NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kedua Om Komandan

Menjadi Istri Kedua Om Komandan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:115.6k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Adinda Aisyah Zakirah adalah gadis berusia 19 tahun.

"Kakak Adinda menikahlah dengan papaku," pintanya Nadira.

Tak ada angin tak ada hujan permintaan dari anak SMA yang kerapkali membeli barang jualannya membuatnya kebingungan sekaligus ingin tertawa karena menganggap itu adalah sebuah lelucon.

Tetapi, Kejadian yang tak terduga mengharuskannya mempertimbangkan permintaan Nadhira untuk menikah dengan papanya yang berusia 40 tahun.

Adinda dihadapkan dengan pilihan yang sangat sulit. Apakah Adinda menerima dengan mudah permintaan dari gadis berusia 18 tahun itu ataukah Adinda akan menolak mentah-mentah keinginannya Nadhira untuk menikah dengan papanya yang seorang duda yang berprofesi sebagai seorang Kapolsek.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 31

Keduanya tidak lagi ragu memperlihatkan hubungan mereka di depan publik. Bahkan tidak lagi jaim-jaim untuk memperlihatkan kemesraan mereka di depan orang-orang.

“Sebahagia ini rasanya memiliki suami yang mencintai kita dengan tulus,” Adinda sesekali diam-diam curi-curi pandang.

“Ya Allah semoga ini adalah awal dari kebahagiaan pernikahan kami,” gumamnya Baruna yang sesekali mengecup punggung tangan istrinya.

Baruna tidak risih berjalan dengan Adinda meski pakaian Adinda kotor karena belum sempat membersihkan dan mengganti pakaiannya.

“Makasih banyak Mbak,” ucapnya Baruna ketika mengambil kunci dari salah satu resepsionis hotel tersebut.

“Mas kita makan di hotel saja yah, capek soalnya kalau harus keluar dari hotel,” ucapnya Adinda bernada manja.

“Hemph! Capek atau nggak sabar bertemu dengan miliknya suamimu?” Tanyanya Baruna sambil tersenyum nakal.

“Ish apaan sih Mas, selalu saja ngomong itu, aku malu loh entar ada orang yang menguping pembicaraan kita,” Adinda memalingkan wajahnya ke arah lain.

Baruna terkekeh melihat tingkah lucu istrinya kalau lagi sedang malu-malu.” Mas paling menyukai kalau wajahmu memerah seperti ini, kebahagiaan tersendiri untuk mas.”

“Pandangi saja wajahku kapanpun mas inginkan,” cicitnya Adinda.

Kedua pasutri itu berjalan ke arah lift, sesekali terdengar candaan dari keduanya. Kamar hotel yang mereka sewa berada di paling atas gedung hotel tersebut.

“Kamu saja yang duluan masuk, Mas mau ngecek kerjaan dulu,” pintanya Baruna.

Adinda menaik turunkan alisnya yang sengaja mengerjai suaminya,“Apa enggak mau mandi bareng gitu.”

“Seriusan nih ngajak mandi bareng atau jangan-jangan hanya ngeprank lagi,” balasnya Baruna.

Adinda gegas berjalan ke arah kamar mandi sambil berbicara,” ya udah kalau nggak mau.”

Ia berjalan cepat karena niatnya hanya iseng dan ingin menggoda suaminya saja. Baruna secepat kilat menyimpan ponselnya ke atas meja kemudian berlari cepat mengejar istrinya.

“Aahh tidak!!” Teriak Adinda ketika berhasil dipeluk oleh suaminya.

“Kenapa sekarang teriak-teriak ha!? Tadi berani nantangin sekarang malah ketakutan,” ucapnya Baruna tersenyum genit.

Baruna mendorong lembut tubuhnya Adinda hingga menempel ke kaca pembatas kamar mandi dengan toilet.

“Yang nantangin siapa, yang takut siapa?” Baruna memainkan bibirnya Adinda.

“Aku cuma main-main kok, aku gak ada niat…”

Baruna mencium bibirnya Adinda dan melumatnya tapi karena teringat mereka belum shalat sehingga ia buru-buru menghentikan kegiatannya.

