Ayra Khansa Adiba Dokter muda yang menjadi korban ke egoisan ke dua orang tuanya, ia hidup sendiri di ibu kota.
ia tak tau kemana ibunya pergi, sedangkan ayahnya sudah hidup bahagia dengan keluarga barunya.
Ayahnya memang bertanggung jawab atas pendidikan dan kehidupan Ayra, namun itu semua tidak di sukai oleh Ibu sambung dan saudara tirinya.
Yang membuat Ayra geram dan jengkel, dan Ayra bertekad untuk mengembalikan, semua uang ayahnya yang di keluarkan untuk membiayai kuliahnya.
Namun satu hal terjadi karena ulah kakak tirinya,yang membuat hidup Ayra berubah,apakah hidup Ayra berubah lebih apa atau malah memburuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DCMGA 15
Sedang di dalam IGD, Nyai Siti sedang berbincang kepada Ayra di temani juga oleh Zahira.
" nak jiddah mohon, tolong terima Al ya nak, undangan sudah di sebar atas nama Al" ucap Nyai Siti dengan nada yang sangat lemah.
Ayra tampak diam, di satu sisi ia masih ingin memperjuangkan sang kekasih, tapi di sisi lain keluarga Zahira sudah membantu banyak dalam hidupnya.
" bolehkah saya meminta waktu untuk berfikir?" tanya Ayra menatap lengkat ke arah Nyai Siti.
"boleh nak... tapi waktunya tinggal satu minggu, tolong segera beri jawabannya ya... kami mohon demi nama baik keluarga kami" sahut Nyai Siti.
"Ra... gue mohon kalau bisa jawabannya iya.. kasian jiddah sama umma Ra" ujar Zahira memeluk sahabatnya tersebut.
" gue coba Istikhoroh dulu ya Ra... gue enggak janji, karena prinsip gue nikah cukup sekali seumur hidup" jawab Ayra.
" ndak papa nak.. silahkan kamu Istikhoroh dulu, kami tunggu jawaban baik kamu" ucap Umma Annisa dari balik tirai.
Ayra hanya mengangukan kepalanya, kemudian ia melirik jam,saatnya ia buka praktik.
" Maaf Nyai, Umma ,Ra Ayra harus kembali ke rungan, karena sudah di tunggu pasien " ujar Ayra.
" Iya nak....,jangan terlalu capek ya" ujar Umma Annisa.
" Iya umma kalau begitu Ayra pamit, Bu Nyai sebaiknya jangan terlalu memikirkan hal ini, Insya Allah pasti semua ada jalannya, istirahat nggeh bu nyai, saya pamit dulu,Ra gue pamit ya... , Assalamualaikum " Pamit Ayra kemudian meninggalkan IGD setelah salim kepada Nyai Siti dan Umma Annisa.
" Waalaikumsalam "
Ayra keluar dari ruangan,saat keluar ia masih melihat Ayah, ibu tirinya dan juga kakak tirinya masih di depan IGD.
Ayra tak memperdulikan mereka, ia ingin kembali ke ruangnya, namun saat ingin beranjak Naura menghampirinya dan..
plakkkk.....
Suara tamparan itu berbunyi nyaring di lorong tersebut, Alfarezeel dan Kiyai Idris yang masih berada di sana, tertuju pada suara tersebut.
"puasss kamu ngerebut calon suami aku" teriak Naura seperti tidak punya malu.
Ayra memegang pipinya yang terasa panas,kemudian ia membalas tamparan Naura.
plakkkkk....
Kemudian ia pergi meninggalkan Naura begitu saja, Suster yang berada di sana mulai berbisik.
" bukannya dokter Ayra masih sama Dokter Lucas yaa?"
" siapa yang di maksud sama cewek itu ya? "
" jadi selama ini Dokter Ayra selingkuh?"
Berbagai pertanyaan muncul dari para suster dan Dokter yang berada disana.
Alfarezeel melihat Ayra berlari ke arah lift, namun ia hanya diam, sedang kiyai Idris tampak memperhatikan gerak gerik cucu pertamanya tersebut.
" liat dari matanya, penuh dengan luka, dia terlalu berharga untuk di sia siakan Al, bimbing dia untuk ke jalan yang lebih baik lagi, jangan sakiti dia" Kiyai Idris menepuk pundak sang cucu pelan .
" Apa Abah yakin dia jodoh Al?" tanya Alfarezeel.
Kiyai Idris tersenyum kemudian merangkul pundak sang cucu " jodoh, maut tidak ada yang tau Al, tapi Abah yakin kamu yang terbaik untuknya, bahkan sebaliknya, tolong bantu dia untuk sembuh dari luka yang telah di torehkan oleh orang- orang terdekatnya"
Sedangkan di ruangan IGD Nyai Siti tampak sedang di nasihati oleh sang cucu yang terkenal dengan ke bawelaamya.
" Jiddah kok gitu sih? kasian Ayra tau engga? pasti dia juga merasa bersalah, padahal dia enggak tau apa-apa" omel Zahira ketika mengetahui semua ini adalah rencana jiddahnya.
