NovelToon NovelToon
Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka

Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Konflik etika / Keluarga / Persahabatan / Angst
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: ATPM_Writer

Agnes menjalani kehidupan yang amat menyiksa batinnya sejak kelas tiga SD. Hal itu terus berlanjut. Lingkungannya selalu membuat Agnes babak belur baik secara Fisik maupun Psikis. Namun dia tetap kuat. Dia punya Tuhan di sisinya. Tapi seolah belum cukup, hidupnya terus ditimpa badai.

"Bagaimana bisa..? Kenapa Kau masih dapat tersenyum setelah semua hal yang mengacaukan Fisik dan Psikis Mu ?" Michael Leclair

"Apa yang telah Dia kehendaki, akan terjadi. Ku telan pahit-pahit fakta ini saat Dia mengambil seseorang yang menjadi kekuatanku. Juga, Aku tetap percaya bahwa Tuhan punya rencana yang lebih baik untukku, Michael." Agnes Roosevelt

Rencana Tuhan seperti apa yang malah membuat Nya terbaring di rumah sakit ? Agnes Roosevelt, ending seperti apa yang ditetapkan Tuhan untuk Mu ?

Penasaran ? Silakan langsung di baca~ Only di Noveltoon dengan judul "Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATPM_Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Entah bagaimana kelanjutan dari rumah tangga Charles dan Laras, sudah bukan urusan Agnes lagi. Dia tidak terganggu pada hal-hal itu dan kini sudah kembali pada rutinitas hariannya. Selang tiga hari dari pernikahan, kini Agnes berada di kediaman Lecllair. Bukan untuk mengajar, namun untuk merayakan Kedatangan Orang tua Brigida.

Para pelayan yang bekerja di kediaman ini mempersiapkan segala sesuatu yang diperintahkan Majikan, sedangkan Feliks, Theresia dan Brigida tengah pergi ke bandara untuk menjemput adik Theresia yang merupakan Ibu dari Brigida. Sedangkan Michael dan juga Agnes hanya duduk berhadapan di ruang kerja.

Agnes tidak ingin mengganggu Michael, namun Michael sangat tidak suka dengan fakta bahwa Agnes ingin membantu pekerjaan para pelayan. Setelah percakapan pendek, Agnes berakhir di ruang kerja Michael.

Kini Michael fokus ke layar laptop sedangkan Agnes dengan layar Ipad nya.

Setelah menggerakkan jemari di atas Ipad selama puluhan menit, Agnes sudah duduk bersandar. Pekerjaan nya sudah selesai, ingin mengajak berbicara pun Dia keberatan untuk menggangu pekerjaan Michael. Alhasil mata nya menyisir benda-benda mati yang ada di ruang kerja Michael.

Ada rak-rak yang berisi buku, Vas bunga berukuran besar di setiap sudut ruangan, dan juga beberapa bagian yang sedikit menarik perhatian karena tergantung Rosario. Sontak Agnes kembali berpikir. Muncul tanda tanya yang membutuhkan jawaban saat ini juga.

“Michael, apa Aku boleh menanyakan sesuatu ?”

“...” Jemari tangan yang menari di atas keyboard seketika terhenti dan Michael langsung melimpahkan seluruh atensi nya pada Agnes.

“Tentu.” Tuturnya dan langsung mendorong laptop menjauh.

Agnes pun menghembuskan nafas pelan, kemudian bersuara dengan intonasi yang sangat stabil.

“Nyonya Theresia pernah mengucapkan terimakasih karena adanya kehadiranku, membuat Mu kembali mempercayai Tuhan. Awalnya Aku abai, karena bisa jadi hanya kebetulan. Sampai akhirnya Brigida mengatakan bahwa Kau menjauh dari Tuhan Mu selama 10 tahun penuh. Michael, apa Aku boleh tau alasan nya ?”

“Akan Ku beritahu, Sweetheart. Namun apakah Kau tidak masalah jika cerita nya terlalu panjang ?”

