Namaku Erikha Rein,anak kedua dari pasangan Will Rein dan Carlista Sari,kakakku bernama Richi Rein(ketua osis di smu purnama bakti,aktif di sekolah dan pastinya dia vocalis band Enew).
yah,keluarga kami sebenarnya broken karena perceraian tetapi Mami selalu ada buat kami.
Seiring waktu aku dan kakakku sangat ingin Mami bahagia karena sepertinya Mami menyimpan masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Suasana siang ini kembali hangat apalagi ditambah datangnya tiga asisten Didi yang orang gokil abis membuat hari menjadi semakin seru.
Sudah lama rasanya rumah ini membutuhkan kehangatan.
Dibagian belakang tambah mbak Lia,mbok Yum dan mbak Surti tampak senyum-senyum karena akhirnya majikannya bahagia.
Para mbak-mbak memiliki ruangan sendiri untuk berkumpul dan makan bareng,bahkan mbak Surti selalu membawa tumpukan kain dan baju yang belum disetrika keruangan tersebut.
"Seneng aku lihat senyum mami"!kata mbak Lia
"Iya,senyuman mami beda kali ini"!timpal mbok Yum terkekeh dengan tangan tetap melipat-lipat baju.
"Mana ganteng lagi si calon papi!"kembali mbak Lia menimpali.
"Itu rejekinya mami,mami sudah lama mandiri dan itu bukti kesabarannya!"kata Mbak Surti tiba-tiba ikut gabung.
"Iyo,bener iku"!kata mbok Yum dalam bahasa Jawa.
Waktu makan siang berakhir diganti dengan suara Adzan waktu Dzuhur yang terdengar dari masjid bahkan dari ponsel mami juga terdengar.
Setelah menunaikan sholat Dzuhur berjamaah mereka kembali keruang tengah,suasana kembali hangat saat beberapa kali terdengar gelak tawa bahkan saling mengerjai satu sama lain.
Para Mbak-mbak kembali keluar dari sarangnya untuk kembali membereskan beberapa perlatan makan.
Carlista ijin untuk bekerja dikantornya,maklum kantornya dirumah jadi suka-suka yang punya.Pekerjaan sisa kemarin masih sedikit menumpuk dan harus diselesaikan sekarang juga karena esok hari sudah ada kerjaan yang sudah masuk daftar list harian.
"Tok-tok-tok!"pintu diketuk.
"Masuk!"kata Lista masih tetap fokus.
"Kantor kamu nyaman,pantes Eri bilang kamu gila kerja"!kata Didi berjalan mendekat meja dan duduk didepan Lista.
"Iya,setidaknya aku masih bekerja dirumah"!menghentikan kerjaan."Ada apa?"tanya Lista.
"Butuh bantuan?"menawarkan bantuan.
"Tidak!"balas Lista sambil tersenyum.
"Serius!"menggoda
"Ok,Fine"!menepuk meja dan berdiri."Sepertinya justru kamu yang butuh bantuan"!berjalan mendekati Didi dan memijit pundak dan mencari titik nadi agar rileks.
Didi menutup mata menikmati sentuhan tangan Carlista,bahkan sampai terlelap dibuatnya.Tidur dalam posisi duduk meski sebentar namun sudah bisa menghilangkan rasa kantuk.
Sayup-sayup terdengar bunyi suara mesin printer membuat Didi terbangun,saat membuka mata terlihat Lista sedang membereskan meja kerjanya ,itu tandanya pekerjaannya sudah selesai.
"Sayang"!panggil Didi lirih.
Lista menoleh kaget seakan tidak percaya dengan sebutan sayang."Apa?"tadi kamu panggil aku apa?"mengulangi kata yang sama.
"Sayang"pandangan Didi masih tajam.
Dengan pandangan tajam dan dalam seperti itu membuat Lista salah tingkah sampai dia menjatuhkan alat tulis yang dipegangnya,tanganya sedikit gemetar,nafasnya tidak beraturan dan dadanya berdebar-debar.
Didi langsung berdiri dan memungut benda yang jatuh dan memberikan kepada Lista.Digapainya tangan mungil Lista yang gemetar dicium bahkan ditaruh tangan Lista didadanya.
"Rasakan dan dengarkan,jantungku juga juga berdegup kencang sama sepertimu!"meraih pundak Lista dan membawanya dalam pelukannya.
"Eh ehm,Paket!"Richi masuk membawa amplop berwarna coklat dan menyerahkan kepada maminya."Silahkan lanjutkan"!kata Richi tersenyum.
Didi dan Lista hanya tersenyum mendengarkan kata -kata dari Richi,rasanya ingin membenarkan namun mengingat rasanya belum pantas untuk berdua-duaan,ada banyak pasang mata diluar sana yang siap untuk bertanya.
"Aku merasa tidur cuma sebentar tapi ternyata hampir satu jam,apa yang kamu lakukan tadi padaku"!tanya Didi.
"Tadi kamu nampak lelah,jadi aku hanya pijit titik lelahnya dan itu bisa merangsang rasa kantuk"!balas Lista berlajan menutup pintu.
"Apa itu bisa berlaku bagi pengidap insomnia"!tanyanya lagi.
"Bisa,jika dilakukan terapi"!Lista berhenti dan menghadap Didi"apa kamu mengidap insomnia?"tanya Lista serius.
"Sepertinya masih gejala"!kata Didi tidak yakin.
"Rabu jam sepuluh pagi aku ada diKlinik bla bla,kalau kamu ada waktu bisa langsung datang aja"!meyakinkan Didi.
"Ok"!sahut Didi.