" Bukankah itu membuat Ayra menerima Kakakmu" sahut Nyai Siti.
" Jiddah, Zahira juga sebenarnya pengen Ayra nikah sama kakak Al, tapi kalau begini ia pasti mikir, hanya untuk balas budi dan melanjutkan hidup, apalagi kakak Al orangnya flat, gamon, Hira yakin bukannya bahagia Ayra malah makin tertekan" sahur Zahira kembali.
" sabar sayang" Umma Annisa mencoba menenangkan Sang putri.
"Ya makanya kita bantu supaya merek jatuh cinta dong Hiraa" sahut Nyai Siti.
" terserah jiddah kalau gitu, tapi kalau Ayra enggak bahagia, aku adalah orang pertama yang akan menyuruhnya cerai dengan kakak Al"
" huss kalau ngomong jangan gitu, ngomong adalah doa, ngomong yang baik- baik" timpa Umma Annisa
" yaa karena aku tau kakak Al gimana orangnya dan Ayra gimana orangnya" sahut Zahira.
Sedangkan di rungan Ayra tampak sedang memeriksa pasien, hari ini tidak lumayan ramai, pikirannya terbagi antara pasien dan permintaan Nyai Siti.
"Gue punya banyak utang ke keluarga mereka,tapi gimana denan Lucas, bahkan sampai sekarang kit juga belom mendapatkan restu dari keluarga lucas" gumam Ayra dalam hatinya.
Tiba- tiba saja pintu di buka dengan sedikit kasar oleh seseorang yakni kakak tiri dan juga ibu tirinya masuk kedalam ruangnya seperti preman.
" Maaf Dok, ibu ini paksa masuk, padahal beliau antrian terakhir, dan masih ada dua antrian lagi" ucap Seorang Suster yang menjadi membantunya hari ini.
Ayra menghempuskan nafasnya berat, seakan ia lelah dengan kelakuan sodara tirinya tersebut.
" Baik us biarkan, dan bilang ke pasien yang lain, nanti saya akan memberi kompensasi, atau jika tidak ada yang berkenan tolong alihkan ke Dokter Azra terlebih dahulu yaa us, saya nanti konfirmasi ke Dokter Azra" jawab Ayra.
" baik dok"
" terima kasih Sus"
Pintu di tutup, Ayra memandang dua orang yang duduk di hadapanya yang memasang wajah angkuh mereka.
" mau apa kalian?" tanya Ayra.
" aku mau gugurin bayi ini sekarang juga" ucap Naura tampak tidak ada keraguan.
" Maaf tidak bisa,karena itu tindakan kriminal" jawab Ayra dingin.
" Lakukan atau jika tidak aku akan menghancurkan karir mu" kini ibu tirinya yang membuka suara.
Ayra hanya menggelengkan pelan kepalanya, yang ia tahu tadi janin milik Naura sehat dan berkembang sesuai usianya, ia tau dari Zahira.
" oh atau memang kamu sengaja tidak mau,karena kamu mau merebut Gus Al dari aku" ujar Naura kemudian mencengkam tangan Ayra dengan sekuat tenaga.
Ayra memberontak hingga tangannya terlepas dari cengkraman Naura.
"kenapa jadi anda yang nuduh saya, bukannya anda yang membuat kesalahan hingga akhirnya saya terlibat dalam masalah kalian"
Umi Yasmin kemudian berdiri dan menjambak rambut Ayra dengan kencang.
"dengar kamu itu sama saja kayak ibumu, jal*ng,perebut milik orang lain" gumam Umi Yasmin kemudian melepaskan jambakannya dan mendorong Ayra hingga kepalanya terbentur ke meja.
Dakkk.
Suara itu nyaring terdengar di ruangan Ayra,Ayra memegang kepalanya sedikit pusing, ia masih punya sopan santun,tidak ingin membalas perbuatan ibu dirinya, lain cerita jika tadi yang melakukan itu adalah Naura.
Ayra berdiri dengan menahan rasa pusing di kepalanya, setelah itu ia membuka pintu ruang rawatnya, dan mempersilakan untuk mereka berdua keluar, " Silahkan keluar jika sudah tidak ada kepentingan" ujar Ayra.
Naura dan Umi Yasmin masih saja duduk di tempatnya,Ayra sudah cukup sabar, ia kemudian menelepon Satpam untuk mengusir kakak tiri dan ibu tirinya.
Tak selang berapa lama Satpam itu datang bersama denan dua orang pria, yang jujur saja sedang Ayra hindari.
Naura dan Umi Yasmin kemudian di paksa keluar oleh Satpam rumah sakit.
" kening kamu kenapa Nak?" tanya Pak idris melihat kening Ayra yang memar.
" tidak apa- apa pak, hanya sedikit terbentur tadi, saya permisi pak, harus periksa pasien lagi" pamit Ayra kemudian masuk kembali ke dalam ruangnnya.
segitu GK pedulinya kah ia pd anak kandungnya .. selalu dapat ketidak adilan dr ibu/kakak tirinya
semangat ya!
semangat selalu ya kak🤍