Ciara lemas setengah mati melihat garis dua pada alat tes kehamilan yang dipegangnya. Nasib begitu kejam, seolah perkosaan itu tak cukup baginya.
Ciara masih berharap Devano mau bertanggung jawab. Sialnya, Devano malah menyuruh Ciara menggugurkan kandungan dan menuduhnya wanita murahan.
Kelam terbayang jelas di mata Ciara. Kemarahan keluarga, rasa malu, kesendirian, dan hancurnya masa depan kini menjadi miliknya. Tak tahan dengan semua itu, Ciara memutuskan meninggalkan sekolah dan keluarganya, pergi jauh tanpa modal cukup untuk menanggung deritanya sendirian.
Di jalanan Ciara bertaruh hidup, hingga bertemu dengan orang-orang baik yang membantunya keluar dari keterpurukan.
Sedangkan Devano, hatinya dikejar-kejar rasa bersalah. Di dalam mimpi-mimpinya, dia didatangi sesosok anak kecil, darah daging yang pernah ditolaknya. Devano stres berat. Dia ingin mencari Ciara untuk memohon maafnya. Tapi, kemana Devano harus mencari? Akankah Ciara sudi menerimanya lagi atau malah akan meludahinya? Apakah Ciara benar membunuh anak mereka?
Apapun risikonya, Devano harus menerima, asalkan dia bisa memohon ampunan dari Ciara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeni Erlinawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shopping
Disisi lain Ciara dan Rahel sudah sampai disalah satu mall ternama di ibu kota. Tanpa basa-basi lagi mereka masuk kedalam mall tersebut dan langsung menuju boutique yang ada di dalam sana.
Ciara lebih dulu memasuki dan mencari baju untuk Rahel, sedangkan sang empu yang membutuhkan baju tersebut hanya enak-enakan duduk di salah satu sofa yang sudah di sediakan dari pihak boutique tersebut.
Ciara sudah memilih beberapa potong dress untuk Rahel dan segera mencari keberadaan sahabatnya itu.
"Ck, yang butuh baju siapa yang ribet siapa dan yang leha-leha siapa, dasar," cibir Ciara yang mendapat cengiran dari Rahel. Rahel pun berdiri setelah mendengar ucapan Ciara tadi.
"Udah dapetkan bajunya?" tanya Rahel basa-basi. Padahal tanpa ia bertanya pun dia sudah tau jika Ciara sudah menemukan baju yang sekiranya cocok untuk dirinya.
"Seperti yang kamu lihat. Nih dicoba dulu sana," usir Ciara sembari menyodorkan baju yang ia bawa tadi ke tangan Rahel. Rahel pun dengan segera menerima dan pergi ke ruang ganti untuk mencoba baju pilihan Ciara.
Setelah kepergian Rahel, Ciara bergantian duduk manis sembari bermain sosial media hanya sekedar menghilangkan kegabutan dirinya saat ini dan tentunya mencari informasi mengenai aktor, aktris, penyanyi yang ia idolakan.
Hingga suara nyaring Rahel mengalihkan tatapan mata Ciara.
"Cia, bagus gak hoy," tutur Rahel ngegas.
"Aku masih denger Hel. Disini juga bukan hutan jadi kalau kamu mau cosplay jadi Tarzan di hutan aja jangan di sini. Malu di lihatin orang." Rahel yang mendengar ucapan Ciara pun mengerucutkan bibirnya.
"Ck biarin lah, mereka juga punya mata. Jadi gimana ini bagus gak," ucap Rahel. Ciara menatap sahabatnya itu dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Coba mutar." Tanpa membantah Rahel menuruti ucapan Ciara. Ia memutarkan tubuhnya hingga berkali-kali.
"Udah belum, pusing nih," tutur Rahel yang masih setia memutar tubuhnya. Ciara memutar bola matanya.
"Siapa suruh muternya berkali-kali kayak gitu, satu kali aja Rahel," ucap Ciara lembut.
"Kenapa gak bilang dari awal sih?" gerutu Rahel setelah berhenti dari acara putar memutar tubuhnya tadi dan segera duduk di samping Ciara yang sudah acuh tak acuh padanya.
"Kenapa malah duduk? Ganti dulu sana!" Perintah Ciara tanpa menatap sahabatnya yang masih pusing tersebut.
"Iya iya bawel banget sih kayak emak-emak," tutur Rahel sembari beranjak dari duduknya dan segera mengganti pakaiannya.
Tak berselang lama Rahel sudah kembali dan membawa paper bag berisi dress yang sudah ia coba tadi.
"Makan yuk," ucap Rahel ketika mereka sudah keluar dari boutique tadi.
"Yuk, aku juga laper nih." Mereka berdua segera pergi kesalah satu restoran yang menyajikan beberapa menu makanan Jepang.
Ciara dan Rahel memilih tempat duduk yang tak jauh dari kasir dan segera memesan makanan yang mereka inginkan masing-masing. Tak lama dari mereka memesan, makanan pun sudah tersaji di depan mereka. Dengan mata berbinar Ciara melahap satu persatu sushi dihadapannya begitu pun juga Rahel yang sibuk memasukan dan mengunyah udon hingga tuntas.