Jemari lentik Agnes menjulur dan mendarat tepat di atas kedua tangan Michael yang terletak di atas meja. Tangan yang bersentuhan mengalirkan kehangatan yang menenangkan.

“Tentu saja. Aku yang bertanya dan sudah siap dengan jawaban sepanjang apapun.” Jawab Agnes dengan tatapan tegasnya.

Sambil menikmati kehangatan yang mengalir dari jemari Agnes, Michael mulai bercerita. Cerita tentang apa yang terjadi 10 tahun yang lalu.

...***...

Feliks Lecllair dan Theresia Fyodorou adalah nama dari Ayah dan Ibu. Tidak jelas ingatan ini, namun saat berumur enam tahun, Ayah dan Ibu menitipkan Aku pada Kakek dan Nenek dari pihak Ibu. Alasannya hanya satu, Ibu ku, Theresia Fyodorou mengidap penyakit Kanker. Butuh waktu untuk menjalani serangkaian pengobatan karena ibu berpeluang besar untuk sembuh. Ayah sudah pasti tidak akan membiarkan Ibu berjuang seorang diri, namun tidak ingin Aku menjalani kehidupan dengan diasuh oleh orang asing.

Awalnya Ayah nekat. Berusaha keras membagi waktu untuk Ibu, Aku dan pekerjaan. Keputusannya hanya bertahan dua minggu karena kondisi Ayah langsung Drop dan tidak bisa melakukan semuanya. Kakek dan nenek dari pihak Ayah maupun Ibu datang dan mengomeli Ayah habis-habisan.

Keputusan akhir, Aku diminta untuk memilih mau dirawat oleh Kakek dan Nenek dari pihak siapa untuk sementara waktu, sampai Ibu dinyatakan sembuh.

Aku memilih dari pihak Ibu. Kakek dan Nenek dan pihak Ayah tinggal di perkotaan yang padat penduduk, sedangkan Kakek dan Nenek dari pihak Ibu tinggal di daerah yang jauh dari perkotaan, jauh dari keramaian, jauh dari polusi, dan jauh dari semua hal yang tidak Aku sukai.

Aku pun tinggal bersama Kakek Daniell Fyodorou dan Nenek Claudia Mercier . Mereka punya banyak uang, namun memutuskan untuk menghabiskan masa tua di rumah berlantai dua, dengan desain sederhana namun tetap berkelas. Dan yang lebih penting, memiliki halaman yang luas. Nenek Claudia suka sekali dengan bunga. Banyak bunga yang mengelilingi rumah Mereka, itu semua ditanam sendiri. Para pekerja hanya membantu dalam menyiram dan memberikan pupuk.

Sejak saat itu Aku di asuh oleh Mereka. Kakek dan Nenek mengajarkan tentang agama sejak kecil. Selalu menekankan agar Iman Ku pada Tuhan tidak goyah. Sedikit demi sedikit, Aku tumbuh dengan didikan yang tidak menyimpang. Waktu yang Ku habiskan untuk Tuhan dan aktifitas lain seimbang. Selalu Ku taruh Tuhan sebelum melangkah. Tidak pernah alpa untuk ke gereja, menekuni setiap doa yang telah di tetapkan di ajaran Agama Katolik, dan ikut ambil bagian dalam setiap kegiatan yang diadakan gereja.

Semuanya dilakukan agar Kakek dan Nenek bangga pada Ku. Agar Ibu bisa fokus melawan penyakit nya, dan agar Ayah tidak perlu merasa khawatir pada putra tunggal yang jauh dari jangkauannya.

Sejak kecil Aku terus menyaksikan Nenek Claudia yang menanam bunga dan Kakek Daniell yang selalu tersenyum saat melihat Nenek. Lalu terdapat Kebahagiaan untuk Mereka saat bunga yang selalu gagal tumbuh mulai menegakkan akar dan menciptakan bunga yang di sukai oleh Nenek.