“Kita ambil air wudhu dulu sayangku, terus shalat sunnah berjamaah,”

Adinda tidak berani menatap langsung wajahnya Baruna karena selalu berseri-seri diperlakukan seperti itu.

Setelah mereka membersihkan tubuhnya, mereka mengambil air wudhu terlebih dahulu keduanya shalat berjamaah sunnah sebelum melaksanakan ibadah sebagai pasangan suami istri.

Dengan kerendahan hati, Baruna memanjatkan segala doa terbaik untuk kebahagiaan dan keberkahan rumah tangganya. Kedua pasutri itu melangitkan doa-doa terbaik sepenuh hati.

Kedua tangannya Baruna terangkat ke atas, “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang–orang yang bertakwa,”

Adinda mengaminkan segala doa yang terucap dari bibir suaminya.

“Ya Allah berilah untuk hamba pada anak–anak yang Sholeh dan sholehah, janganlah Engkau timpakan marabahaya kepada mereka, berilah mereka taufik untuk taat kepada-Mu dan karuniakanlah hamba rezeki berupa bakti mereka,”

“Amin ya rabbal alamin,”

Baruna mengecup keningnya Adinda sambil membaca doa,” Dengan nama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Tuhanku, jadikanlah ia keturunan yang baik bila Kau takdirkan ia keluar dari tulang punggungku.”

Keduanya saling berhadapan duduk di atas sajadah. Baruna mengecup punggung tangan istrinya dengan penuh kasih sayang. Baruna menatap istrinya dengan tatapan penuh cinta dan mendamba.

“Hari ini aku berjanji dengan segenap hati aku, dengan ketulusan hatiku untuk selalu menjaga kamu dan menjadikan kamu satu-satunya di hidupku!”

Adinda menitikkan air matanya mendengar kejujuran suaminya yang tak pernah dibayangkan kalau suaminya begitu tulus mencintai dan menerimanya sebagai pendamping hidupnya. Baruna menyeka air matanya Adinda.

“Suamiku, ketika kamu mencintaiku, maka cintailah aku apa adanya jangan pernah kamu menginginkan kesempurnaan dariku karena kesempurnaan adalah ketika kamu bisa mencintaiku tanpa syarat.” Adinda meneteskan air mata bahagianya.

Baruna mengecup kedua kelopak mata lentik hitam milik istrinya, “Kamu telah mengisi hidupku dengan kebahagiaan dan cinta. Aku bisa mempertaruhkan segalanya untukmu karena hidupku penuh kesenangan hanya untukmu. Kamu sangat berarti bagiku Adinda Aisyah Zakirah.”

“Mas aku ganti pakaian dulu,” Adinda merapikan kembali perlengkapan shalatnya yang barusan mereka pakai.

“Jangan lama-lama suamimu ini sudah nggak sabar sayangku,”

Adinda hanya mengerlingkan matanya kemudian berjalan ke arah kamar mandi sambil menenteng sebuah paper bag yang berisi pakaian khusus dibelikan oleh suaminya.

"Semoga aku bisa membahagiakan suamiku,"

Adinda mengangkat baju itu hingga tepat di depan matanya,”OMG! Baju minim bahan lagi! Tapi, demi membahagiakan suami dapat pahala gede juga mau tidak mau harus aku pakai, agar suamiku tidak melirik ke wanita lain.”

Adinda berjalan ke arah pintu tapi ternyata suaminya sudah menghampirinya. “Mas aku baru mau keluar, tapi mas sudah masuk,”

Baruna memperhatikan penampilan istrinya yang begitu menggodaku imam, naluri kelelakiannya langsung terpancing ingin menerkam istrinya.

“Masya Allah kamu semakin cantik istriku, suamimu ini sangat menyukai kalau kamu berpakaian seperti ini,”

Kedua bola matanya berbinar-binar saking bahagianya dipuji oleh sang suami tercinta. “Makasih banyak Mas atas pujiannya…”

Ucapannya Adinda terpotong karena Baruna langsung melumat bibirnya Adinda dengan kedua tangannya satu persatu melepaskan kain penutup tubuhnya termasuk baju lingerie yang tipis menerawang.

