursi kebesarannya, kursi tinggi turunan dari generasi sebelumnya, keluarga Raka memang sudah tajir melintir dari zaman ke zaman.
Digit angka yang bertengger di rekeningnya bahkan sudah tak terhingga. Sangat kaya.
Bisnis properti dan beberapa perusahaan lainnya yang mereka namai Xmeria group hampir semua orang mengenalnya.
Diantara perusahaan yang sampai membuka pabrik anakan di luar negeri adalah perseroan terbatas yang memproduksi elektronik dan berhasil merajai pasar.
Dreeetttt dreeetttt, setelah cukup lama terdiam, gawai tipis di atas meja meminta perhatian, segera laki-laki itu menggeser tombol hijau, menerima panggilan.
Kebetulan nomor yang memanggilnya adalah salah satu pengawal isteri tercintanya, Raka tak pernah mengacuhkan kabar terkini Viona.
"Halo Mark!" Jawabnya tegas.
📞 "Tuan! Gawat Tuan, Nyonya di culik!"
"Apa!" Raka berdiri dengan seruan suara yang memekik "Gob Lok!" Bentaknya melotot.
📞 "Tapi kami masih mengejar mobilnya Tuan!"
"Pantau mobil itu dan kirim alamatnya!"
Gegas Raka berjalan bahkan setengahnya berlari keluar dari ruangan tersebut kemudian beberapa antek-antek dengan otomatis mengiringi langkahnya.
"Hubungi Andre, suruh dia menyusul ku!" Di sela larinya laki-laki itu berseru dan satu pria di belakang menjalankan perintahnya.
Sebagai penguasa mendengar kata culik menculik sudah tidak asing lagi baginya. Pasti ada beberapa pesaing bisnis yang mengincar jatuh nya laki-laki itu.
Mungkin salah satunya dengan cara menyakiti keluarganya, itulah alasan mengapa Raka selalu menempatkan beberapa antek-antek di sekitar Viona.
Namun sepertinya kali ini orang-orangnya sudah melakukan kesalahan fatal dan hukumannya sudah pasti tidak main-main.
Tiba di luar, satu buah mobil BMW yang terbuka pintunya menyambut kedatangan, segera Raka masuk dan duduk di kursi kendaraan mewah tersebut.
"Jalan cepat!" Titahnya.
Mobil sport merah itu pun melaju sangat cepat menuju lokasi yang di kirim oleh Mark.
Jika ada kabar yang tak sedap, secepat kilat berita itu menyebar ke seluruh jaringan sistem orang-orang Raka maka dengan cepat pula semua pegawai bisa mengambil langkah tanpa bertanya apa masalah nya.
"Di jembatan penyeberangan Tuan?" Sang sopir memastikan sambil melirik sekilas pada Raka.
"Yah, segera, tambah lagi kecepatan nya!" Pungkas Raka gusar, lihat saja nanti jika sampai batang hidung dari orang yang berusaha menculik isterinya tertangkap, sudah bisa di pastikan selesai di tempat mereka.
Lima belas menit berselang.
Satu buah mobil teronggok di tengah-tengah jembatan penyeberangan yang cukup sepi bahkan tak satu pun kendaraan yang melintas.
Sepertinya itu memang mobil yang Mark sebut-sebut sebagai penculik isterinya, tapi anehnya kenapa harus berhenti di sana? Kenapa tidak bersembunyi lebih jauh lagi saja?
Raka turun dari mobil miliknya, berjalan mendekati mobil berjenis MPV dengan warna putih yang sepertinya tak lagi asing baginya.
"Bukannya ini mobil Krystal?" Gumamnya lalu membuka pintu mobil bagian depan yang tidak terkunci.
"Viona!!!" Pekikan yang sangat keras menggema di udara, mendapati istrinya mengalami beberapa luka tusukan.
Bukan hanya di perut saja, bahkan kepalanya pun bersimbah darah, seperti terkena benturan yang cukup keras.
Lalu apa ini? Seorang gadis berkacamata tebal duduk di jok kemudi memegangi benda tajam itu? Krystal, nama gadis yang memegangi pisau tersebut.
"Kau apakan istri ku?" Lirih Raka lemas. Gegas Raka memeriksa denyut nadi juga napas Viona yang masih berembus kecil. Syukurlah masih hidup.
Krystal gugup "Raka, maaf kan aku, aku, ...."
Raka beralih menatap Krystal "Jadi kau mencoba membunuh istri ku? Kau yang ingin membuat istri ku tewas!" Berang nya melotot.
Raka hentakkan cekikan pada leher jenjang gadis itu tanpa rasa iba. Tatapan matanya sangat tajam hingga mampu menembus jantung Krystal.
"Le-lepas Raka." Krystal kesulitan bernapas, sungguh cekikan Raka tidak main-main hingga melotot iris indah milik Krystal, begitu ketakutan.
Dari belakang seorang pria menarik tubuh Raka hingga Krystal berhasil terlepas dari cekikan mematikan laki-laki itu.
"Aaaaaggh!! Lepas!! Sundal itu mencoba membunuh istri ku! Biar aku membunuh nya!" Raka meracau saat menyadari Krystal berhasil bernapas kembali.
Terbatuk-batuk Krystal turun dari mobil berusaha menghindari kemarahan Raka, laki-laki tampan yang dahulu pernah ia kagumi.
"Apa kamu sudah gila Raka! Kamu bisa masuk penjara! Bagaimana dengan reputasi mu nanti!"
Setelah berhasil menolong Krystal, pria gagah yang menghentikan aksi kejam Raka menasehati. Andre baru saja tiba di lokasi kejadian.
"Lebih baik kita segera urus Nyonya Viona, kasihan dia." Usul Andre dengan wajah kalutnya.
"Huaaaarrggghhh!!" Mengusung semburat kemurkaan, Raka menampik rangkulan tangan Andre.
Dia lantas kembali memasuki mobil milik Krystal, menggendong tubuh Viona dan membawanya ke mobil mewahnya. Air mata penyesalan tiada terhingga menyirami pipi lembut nan jernih laki-laki itu.
"Kita ke rumah sakit sekarang!" Teriak Raka memerintah.
Andre dan antek-antek lainnya siaga.
Sesak yang Raka rasakan melihat istri tercintanya tak berkutik secuil pun. Sepertinya benturan di kepala Viona yang membuat wanita itu pingsan.
Raka menyesal. Pagi tadi Viona sempat memergoki dirinya berciuman panas di dalam ruangannya hingga saat Viona meninggalkan kantor masih dengan wajah kecewa, tiada senyuman manis yang biasa tersungging di bibir sensualnya.
...Bersambung.......
#
#