Fauzan Stevano adalah dokter spesialis yang jadi incaran para gadis. Dia muda, tampan dan tentunya mapan, karena selain sebagai dokter spesialis, dia juga merupawan pewaris dari rumah sakit tempatnya melakukan praktek. Keluarga Fauzan memiliki beberapa rumah sakit dan juga pabrik obat yang dilengkapi dengan ruang laboratorium.Fauzan selalu merasa kesal dan risih jika didekati para gadis yang ingin mendapatkan perhatiannya. Terlebih keluarganya selalu mendesaknya dengan masalah pernikahan
Hingga suatu hari dirumah sakitnya dia melihat gadis cantik yang familiar diingatannya, Cathleen Safaniya Gazelle. Gadis cantik berhati dingin yang suka bertindak seenaknya. Dia adalah pewaris dari perusahaan Gazelle yang merupakan keluarga terkaya ke 2 setelah keluarga Stevano.
"Kenapa dia keluar dari ruang psikolog? Apakah sesuatu terjadi setelah belasan tahun aku tidak bertemu dengan Cathleen?"
Bagaimana akhir dari rasa penasaran Fauzan? Apakah hatinya tergerak menaklukan Cathleen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentang Fauzan
Pagi ini Fauzan sedang bersiap untuk berangkat kerumah sakit
"Selamat pagi mah, pah" Ujar Fauzan menyapa kedua orang tuanya saat hendak sarapan sambil menarik kursi di dekat papanya
"Pagi Zan. Papa dengar kamu sedang menangani pasien penting ya?" Tanya ayah Fauzan, Adlan Stevano
"Ya, aku sedang menangani salah seorang putri pejabat, tapi dia sangat merepotkan. Papa tenang saja, aku akan melakukan usaha terbaik ku untuk menyembuhkan penyakitnya. Karena sejauh yang kulihat dia itu anak manja. Ayahnya selalu menemani dia" Jawab Fauzan dengan nada yang dingin
"Kalian ini apa tidak bosan membicarakan pekerjaan? Yang kalian bahas selalu saja pasien dan obat. Kapan kalian akan membahas calon mantu mama? Semua temanmu sudah menikah Zan, kapan kamu akan menikah?" Ujar ibu Fauzan, Renita Stevano yang sudah sangat ingin memiliki menantu
Fauzan dan Adlan saling menoleh satu sama lain. Mereka tahu betul kalau ini tidak akan berakhir
"Benar Zan kata mamamu. Kapan kamu akan menikah, papa juga ingin segera memiliki cucu" Sang ayah pun ikut menggoda Fauzan dengan senyum diwajahnya
"Haah ... Aku sudah terlambat, ada operasi yang harus ku lakukan pagi ini. Pah, aku duluan ya!. Sampai jumpa ma" Fauzan pun meraih jas dan tas kerjanya kemudian segera berangkat untuk menghindari perbincangan yang tak akan pernah ada habisnya
"Selalu saja lari. Dia itu sudah 30 tahun. Kapan dia akan menikah? Teman sebayanya semua sudah menikah" Sang Ibu terus saja menggerutu di hadapan suaminya
"Sabar lah mah, mungkin memang dia belum menemukan tambatan hatinya. Pada saatnya nanti dia pasti akan menikah" Adlan berusaha menenangkan sang istri agar tidak emosi berkepanjangan
"Tapi kapan? Fauzan selalu menghabiskan waktunya dirumah sakit kapan dia memiliki kesempatan untuk bertemu dengan gadis pujaan hatinya?" Renita terus saja mengeluhkan perihal anaknya yang gila kerja
"Sayang, aku juga harus berangkat sekarang. Ada kunjungan dari departemen kesehatan yang akan meninjau rumah sakit. Sampai jumpa sayang" Adlan mengecup kening sang istri kemudian mempercepat langkahnya meninggalkan sang istri. Dia tahu betul kalau istrinya tak akan ada hentinya mengeluhkan perihal anak mereka
"Kalian ayah dan anak sama saja. Saat aku sedang bicara kalian akan pergi meninggalkanku" Gerutu Renita kesal pada suami dan anaknya
***
Fauzan baru saja tiba dirumah sakit. Dia melangkahkan kaki menuju rumah sakit setelah memarkirkan mobilnya. Postur tubuh yang tinggi dan tegap, kulit putih bersih. wajah tampan dan hidung mancung mampu menarik perhatian semua orang yang melihatnya. Dilengkapi dengan setelan jas rapih dan rambut yang ditata rapi membuatnya semakin terlihat gagah
"Selamat pagi dok" Sapa setiap suster yang melihat Fauzan lewat
"Selamat pagi" Fauzan menjawab mereka dengan wajah datarnya, dia lantas kembali melangkahkan kaki menuju keruang kerjanya. Di pintu ruang kerjanya tertulis dr. Fauzan Stevano,Sp.JP
Fauzan segera melepas jasnya dan menggantinya dengan Snelli/ jas putih dokter miliknya
Tok tok tok
"Masuk!" Baru saja Fauzan mengenakan snelli miliknya pintu sudah diketuk. Setelah dia memberikan izin masuk, terlihatlah seorang suster cantik yang membawa dokumen ditangannya berjalan mendekati meja kerja Fauzan