Hingga hanya menyisakan cup pengaman dua buah bukit yang begitu mon*tok, ke*nyal dan berisi. Bentuk tubuh yang sintal, langsing bak jam pasir itu, tetapi bagian dada dan bokong padat.

“Ahh! Argh sayang!” Lenguhan Adinda lolos begitu saja karena mendapatkan sentuhan dari suaminya yang mampu membuatnya men*desah manja.

Kain penutup cup itu sudah dilempar jauh oleh Baruna hingga hanya menyisakan kain segitiga berwarna biru langit.

Kedua bola matanya Baruna berkabut melihat pemandangan yang begitu indah di depan matanya. Kulit putih bersih tanpa cacat bak pualam itu semakin mempercantik penampilan Adinda sore itu.

“Sayang milikmu manis banget buat suamimu begitu candu,” racaunya Baruna di sela kegiatannya mendaki gunung melewati lembah curang yang mulai sedikit basah becek dan lembab.

Baruna mulai meng**isap dan mere**mas puncak gunung Himalaya milik Adinda. Sedangkan Adinda dibuat merem melek tubuhnya bergetar hebat dengan sentuhan jari jemarinya yang besar milik Baruna.

Baruna tersenyum genit melihat tubuh istrinya yang mulai terbiasa dan nyaman dengan apa yang dilakukannya saat itu. Adinda me*remas rambutnya Baruna menahan gelenyar aneh yang tiba-tiba menyeruak di sekujur tubuhnya.

Baruna sudah cosplay menjadi bayi besar dan tak ada rasa puasnya mencicipi satu persatu milik istrinya itu.

“Ahh sayang ahh hemph,” lirih Adinda yang mengatupkan bibirnya karena malu ketika suara desahannya meluncur lagi.

“Berteriak saja istriku tidak ada yang bakal dengar suaramu,”

Setelah puas mengeksplor bagian puncak gunung, dia menuruni lereng gunung menuju lembah ilalang yang ditumbuhi rerumputan dan semak belukar. Baruna mendudukkan istrinya di atas kloset duduk. Adinda melakukan apapun diinstruksikan oleh suaminya.

Jari jemarinya membelai lembut gua surgawi Adinda yang baru pertama kali dilihat, disentuhnya itu.

“Ahh sakit ahh enak Mas aahh,” racaunya Adinda yang tidak bisa mengontrol ucapannya sendiri.

Baruna menggendong tubuh istrinya keluar kamar mandi karena dia tidak ingin melanjutkan di dalam tempat yang kurang pantas untuk melakukannya.

“Bersiaplah sayangku lele dumbonya suamimu akan memasuki gua terdalam,”

“Mas pelan-pelan yah, aku takut,” cicitnya Adinda yang kembali merapatkan kedua pahanya.

“Mas akan pelan-pelan kok jadi jangan ditutup dibuka saja, awalnya memang sedikit sakit tapi lama-lama kamu malah minta nambah,” Baruna tersenyum nakal.

Baruna sudah bersiap sedia memasuki bagian inti terdalam tubuhnya Adinda. Berulang kali Baruna mencobanya, tapi karena ini adalah pengalaman pertama untuk Adinda, sehingga ia sedikit kesulitan membobol pertahanan Adinda yang dijaga ketat.

Maklumlah Om Kapolsek kesulitan menjebol gawang lawan tanding karena Adinda yang masih tersegel sehingga harus berjibaku dan butuh perjuangan keras untuk menaklukkan milik istrinya.

"Tak sanggup aku berpaling dari pesonamu," tatapan matanya semakin berkabut memperhatikan istrinya yang tanpa sehelai benangpun yang dipakainya.

Wajahnya Adinda sudah seperti kepiting rebus diperhatikan seperti itu oleh seorang pria apalagi ketika terang-terangan Baruna memuji miliknya yang paling penting dan terindah dalam hidupnya.