Nenek sangat gemar menanam, menghirup serbuk bunga, menata dekorasi rumah dengan tatanan bunga hidup yang berasal dari halaman. Didalam maupun di luar rumah, sungguh penuh dengan berbagai warna, berbagai aroma bunga, dan juga berbagai kubu-kupu berwarna yang tidak memiliki pilihan lain selain terobsesi dengan halaman milik Nenek.

Kulihat Nenek yang terus merawat bunga sejak kecil, sehingga tidak heran Aku pun ikut tertular. Aku pun seperti Kakek, menyukai bunga karena Nenek. Mulai bercocok tanam sesuai arahan Nenek dan dengan bangga mengukir senyum saat bunga yang ku tanam sendiri berhasil hidup dan membawa keindahan lewat bunga yang bermekaran.

Bunga pertama yang mekar dari tangan Ku adalah bunga matahari. Dirawat dalam waktu yang cukup lama, dan saat mekar pun bertahan selama tiga bulan. Aku sempat bersedih saat keindahan itu perlahan menghilang, namun dengan senyum yang terukir di wajah keriput, Wanita itu menasehati Ku.

“Tidak ada yang abadi di dunia ini, Nak. Sejak awal Kehidupan dan Kematian sudah menjalin hubungan erat yang tak terpisahkan dan tak terbantahkan. Manusia akan menemui kematian nya, dan hal yang sama pun akan terjadi pada hewan dan tanaman. Tidak perlu berkecil hati, Kau masih bisa melihat bunga matahari yang cantik setelah menanam ulang.”

Walau tidak terima, yang namanya anak kecil, perhatiannya gampang sekali teralihkan. Apalagi Kakek pandai sekali untuk menghibur, sehingga Aku tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

Sesekali Kakek dan Nenek mengajakku menemui Ibu. Memberinya kekuatan agar terus bertahan dan Kami terus memanjatkan Doa untuk kesembuhan Ibu.

Lalu, sebagaimana yang telah di tetapkan, waktu terus berjalan. Terkadang terasa sangat lama, dan terkadang terasa sangat cepat. 10 tahun Aku tinggal bersama Kakek dan nenek, dan setelah berjuang selama 10 tahun, Ibu di nyatakan sembuh total. Ibu memeluk Ku yang sudah berusia 16 tahun. Meminta maaf karena melewati waktu-waktu berharga yang seharusnya Aku dapatkan. Tapi sungguh, Aku tidak marah dan kecewa. Aku pun menjalani kehidupan yang penuh akan warna karena Kakek Daniell dan Nenek Claudia.

Ibu meminta agar Aku kembali ke perkotaan bersama Mereka, namun langsung Ku tolak. Sungguh lebih nyaman tinggal bersama Kakek dan Nenek. Ayah dan Ibu tidak memaksa, Mereka pun kembali ke perkotaan untuk melanjutkan rutinitas, dan Aku diijinkan untuk terus bersama Kakek dan Nenek.

Saat itu, Aku sangat berterimakasih pada Tuhan. Karena telah mengijinkan Ku terlahir di keluarga yang sangat harmonis. Keluarga yang enggan untuk memulai perdebatan dan tidak memaksakan kehendak Mereka pada Ku. Mendapatkan Orang Tua seperti Mereka sungguh keberuntungan.

Waktu kembali menunjukkan eksistensi nya. Empat tahun kembali berlalu. Saat Aku berumur 20 tahun, seolah ingin mencobai Iman Ku, hal itu terjadi. Hal yang sangat mengerikan dan juga sangat tidak adil. Hal yang merobohkan kepercayaan Ku pada Sang Pencipta, pada Tuhan yang selalu ku lontarkan ribuan permintaan didalam doa.

Nenek mengalami kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan yang dengan paksa merenggut nyawanya.

...***...

Jangan lupa like dan komen ya. Thank you so much Darling~♡

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!