"Ini daftar pasien yang sudah membuat janji periksa hari ini dok. Anda juga ada operasi hari ini" Ujar suster Cindy yang merupakan asisten Fauzan
"Kalau begitu kita akan melihat sejauh mana kondisi mereka. Pasien bernama Aureli itu bagaimana? Apa konsidinya sudah mulai membaik setelah operasi sebelumnya?" Fauzan bertanya sambil memeriksa dokumen yang dibawa Cindy
"Keadaannya sudah mulai membaik dok. Jantungnya sudah mulai berdetak normal dan kemungkinan dalam beberapa hari pasien Aureli bisa dipulangkan" Jawab suster Cindy menerangkan
"Kalau begitu kita periksa keadaan mereka sekarang" Ujar Fauzan yang kemudiann berdiri dan melangkahkan kaki lebih dulu, di ikuti suster Cindy dibelakangnya
Terlihat para suster dan pasien berbisik ketika Fauzan lewat diantara mereka. Namun dia mengabaikannya dan terus melangkah menuju ruang perawatan satu persatu
tok tok tok
Fauzan mengetuk pintu dulu sebelum dia masuk
"Selamat pagi pak. Bagaimana kondisi anda sekarang?" Tanya Fauzan begitu dia memasuki ruang pasien serangan jantung
"Saya sudah mulai membaik. Dada saya juga tidak terasa sakit lagi. Dokter, kapan saya bisa meninggalkan rumah sakit ini?" Tanya pasien itu pada Fauzan
"Biar saya periksa dulu ya" Fauzan mulai memeriksa pasien dengan stetoskop milinya, sementara suster Cindy memeriksa tekanan darah, selang infus dan yang lainnya
"Sejauh ini sudah mulai membaik. Jika anda meminum obatnya secara rutin, saya yakin beberapa hari lagi, anda sudah bisa pulang" Fauzan memberitahu pasien dengan senyum tipis diwajahnya
Drrt drrt drrrt
"Kalau begitu saya permisi pak. Semoga anda lekas sembuh" Ujar Fauzan pada pasien karena dia mendapatkan panggilan telepon. Setelah keluar dari ruang pasien, Fauzan menerima telepon tersebut yang ternyata dari sang ibu
"Halo mah, ada apa?" Sapa Fauzan begitu menerima telepon dari ibunya
"Zan, nanti siang tolong kamu temui seseorang ya di restoran dekat rumah sakitmu. Namanya Anita" Ujar sang ibu pada Fauzan
"Lagi? mah, ini sudah kesekitan kalinya mama berusaha menjodohkanku dengan anak kenalan mama" Ptotes Fauzan dengan nada yang kesal
"Sayang, kamu temui saja dulu. Nanti kalau kamu tidak suka, tidak perlu kamu teruskan" Bujuk Renita pada sang putra
"Tapi mah ..."
"Tidak ada tapi-tapi. Nanti mama kirimkan fotonya!"
"Ma ma!"Fauzan berusaha menolak ibunya namun sepertinya tidak berhasil, ibunya langsung mengakhiri telepon Fauzan tanpa menunggu tanggapan darinya
"Haah..."
"Maaf dok, kita harus memeriksa pasien lain" Suster Cindy yang sedari tadi menunggu Fauzan selesai dengan teleponnya akhirnya mendekat setelah melihat dia selesai
"Ayo!" Fauzan dan suster Cindy pun kembali melangkahkan kaki menuju kamar pasien lain.
"Itu... Bukankah itu ... Cathleen?" Langkah kaki Fauzann terhenti ketika melihat seorang gadis yang cukup familiar diingatannya "Sus, kamu duluan saja, nanti saya menyusul" Fauzan langsung berlari setelah melihat gadis itu
"Tapi dok! Dok!" Suster Cindy terus berteriak memanggil Fauzan namun diabaikannnya
"Kemana perginya? Tadi dia dari ruangan itu. Disitu adalah ruangan dr Irgi. Dia seorang psikolog. Kenapa dia menemui psikolog? Apa dia mengantar rekannya?" Batin Fauzan terus bertanya-tanya mengenai Cathleen yang menemui dr Irgi
"Ah sudahlah. Lebih baik aku kembali memeriksa keadaan pasienku" Fauzan pun kembali menemui suster Cindy untuk kembali memeriksa pasiennya yang lain
Setelah Fauzan selesai memeriksa semua pasien, bayangan Cathleen kembali melintas dipikirannya. Dia terus dipenuhi rasa penasaran tentang apa yang sebenarnya gadis itu lakukan dengan psikolog
"Sebenarnya ada apa dengan Cathleen? Kenapa dia menemui psikolog? Ah Sial! Kenapa aku terus memikirkan dia?"
Tring
Saat Fauzan tengah bergelut dengan pikirannya sendiri, sebuah pesan masuk ke ponselnya. Dia segera melihatnya dan ternyata pesan itu dari sang ibu yang mengirimkan foto seorang gadis
"Fauzan, ini foto gadis yang akan kamu temui hari ini. Ingat! Kamu harus datang dan jangan sampai terlambat! Dia memakai dress pink muda" Tulis sang ibu di pesannya
"Lagi-lagi mama menjodohkanku. Mama tidak ingat apa kalau semua yang dikenalkan padaku tidak ada yang membuatku nyaman?"
Pikiran Fauzan kembali melayang mengingat semua kenalan sang ibu yang pernah ditemuinya. Mulai dengan gadis berkepang dua. Gadis dengan make up tebal. Gadis dengan pakaian seksi. Semuanya sama sekali tidak benar menurut Fauzan
"Sekarang gadis seperti apa lagi?"