“Arghh!!” Teriakan keduanya bersamaan pertanda mereka sama-sama mencapai puncak klimaks.

Meski ini pengalaman pertamanya, tapi dia cukup lihai dan mampu mengimbangi permainan suaminya yang akhirnya berbuka puasa dengan menu utama tapi jilid dua.

Nafas keduanya ngos-ngosan saling memburu peluh keringat bercucuran membasahi tubuh keduanya setelah kegiatan adu mekanik yang mereka lakukan.

Baruna membantu menyeka peluh keringat bercucuran di wajahnya Adinda. Dia bersyukur dan gembira karena dialah orang pertama yang memiliki istrinya seutuhnya.

Baruna melihat ada bercak darah di sekitar miliknya dan juga di atas seprei berwarna putih itu.

Baruna mengecup sepintas lalu bibirnya Adinda,”makasih banyak sayang kamu menjaganya dengan baik dan mempersembahkan hanya untuk suamimu seorang.”

Kedua pipinya Adinda bersemu merah layaknya buah tomat yang matang di pohonnya.

Baruna membantu istrinya untuk membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi. Dengan telaten dan tanpa risih ataupun keberatan, Baruna melakukannya dengan sepenuh hati.

"Apa masih sakit istriku?"

"Masih sedikit ngilu, perih juga tapi aku bisa tahan kok,"

Baruna mengecup keningnya Adinda," makasih banyak kamu sudah hadir dalam hidupku.”

1
sunshine wings
Jangan lupa.. Karma itu ada dan akan dibayar kontan sekaligus.. 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️
Fasha Acha🐳
hati orang siapa yang tahu
Fasha Acha🐳
jaharanya
Nayla Arshaka
dikasih hati mnta empedu ni si Adnan...
smga aja ghaly tau ada apa dgn abg nya...
ghaly kmu hrs lindungi cae .
pak baruna suru ank buah mu jdi bayangan cae.soal nya pak Adnan yg gak sadar diri tu mw buat putri mu pergi jah lagi.
Nayla Arshaka: iya.. 🤣🤣🤣🤣
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: minta usus kak pak Adnan 🤭🤣
total 2 replies
sunshine wings
Siapa yg ngelunjak??? Apa gak salah..
🙄🙄🙄🙄🙄😤😤😤😤😤
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hahaha jahara yah mereka 🤣
total 1 replies
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Teruskan saja niatmu Liam.. Untung² bisa punya calon isteri tangguh.. iyakan author.. 😍😍😍😍😍
sunshine wings: ♥️♥️♥️♥️♥️
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: setangguh reader setianya Caeli 🤭😘🙏🏻
total 2 replies
sunshine wings
Hahahaa.. drama Quin.. 😅😅😅😅😅
sunshine wings: 😅😅😅😅😅
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: mumpung ada kesempatan jadi buat drama sakalian 🤭
total 2 replies
sunshine wings
Magic.. taraaa.. 😂😂😂😂😂
sunshine wings: 😂😂😂😂😂
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: ilmu Kanuragan 😂🤭
total 2 replies
Dini Andini
sabar
Dian Daeng Baji
Alhamdulillah semoga bahagia selalu
Dahlia Lia
hahaha gak berhasil
Dahlia Lia
kenapa harus seperti ini seharusnya dibicarakan baik-baik
Siti Nurbaya
hahaha masih misterius
Siti Nurbaya
jangan bercanda dek Jgan
alifa Faturahman
makanya jangan mancing keributan 🤣
alifa Faturahman
sempat-sempatnya kagum
Nita Rajab
kok bunuh diri sih
Nita Rajab
ceritanya seru
Galuh Setya
alhamdulillah si cae ngumpul ma adinda lagi. kasian adinda harus gila.

si sabrina ni termasuk egois sich. dia pernah kehilangan anak ms gak kasian ma perempuan lain yg kehilangan anak juga.

harusnya bisa bahagia bersama kalo gak egois gitu
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe egois yah kak 🤭😂
alifa Faturahman: betul banget kak setuju
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!