"Mau kemana lagi habis ini?" tanya Rahel setelah mereka masuk kedalam mobil.
"Langsung pulang aja. Udah mau malem juga." Rahel mengangguk kepalanya lalu ia menjalankan mobilnya menuju perumahan elit yang merupakan tempat tinggal Ciara saat ini.
Tak butuh waktu lama. Rahel menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Ciara.
"Mampir dulu Hel," tawar Ciara sebelum keluar dari mobil Rahel.
"Untuk saat ini gak dulu deh, kapan-kapan aja." Ciara mengangguk mengerti kemudian ia keluar dari mobil.
"Hati-hati jangan ngebut-ngebut," teriak Ciara sebelum mobil Rahel pergi dari hadapannya. Rahel pun mengklakson mobilnya sebagai tanda pamitnya kepada Ciara dan segera Rahel menjalankan mobilnya.
Ciara memasuki rumahnya yang nampak sepi. Mungkin Papa dan Mamanya sedang keluar, pikir Ciara. Ia segera menaiki anak tangga satu persatu hingga ia sampai di lantai atas, tempat kamarnya berada. Namun ketika Ciara ingin membuka pintu kamar, teriakan seseorang menghentikan aktivitasnya.
"Kakak baru pulang?" tanya adik Ciara yang hanya terpaut 2 tahun darinya itu. Ciara membalikan badannya menghadap ke arah sang adik yang bernama Kiara.
"Heem, tadi nemenin Rahel dulu ke mall. Oh ya Papa sama Mama kemana?" tanya Ciara.
"Tadi katanya mau ke rumah temen Mama yang lagi sakit," jawab Kiara yang hanya mendapat anggukan dari Ciara.
Kemudian Ciara membuka kamarnya dan memasuki ruangan yang dominan dengan warna cat biru dengan wallpaper rusa, pohon dan seorang perempuan yang tengah memainkan piano.
Ciara merebahkan tubuhnya di atas kasur king sizenya. Merilekskan tubuhnya terlebih dahulu sebelum membersihkan dirinya.
Setelah ia rasa lelah ditubuhnya berkurang, Ciara bergegas untuk membersihkan dirinya yang sudah sangat lengket itu.
Hanya membutuhkan waktu setengah jam Ciara sudah keluar dari kamar mandi dan sudah rapi dengan piyama panjangnya.
Tok tok tok
"Kak, makan dulu," teriak Kiara yang sudah membuka pintu sang kakak yang kebetulan tak dikunci oleh Ciara tadi. Ia hanya memunculkan kepalanya tanpa berniat memperlihatkan badannya.
Ciara yang tengah mengeringkan rambut terpaksa ia hentikan ketika mendengar teriakan Kiara.
"Bentar Kakak lagi ngeringin rambut. Kamu duluan aja Kakak tar nyusul," ucap Ciara yang langsung mendapat anggukan kepala dari Kiara.
Kiara pun kembali menutup pintu sang kakak dan segera pergi menuju ruang makan.
Sedangkan Ciara ia telah menyelesaikan aktivitasnya. Ia bergegas menyusul Kiara di lantai bawah yang saat ini tengah khusyuk memasukan makanan di dalam mulutnya.
Ciara mendekati sang adik dan mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi didepan Kiara.
"Mama sama Papa nanti pulangnya jam berapa?" tanya Ciara sembari menaruh makanan kedalam piringnya.
"Gak tau," jawab Kiara dengan mulut yang masih penuh dengan makanan. Ciara yang melihat lahapnya Kiara makan hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Di telan dulu baru jawab," tutur Ciara memperingati yang hanya mendapat jawaban jari jempol oleh Kiara.
Ciara dan Kiara pun memutuskan untuk melanjutkan makan mereka hingga tuntas.
Setelah selesai dengan makan malam, mereka berdua kembali ke kamar masing-masing.
Ciara merebahkan tubuhnya di kasur dengan ponsel yang bertengger ditangannya. Melihat-lihat berita yang sedang hot belakang ini. Hingga sebuah pesan masuk di ponselnya. Ciara pun segera membaca isi pesan tersebut yang ternyata dari sang Mama.
📨Mama : Kak, Mama sama Papa malam ini gak pulang.
📨To Mama : Emang Mama sekarang dimana?
Ting
📨 Mama : Lagi dirumah Oma sama Opa. Tadi habis jenguk temen Mama yang lagi sakit dan sekalian jungukin Oma sama Opa juga. Nanti pagi jangan lupa bangunin Adik kamu dan hati-hati kalau mau berangkat.
📨To Mama : Siap Ma.
Ciara menaruh ponselnya kembali diatas nakas setelah membalas pesan dari sang Mama tadi dan segera mencari posisi ternyaman untuk memulai mimpinya malam ini.
love you sekebon /Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
kayak mo nggruduk apa gitu serombongan si berat /Smirk//Smirk/